Selamat datang di Kumpulan Cerpen Remaja dan Anak! Silahkan mengunjungi satu per satu cerpen dari para penulis kami!
Bisa mulai ditelusuri dari Authors yang berisi profil kami, kemudian Become Author untuk mengirim karya atau pun menjadi penulis tetap. Melanjutkan atau malah langsung menuju Daftar Cerpen yang berisi cerpen terposting di blog lama maupun baru pun oke. Ada yang kurang? Tanyakan di Information. Berkelana sesuka hati saja, deh! Welcome!
Welcome to KCRdA weblog | take parcitipate with us | read stories | comment | send stories

Kamis, 14 April 2016

Saksi Bisu Kau dan Aku - Cerpen

Saksi Bisu Kau dan Aku
Karya Yusrini Nur Kulsum

Aku masih terpaku dibawah rintik hujan yang semakin lama semakin besar. Aku menikmatinya, tetes-tetes air dari langit itu kembali mendarat dikepalaku. Aaah segar sekali, masalahku seakan terbawa hilang oleh suara gemuruh air yang kian membesar.

Ooh ya, namaku Mega. Aku adalah anak semata wayang kedua orang tuaku. Aku tak punya saudara, kakak atau pun adik. Sebenarnya aku sangat kesepian, tak ada tempat untukku mengadu selain ayah dan ibu..

Hujan sore ini seolah kembali membangkitkan semua kenanganku bersama Hendy. Orang yang ku sayang hingga saat ini. Hmm, hujan memang selalu menjadi pembangkit kenangan, dan apalah itu .

Aku mencintai hujan, aku selalu bahagia mematung diguyur kesegarannya. Bukan aku tak takut sakit, tetapi kebiasaanlah yang membuatku selalu bermain air ketika hujan, padahal bulan depan umurku genap 17 tahun. Haha sepertinya memang aku tidak peduli.

'Megaa....' Suara yang tak asing ditelingaku. Itu pasti Hendy, dia akan menceramahiku lagi. Gumamku dalam hati
'Aku sudah bosan memarahimu! Aku sudah bosan cerewet di depanmu! Aku takut terjadi sesuatu kepadamu! Ayolah megaaa aku menyayangimu, berhentilah menjadi anak TK yang selalu bermain dengan hujan' cerocosnya
Aku membisu, ku tarik tangannya, dan membuatnya berada dibawah hujan denganku.
'Ayolah hendy, ini menyenangkan! Akupun sama sepertimu, aku bosan memberikan sejuta alasan agar aku bisa bermain air tanpa ceramahmu, akupun takut terjadi sesuatu yang buruk padamu, dan satu lagi! Aku menyayangimu lebih dari dirimu!! Hahaha'
'Tolong dengarkan aku!' Tiba-tiba hendy memelukku
'Apa yang ingin kau katakan? Aku mendengarmu! Lepaskan aku! Aku lebih suka menari dibawah hujan daripada pengap dalam pelukanmu!' Candaku
'Mega! Aku serius! Kali ini cobalah jangan anggap aku selalu bercanda!'
Aku terdiam..
'Yaa, silahkan berbicara Hendy Kurnia Aggata!'
'Aku mencintaimu..'
'Hanya itu? Ah sudahlah aku tahu itu'
'Tolong dengarkan dulu, aku belum selesai!' Sepertinya dia mulai kesal dengan kelakuanku.
'Mega, aku hanya ingin memberitahumu, aku mencintaimu, menyayangimu, aku ingin selalu ada untukmu, tetapi semua tidak akan terwujud, aku harus membuang jauh-jauh semua rasa dan keinginanku!' Wajahnya terlihat menyembunyikan sesuatu
'Apa maksudmu? Aku tidak mengerti! Apa kau ingin mengakhiri hubungan ini? Kenapa? Apa alasanmu?' Aku mulai tak karuan
Ia berbalik, seolah enggan menatapku.
'Aku akan menikah meg, minggu depan. Yaa minggu depan!' Suaranya parau
'Ah kau memang suka bercanda, aku tak percaya padamu! Lagian umurmu baru 20. Kau sudah punya apa mau menikah? Lagipula wanita mana yang akan kau nikahi?' Aku masih tak percaya dengan perkataannya.
Dia masih membelakangiku, hingga akhirnya kembali menatap dan memelukku.
'Aku menyayangimu, sebenarnya aku tak ingin menikah secepat ini, menikah dengan wanita yang tak kutahu siapa, menikah dengan wanita pilihan ibuku!' Pelukannya semakin erat
'Maafkan aku mega' suaranya serak, sepertinya ia menangis
Apa ini nyata? Ah aku masih tak percaya

Aku melepaskan pelukannya, tak sadar, sedari tadi air mataku jatuh bersamaan dengan air hujan.
'Kenapa kau mau melakukan ini hen? Aku menyayangimu! Aku tak mau kehilanganmu!'
'Mega.. Ini bukan kemauanku. Kau tahu? Aku sangat menyayangi ibuku, tak mungkin aku menolaknya!'
'Sudahlah, aku membencimu! Aku tak ingin bertemu denganmu lagi! Pergilah! Berbahagialah dengan semua yang kamu mau!
Aku berlari ditengah derasnya hujan..
Dia mengejarku, menahan lenganku.
'Mega! Yang aku mau kamu! Tolong mengerti! Aku juga sulit menentukan pilihan ini!'
'Sudahlah hen, jika itu memang kemauan ibumu tak apa, aku mengerti!'

Huuuhhh.. Aku terlalu munafik untuk berkata bahwa aku mengerti, karena sebenarnya aku benar-benar tidak ingin mengerti, aku ingin egois dengan pilihanku memiliki hendy, tapi Tuhan berkata lain..

Ini pelukan hendy untuk yang terakhir, dia memelukku, mencium keningku.. Akupun memeluknya, menangis dipelukannya. Ini perpisahan, yang tak pernah ku inginkan.

Hujan ini seakan menjadi saksi kesedihan diantara kami...


Profil dan Lainnya
Nama: Yusrini Nur Kulsum
Tempat, tanggal lahir: Garut, 29 November 1998

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Biarkan kami tahu kamu di sana... ;)