Selamat datang di Kumpulan Cerpen Remaja dan Anak! Silahkan mengunjungi satu per satu cerpen dari para penulis kami!
Bisa mulai ditelusuri dari Authors yang berisi profil kami, kemudian Become Author untuk mengirim karya atau pun menjadi penulis tetap. Melanjutkan atau malah langsung menuju Daftar Cerpen yang berisi cerpen terposting di blog lama maupun baru pun oke. Ada yang kurang? Tanyakan di Information. Berkelana sesuka hati saja, deh! Welcome!
Jumat, 04 November 2016
Detective Numpang Lewat - Cerpen Remaja
-->Detective Numpang LewatKarya -->Yudha
Di sebuah kota maju yang bernama kota Neuro, terdapat sebuah SMP favorit bernama SMP Pelita. Hari ini adalah hari pertama sekolah untuk siswa-sisiwi angkatan baru tahun ini. Di antara 200 siswa yang terpilih menjadi siswa di SMP Pelita, ada satu siswa yang tidak pernah menunjukan ekspresi ceria dan tidak pernah berbicara kecuali hanya saat ditanya. Namanya Tata Surya Wahyu Dharma atau biasa dipanggil Tatsuya. Karena dia sering menunduk dan menyendiri, banyak siswa-siswi yang menggosipinya.
Rupanya kehidupannya di rumah juga tidak terlalu menyenangkan. Sejak kecil, Tatsuya sering dilatih mentalnya oleh ayahnya, oleh ibunya juga sering ditekankan disiplin. Penting memang, tapi jika dilihat hasilnya, Tatsuya malah menjadi takut kepada orang tuanya. Bahkan, dia sampai tidak mau meminta apapun dari orang tuanya, hanya menerima pemberian, tidak meminta. Kepada Adiknya, Tatsuya sangat baik, walau terkadang jika permainan adiknya dirasa terlalu kekanak-kanakan, Tatsuya menolak bermain dengan adiknya. Di kelas, di tempat duduknya, Tatsuya sedang duduk melamun sambil berbicara sendiri.
“Hey, aneh tidak sih kalau hanya diam saja dan tidak bersosialisasi di kelas baru?.... Haha, enggak lah.... Tapi kalau tidak ikut perkembangan zaman, nanti dicap kudet sama teman-teman.... Alah, biarkan saja perkataan orang, ingatlah! Satu-satunya orang yang bisa menilaimu dengan akurat adalah dirimu sendiri.... Benar juga, tapi bagaimana dengan teman? Nggak asik kalo nggak ada teman kan?.... Sekarang kan banyak orang yang suka manfaatin orang, bantu-bantu aja kalau dibutuhim dan kalau mampu.... Yasudahlah, terima kasih, Aibou.
Begitulah Tatsuya, dia selalu merasa memiliki dua jiwa dalam satu tubuh, diri lainnya diberi nama Aibou. Tiba-tiba, datang ayahnya Tatsuya. Tiba-tiba, datang seorang guru IPS , Pak Guru langsung memberikan tugas membuat kliping seputar sumber daya alam di Indonesia. Pak Guru membatasi waktu sampai lusa, setelah itu tidak ada toleransi lagi. Tentunya seisi kelas menjadi ribut, baru masuk sudah dapat tugas berat. di antara 20 siswa disana, hanya Tatsuya yang tidak protes.
Ketika jam istirahat, Tatsuya tak sengaja menguping teman-teman sekelasnya yang sedang membicarakan Bu Ani. Kabarnya, Bu Ani sedang bersaing dengan Bu Fitri. Ada yang bilang mereka bersaing mendapatkan seorang lelaki, ada yang bilang mereka bersaing untuk mendapat predikat guru terbaik, dan lain macam versinya. Tatsuya tidak memperdulikannya, hanya dianggap suara yang numpang lewat saja.
Pada hari Rabu, pada jam istirahat, Tatsuya mengumpulkan tugas sesuai dengan yang diperintahkan. Sepertinya, baru dia seorang saja yang baru mengumpulkannya. Tatsuya mengumpulkan tugasnya kepada Guru IPS langsung di ruang guru. Disitu, Tatsuya masih diceramahi soal bagaimana bentuk klipingnya, kurang-lebihnya, lalu ditambah profil milik kakak-kakak kelas terdahulu. Tatsuya tampak tidak memperdulikan basa-basi itu dan hanya melihat-lihat suasana di ruang guru, ada yang sedang mengobrol, mengerjakan sesuatu di laptop, dan makan. Lima menit pun berlalu, tiba-tiba terdengar suara teriakan dari Bu Fitri, rupanya, lembaran kertas materi soal matematika untuk ulangan harian hari senin depan hilang. Padahal tadi ada dimejanya. Sontak seisi ruangan menjadi heboh, banyak guru yang menuduh Bu Ani lataran mengetahui jika Bu Ani tidak meyukai Bu Fitri. Terjadi debat yang hebat. Ditengah-tengah keributan, Tatsuya menyela.
“Maaf pak, bu, bukan Bu Ani pelakunya.” Kata Tatsuya agak keras.
“Kamu ini anak kecil ikut-ikutan saja! Sudahlah, diam saja kau! Memangnya kau tahu apa? Palingan....” Bentak guru PPKN.
“Ibu guru kerudung biru, andalah pelakunya!.” Kata Tatsuya datar sambil menunjuk Guru yang berkerudung biru itu.
“Maksudmu, Bu Rina? Guru Bahasa Inggris itu? Haha, nggak mungkinlah, dia ini kan sahabatnya Bu Fitri, jadi nggak mungkin Bu Rina mencoba menghancurkan Bu Fitri. Yang jelas pelakunya itu ya Bu Ani.” Kata guru PPKN.
“Tidak, memang bu Ani lah pelakunya.” Kata Tatsuya.
“Kamu itu apa sih? Ganggu aja, sudah, pergi sana!.” Bentak guru PPKN.
“Sudahlah, jangan debat dengan anak kecil, ingat umur, pak!.” Kata Bu Rina kepada Guru PPKN.
“Nak, kalau kau masih curiga denganku, biar ibu buktikan ya..., dari tadi, ibu hanya berdiri di depan meja Bu Fitri sambil mengobrol dengannya, bukan begitu?.” Sambung Bu Rina.
“Justru itu trik-nya, ibu bawa kertas kan?” Jawab Tatsuya singkat.
“Ohh, iya, ini lembaran....”. Kata Bu Rina namun terpotong oleh Tatsuya.
“Anda tidak perlu berpura-pura lagi, Bu.” Kata Tatsuya sambil menyahut stopmap milik Bu Rina.
“Ibu itu guru Bahasa Inggris kan? Mengapa ada lembaran kertas matematika disini? Lembar ulangan harian lagi... Ayo, mengelak lagi.” Tanya Tatsuya sambil menunjukan sebuah lembaran kertas ke depan Bu Rina.
“Sepertinya, saya ketahuan ya. Iya, memang aku yang mengambilnya.” Bu Rina mengaku.
“Kenapa? Katanya kita bersahabat, kenapa....” Kata Bu Fitri marah namun terpotong oleh Tatsuya.
“Karena uang, kan? Satu-satunya alasan paling logis seorang guru mencuri lembaran materi ulangan tentunya untuk diberikan kepada Wali murid X yang menyuap.” Kata Tatsuya.
“Tapi, tentang konflik Bu Ani dengan Bu Fitri itu?.” Tanya guru PPKN.
“Itu hanya gosip yang dibuat-buat. Jadi, Bu Rina yang mendapat uang suap dari Wali murid X berupaya untuk mendapatkan lembar ulangan harian bagaimanapun caranya. Kebetulan, Bu Ani dan Bu Fitri sempat terlibat suatu masalah yang aku tidak tahu apa itu, lalu dijadikan gosip untuk meramaikan keadaan. Hari ini, kebetulan lembaran yang diincar ditaruh di depan meja. Begitu ada kesempatan, Bu Rina mengambil lembaran tersebut dengan cara menumpuk lembaran-lembaran miliknya di atas lembar yang diincar lalu mengajak Bu Fitri mengobrol, lalu, jika waktunya dirasa cukup, Bu Rina mengambil lembaran yang diincar dengan disamarkan oleh lembaran miliknya.” Jelas Tatsuya.
“Tapi mengapa matematika?.” Tanya salah seorang guru.
“Mungkin saja karena murid X ini tidak pintar matematika, dan sepertinya Wali murid X ini kenal dekat dengan Bu guru kerudung Biru ini.” Jawab Tatsuya.
“Maaf pak, jam pelajaran di kelas saya sudah dimulai, permisi.” Sambung Tatsuya mohon diri lalu langsung pergi.
“Sebentar, nak, siapa namamu?.” Tanya Pak Kepala Sekolah.
“Bukan siapa-siapa pak, hanya numpang lewat.” Jawab Tatsuya lalu pergi.
Pada hari Senin minggu kedua, sudah diresmikan Bu Rina dikeluarkan dari SMP Pelita tanpa memberitahu pihak kepolisian. Dan Bu Rina juga memberitahu Wali murid X yang menyuapnya, sehingga, siswa X itu dikeluarkan dari sekolah. Ternyata, Wali murid X ini merasa malu karena anaknya yang berhasil masuk SMP ternama di kota Metro tidak pintar matematika, semacam menjaga nama baik, agar tidak dicemooh tetangga.
Ketika upacara bendera, Bapak Kepala Sekolah menyempatkan untuk menceritakan masalah tersebut. Dan beliau yang tidak mengetahui identitas Tatsuya hanya menyebutkan bahwa “Pihak sekolah dibantu oleh seorang pemuda yang pandai menganalisis dan pemuda ini hanya mengatakan jika dia numpang lewat saja, sehingga saya menjulukinya ‘Detective Numpang Lewat.’.” .
Sontak seluruh siswa menertawakan perkataan Pak Kepala sekolah itu. Mereka semua baru diam ketika Pak Kepala Sekolah mengatakan bahwa “walaupun aneh dalam bentuk konkret-nya, namun dia sangat berjasa bagi sekolah ketika.”.
“Case Closed.” Kata Tatsuya dalam hati.
Profil dan Lainnya
-->Hai semua, saya yudha. saya mau berbagi cerpen saya. saya masih pemula, jadi tolong maklumi yah. tolong beri kritik dan saran, terima kasih.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Biarkan kami tahu kamu di sana... ;)