Selamat datang di Kumpulan Cerpen Remaja dan Anak! Silahkan mengunjungi satu per satu cerpen dari para penulis kami!
Bisa mulai ditelusuri dari Authors yang berisi profil kami, kemudian Become Author untuk mengirim karya atau pun menjadi penulis tetap. Melanjutkan atau malah langsung menuju Daftar Cerpen yang berisi cerpen terposting di blog lama maupun baru pun oke. Ada yang kurang? Tanyakan di Information. Berkelana sesuka hati saja, deh! Welcome!
Welcome to KCRdA weblog | take parcitipate with us | read stories | comment | send stories

Selasa, 16 Februari 2016

Because of Love

Because of Love
 BY : Inas Suha Azzahra  

            Kecelakaan delapan tahun yang lalu adalah tragedi yang tidak pernah terlupakan. Kecelakaan itu telah merengut nyawa mama ku dan kedua mata ku. Kerena, kecelakaan itu. Hidup ku berubah secara drastis. Mama telah pergi untuk slama nya. Kedua mata ku yang tidak bisa melihat dunia lagi. Dan kedua kakak ku pergi ke london dan tinggal bersama opah. Sedangkan papa ku, dia slalu sibuk dengan bisnis nya. Dan aku. Aku harus menerima takdir ku. Buta untuk slamanya.

Aku mengalami prustasi dalam hidup ku. Semenjak aku buta. Aku jarang berbicara pada semua orang. Setiap orang yang baru mengenal diri ku. Pasti mengira diri ku buta dan bisu. Aku berhenti sekolah di sekolah ku yang lama. Dan aku menjadi homeschooling. Aku berhenti bermain main piano.

Delapan tahun sudah. Kini, aku sudah bisa mejalani hidup ku. Aku yang sudah mulai bisa menerima kenyataan hidup ku. Semenjak kedua kakak ku tinggal bersama opah. Mereka tidak pernah pulang dan memberi kabarnya pada ku. Semua berubah. Tak lagi sama seperti dulu.

Kini, aku memilih untuk tinggal di bogor. Aku merasa sangat tenang jika berada di villa. Aku merasakan ketenangan, kenyaman dan aku lebih merasa berarti. Kehidupan ku sangat lah gelap. Seperti apa yang aku lihat sekarang. Hidup ku buta kebahagian. Seperti ke adaan ku sekarang. Semua sudah terjadi. Dan aku harus menerima semua nya.

Pemandangan danau di samping villa yang tidak dapat aku lihat pemandangan nya. Aku hanya bisa merasakan angin yang berhembus lembut di kulit ku. Dan merasakan udara yang dingin dan segar membuat ku merasa bersemangat di pagi hari ini. Walaupun aku tidak bisa melihat keindah danau ini. Tapi, aku bisa merasakan nya.

“ non.”


Terdengar suara bibik memanggil ku. Semenjak aku buta. Bibik slalu menemani hari hari ku. Dia slalu ada untuk ku. Dia pengganti mama ku. Bibik slalu mengerti diri ku. Dia yang merawatku dengan sabar dan tulus. Aku sangat sayang dengan bibik. Dan aku mengaggap bibik adalah mama ku sendiri.

“ ini bibi bawakan susu hangat dan roti untuk non.”ucap bibik meletakkan roti dan piring roti di jembatan yang pendek. Kira kira hanya tiga meter pajangnya. Aku duduk di pinggir jembatan tersebut, sambil menggoyangkan kedua kaki ku secara bergantian.

Aku ingin seperti dulu lagi. Bermain piano dan ikut lomba dari seluruh dunia. Tapi aku merasa tidak bisa dengan diri ku sekarang. Karna diri ku, tidak seperti dulu. Yang bisa melihat dan bermain piano dengan indah dan lancar. Aku berdiri. Dan berjalan ke arah ayunan yang di ikatkan oleh ranting pohon yang sangat besar. Aku mengayunkan badan ku.

Beginilah keseharian diri ku. Begitu sangat membosankan. Terkadang, aku ingin mengakhiri kehidupan ku. Aku merasakan kebosanan dalam jiwa ku. Aku merasa sangat hampa. Aku tidak tau, kapan mata ku dapat di operasi dan mendapatkan donor mata. Aku ingin melihat seperti dulu lagi. Walaupun, semuanya tidak bisa seperti dulu lagi. Setidaknya, aku bisa melihat dunia dan bermain piano kembali lagi.

Saatnya makan siang. Semua makanan telah terhidang di meja makan. Bibik memanggil ku yang berada di kamar atas. Aku turun dengan meraba dengan tongkat ku. Aku duduk di kursi yang telah bibi sediakan untuk ku. Bibik slalu memegangkan garpu dan sendok di kedua tangan ku. Bibik juga mengarahkan kedua tangan ku dimana letak piring.

Aku mencari pulpen dan buku untuk, aku menulis meminta sesuatu dengan bibik atau orang lain. Aku mencarinya dengan meraba. Sampai piring ku terjatuh. Aku begitu sangat panik saat mendengar suara pecahan kaca. Aku berdiri. Mundur, mundur dan sampai terjatuh.

“ astagfirullah non. Non kenapa?” tanya bibik pada ku.

 Bibik langsung membantu ku berdiri. Aku memperagakan tangan ku menulis. “ oh. Bentar ya non.” Kata bibik yang sudah mengerti dengan maksud ku. Bibik langsung mengambil pulpen dan buku nota ku. Aku langsung menulisnya.

“ apa? Non mau bermain piano kembali lagi?” kata bibik setelah membaca yang aku tulis di nota ku. Akupun, mengganggukkan kepala ku.
“ non yakin?” tanya bibik yang masih ragu. Aku menganggukkan kepala ku kembali lagi.
“ ya. Nanti bibik telfon papa non.”kata bibik. Aku pun hanya tersenyum lebar.

Besok, aku sudah bisa ke sanggar piano di bandung. Aku bersemangat untuk belajar bermain piano kembali. Aku akan berusaha walaupun aku tidak bisa dapat melihat kembali lagi. Tapi, dengan aku yakin. Aku pasti bisa.

Udara pagi itu, masih sangat dingin. Aku diantar oleh pak supir ke dalam sanggar. Disana, aku lansung duduk di kursi piano. Sudah lama, aku tidak bermain piano. Tangan ku sudah kaku untuk memainkan nya kembali. Pertama, guru ku yang mengajarkan aku bermain piano. Membiarkan aku memainkannya sendiri. Aku memainkannya dengan berantakkan.

“ stop.”

Aku langsung berhenti memainkannya. Entah mengapa. Aku menjadi begini. Seolah olah, aku tidak pernah bermain piano. Tangan ku menjadi kaku saat memainkannya. Padahal, sewaktu aku masih bisa melihat. Aku paling jago bermain piano dan sangat banyak mendapatkan penghargaan. Tapi, sekarang. Aku tidak bisa dapat bermain piano kembali lagi seperti dulu.

Guru piano ku sangatlah kejam dan galak. Dia slalu memukulkan rotan nya di piano sehingga aku sangat takut dengan nya. Aku terus berusaha. Aku akan tunjukkan pada dunia. Bahwa aku pasti bisa bermain piano seperti dulu. Walaupun aku buta.

Jam bermain piano sudah selesai. Aku ingin mengambil permen yang di letakkan supir ku di samping piano. Aku tidak tau persis dimana ia menaruh piring permen tersebut. Aku terus merabanya. Dan piring permen itu terjatuh. Aku langsung mengutipnya dengan cara meraba. Tiba tiba seseorang membantu ku mengutip permen yang terjatuh di piring tadi. Aku langsung mengambil buku nota ku dan pulpen yang slalu aku simpan di tas kecil ku. Aku menulis terima kasih padanya. “ sama sama.” Katanya.

“ kalau kamu mau ambil permen. Permen nya aku letakkan di atas piano ini.” Katanya sambil memagang tangan ku dan mengarahkan tangan ku dimana toples permen tersebut berada.
“ jadi kamu sudah tau kan?”Aku menganggukkan kepala dengan tersenyum padanya.
“ kamu mau permen nya?” tanya nya. Aku menganggukkan kepala ku kembali lagi. Dia mengambil permen itu dan menyulangkan permen itu ke mulut ku. Aku tersenyum lagi untuk nya.
“ oh ya, nama kamu siapa? Nama ku reno.” Katanya memperkenalkan dirinya. Aku menulis nama ku di buku nota ku.
“ ohh… nama kamu grece?” aku menganggukkan kepala ku lagi.

Aku meraba wajah nya dengan kedua tangan ku. Hidung sangat mancung. Kulitnya halus. Alisanya sepertinya agak tebal. Mata nya yang tidak sipit. Aku sudah bisa membayangkan wajah nya yang begitu tampan. Walaupun aku tidak tau apakah yang aku bayangkan sama atau tidak dengan sebenarnya. Tiba tiba kedua tangannya memegang kedua tangan ku yang sedang meraba wajah nya. Dia turunkan tangan ku dari wajah nya dan di genggam tangan ku.

“ tuan.” Terdengar suara seorang pria yang sudah cukup tua. Aku rasa dia memanggil reno.
“ grece. Aku pulang dulu ya. Besok kita ke temu lagi disini.” Ucapnya. Aku tersenyum padanya dan dia melepaskan genggaman tangan nya pada kedua tangan ku.

Aku merasakan sangat bahagia. Aku tersenyum sendiri di ayunan yang di ikat di ranting pohon tua. Aku tidak tau mengapa aku merasa sangat bahagia hari ini? Setelah aku mengenal reno. Apa mungkin aku jatuh cinta padanya? Tapi, aku baru mengenalnya beberapa jam yang lalu. Jika memang iya. Ini adalah pertama kali aku merasakan jatuh cinta.

Besok hari nya, aku bertemu dengan nya lagi. Aku merasa sangat bahagia. Dia mengajak ku duduk di kursi taman. Dia memegang tangan ku.dan dia memberi ku es krim cornetto. Disana kami bercanda bareng. Dan tertawa bersama.

“ besok aku boleh antar kamu pulang ke rumah kamu kan?.” Tanya reno. Aku menganggukkan kepala ku.
“ kamu sudah di jemput.”kata reno pada ku. Reno mengantar ku ke mobil ku.
“ hati hati ya. Sampai jumpa besok.” Ucapnya. Aku hanya tersenyum lebar padanya.

“ itu pacar non ya?” tanya pak supir saat perjalanan pulang. Aku menggelengkan kepala ku dengan tersenyum.
“ klo bukan pacar non. Kenapa non tersenyum senyum sendiri dari tadi.”kata pak supir. Aku hanya diam dan tersenyum sendiri. Aku ambil buku nota dan pulpen ku. Aku menulis besok bapak jangan jemput saya ya.
“ enamang non mau di jemput sama siapa?” tanya pak supir. Aku menulisnya kembali di buku nota ku besok reno ingin mengantarkan aku pulang kerumah.
“ siap non.” Kata pak supir.

Sampai di kamar ku. Aku langsung menjatuhkan badan ku di tempat tidur ku. Dan aku tersenyum sendiri. Rasanya, aku ingin melihat kembali. Aku ingin bisa melihat seperti dulu lagi. Tapi, dokter bilang. Mata ku belum bisa untuk di operasi.

Begitu sangat bersemangat ketika bangun pagi. Aku berjalan ke danau. Dan berdiri di pinggir nya. Angin pagi yang berhembus sangat menyegarkan membuat ku semakin bersemangat. Walaupun aku tidak bisa melihat indah nya pagi. Tapi, aku bisa merasakan nya.

Matahari yang sudah agak terasa panasnya. Berarti hari sudah siang. Aku masuk dan segera membereskan diri untuk pergi ke sanggar music piano. Hari ini, reno akan mengantar aku pulang.
“ aku jadi kan. Antar kamu pulang?” tanya nya saat aku duduk di kursi taman menunggunya. Aku mengangguk kan kepala.

“ gimana kalau kita jalan jalan ke kebun teh? Kamu mau?” aku langsung mengangguk kan kepala ku dengan tersenyum lebar saat reno menawarkan tawaran itu pada ku.

Hari sudah mulai gelap. Dari siang sampai jam tujuh malam kami berdua bersenang senang. Sudah lama aku tidak merasakan kebahagian ini lagi. Rasanya hidup ku kembali lagi seperti dulu. Kami pergi ke kebun teh dan kami berdiri di batuan tebing yang bawah nya jurang. Dengan sepuas hati kami menjerit dan tertawa disana. Dan Reno mengantar ku sampai ke rumah.

“ kamu punya kakak?”tanya reno ketika berhenti di depan gerbang villa ku. Aku mengangguk kan kepala ku yang berarti aku bilang “iya”
“ dia ada disini?”aku menggelengkan kepala ku.
“ jadi dia siapa?”tanya reno.

Terdengar suara ketukan tiga kali di kaca jendela mobil reno. Reno turun dari mobilnya. Dan aku juga turun dari mobil reno.

“ kamu siapa?”Seseorang bertanya pada reno.
“ teman nya grace kak.” Jawab reno.
“ grace. Ayo masuk. Terima kasih sudah antar adik saya pulang.” Seseorang itu memegang tangan ku.

Sampai di dalam rumah. Aku menghentakkan tangan ku yang di pegang oleh seseorang itu. “ grace. Kamu kenapa? Ini kakak.kak david.” Ucap nya. Aku tidak tau harus bagaimana. Aku benci mereka. Aku gak ingin mereka semu ada di kehidupan ku kembali lagi. Tapi, aku juga sangat merindukan mereka.

“ kakak kembali. Maafkan kakak.” Kata kak david memeluk ku.
Aku menangis. Sudah lama aku tidak merasakan pelukan hangat dari kak david.  Slama bertahun tahun kak david dan kak zeno tidak pernah ada kabarnya, semenjak mereka pergi tinggal bersama opah. aku memukul kak david. Kak david langsung tau bahwa aku sangat marah padanya.

“ grace. Maafkan Kakak. Kakak gak akan tinggalin kamu lagi. Kakak akan slalu ada untuk kamu lagi mulai saat ini. Kak janji.”kata kak david berjanji pada ku. Aku terus menangis.
“ kakak. mohon grace.”

Aku langsung berjalan ke kamar ku dan langsung menguncinya. Aku menangis dan melemparkan semua barang barang yang ada di kamar ku. Aku menjerit. Aku masih sangat marah dengan mereka semua. Kenapa kak david hadir di  kehidupan ku lagi. Setelah aku berhasil untuk melupakan mereka semua! Kenapa!

Sudah dua hari aku tidak ke sanggar. Dan hari ini. Aku juga tidak pergi ke sanggar. Aku duduk di ayunan yang di ikat di ranting pohon besar. Aku sendiri disana. Tiba tiba seseorang mengayun ayunan ku dengan tinggi. Aku ketakutan dan dia memberhentikan nya.

“ kenapa sudah tiga hari ini kamu gak ke sanggar?”

Aku terkejut saat reno berbicara. Aku menggelengkan kepala ku. Sekarang, dia duduk di ayununan di sebelah ku. Kami duduk dan sedikit mengayunkan nya. Aku yang tetap diam saja saat reno berbicara pada ku.

“ kamu ada masalah ya? Dari tadi aku bicara sama kamu. Kamu tidak merespon.”
“ aku pulang ya. Mungkin kamu lagi ingin sendiri.” Katanya lagi. Saat aku masih tidak merespon perkataannya.
“ reno.” Panggil ku saat dia pergi menjauh. Dia berhenti melangkah. Badannya berbalik arah ke pada ku.
“ kamu panggil aku? Kamu bisa bicara?” tanya reno heran. Aku mengangguk kan kepala ku.
“ aku gak salah dengarkan?”
“ gak reno.” Jawab ku.

Sekarang, aku dan reno duduk di pinggir jembatan yang berada di pinggir danau. Kami duduk berdua disana. Reno memegang tangan ku. Dan aku bersandar di atas bahunya. Aku dan reno mempunyai rasa yang sama. Sama sama mencintai. Walaupun kami berdua tidak pernah mengungkapkan perasaan kami satu sama lain. Tapi, aku yakin. Reno mencintai ku. Aku merasakan kehangatan dan kenyamanan saat berada bersama nya.

Setiap pagi aku dan reno slalu berdiri di pinggir danau. Merasakan udara yang segar dan dingin. Dan terkadang. Kami menaiki perahu yang terikat di pinggir kayu jembatan, tempat bisa kami duduk disana. Berkeliling keliling danau saat mata hari mulai terbit. Itu adalah hal yang terindah. Dan sudah lama. Perahu ini tidak aku naikki. Dan ini pertama kali lagi aku menaiki perahu ini.

Aku sudah bisa memaafkan kak david. Dan mereka semua. Papa dan kak aldo. Mereka adalah papa dan kakak ku. Mereka adalah keluarga ku. Aku percaya, suatu saat nanti. Keluarga ku pasti bisa seperti dulu. Walaupun mama tidak bisa bersama kami lagi disini.

“ kamu kenapa gak mau bicara sih? Padahal kamu kan gak bisu.” Tanya reno saat kami duduk di kursi taman sanggar. Aku hanya diam. 
“ aku lebih merasa nyaman saat aku tidak berbicara. Hidup ku bisu dan buta. Hidup ku gelap. Hidup ku bisu. Tidak ada orang yang dapat aku ajak untuk bicara selama aku buta. Dan baru kali ini. Aku berbicara kembali lagi. Kamu. Adalah orang yang pertama membuat ku bicara kembali lagi.”jawab ku.
“ kamu buta dari lahir atau karna kecelakaan?”
“ karna kecelakaan delapan tahun yang lalu. Kecelakaan itu membuat mata ku menjadi buta. Dan membuat mama ku untuk pergi slama nya. Dan kehidupan juga berubah menjadi gelap. Dan saat itu juga. Aku tidak pernah bicara lagi.”jawab ku.

Tiba tiba reno memegang tangan ku. Dan dia membawa  tangan ku ke dadanya. Aku merasakan detak jantung nya yang begitu kencang. Aku tersenyum lebar.

“ mulai sekarang. Kamu harus bicara lagi. Hidup kamu tidak gelap seperti apa yang kamu lihat sekarang. Hidup kamu penuh dengan warna. Tersenyumlah slalu.” Kata reno yang masih menaruhkan tangan ku di dadanya.
“ kamu merasakan detak jantung ku kan? Aku sangat mencintai kamu. Jadi. Jangan pernah bersedih. Karna aku, akan slalu ada untuk kamu. Saat kamu dalam keadaan apa pun. Karna aku, sangat mencintai kamu. Sejak aku pertama kali aku bertemu dengan kamu.”ucap reno pada ku.

Saat itu. Malam begitu itu indah. Walaupun dia gelap dia tetap indah. Karna dia disinari oleh bulan dan bintang bintang di langit. Dan pemandangan danau yang sangat indah dan begitu tenang. Hidup ku tidak lah gelap seperti yang ku lihat sekarang. Hidup ku penuh dengan warna warni kehidupan. Hanya saja. Aku tidak pernah menyadarinya.

Sudah beberapa hari ini, reno tidak datang ke sanggar. Dan dia juga tidak pernah datang ke villa lagi. Aku sangat cemas dengan nya. Tidak ada kabar tentang nya sedikit pun. Aku sangat kwatir dengan nya. Dia menghilang begitu saja bagaikan di telan bumi.

Hari sudah mulai senja. Aku yang masih duduk di ayunan dengan berharap reno datang. Tidak bisanya reno begini. Tidak ada kabar tentang nya sedikit pun. Seseorang mengayun ayunan ku. Aku berfikir itu kak david.

“ kak. Jangan tinggi tinggi.”
Ternyata salah. Dia bukan kak david. Tetapi, reno. Dia datang. Setelah sekian lama tidak ada kabar tentang nya. Dan sore hari ini. Dia muncul kembali.
“ reno.”
“ ya.”
“ ini reno kan?”
“ ya.”
“ kemana aja kamu slama ini? Kenapa gak ada kabar?” tanya ku kwatir pada nya dan sangat rindu dengan nya.
“ hmm… maafkan aku ya grace. Slama tiga hari yang lalu. Aku pergi ke amerika. Soalnya aku perginya mendadak. Maafin aku ya.”kata reno meminta maaf pada ku.
“ ya. Tapi, jangan kamu ulangi lagi ya. Aku sangat kwatir tau.”ucap ku.

Kami bercanda bareng disaat mata hari mulai tenggelam. Aku, kak david dan reno makan malam bersama. Setelah makan malam. Aku dan reno pergi ke danau dan duduk di pinggir nya. Aku meraba wajah nya. Dan aku merasa keganjalan pada diri nya.

“ ren. Rambut kamu botak ya?” tanya ku saat merasakan kepalanya yang botak.
“ iya. Aku pangkas botak. Biar hemat.”
“ ihhh… reno.”

Kami tertawa di bawah bintang bintang dan bulan yang bersinar. Merasakan kehadiran reno kembali. Kehadiran nya membuatku merasakan kebahagian. Aku tidak tau bagaimana harasanya jika aku kehilangan reno. Karna sekarang. Reno adalah kehidupan ku. Tanpanya. Semuanya akan menjadi hampa.

“ grace. Aku suka sekali tempat ini. Melihat bulan dan bintang di langit malam sangatlah indah. Kamu suka tempat ini juga kan?”tanya reno.
“ iya. Aku suka sekali.”reno memegang tangan ku.
“ aku beruntung pernah bertemu dengan kamu dan sekarang kita bisa bersama. Kamu sangat berarti dalam hidup aku. Tetaplah tersenyum saat apa pun itu. Karna dengan tersenyum beban kehidupan kita akan semakin berkurang. Jangan pernah menangis lagi.”ucap reno.
“ aku ingin memainkan piano untuk kamu.”kata reno.
“ ayo.” Ajak nya.

Reno memainkan piano dengan indah. Dia pintar sekali bermain piano. Aku sangat mendengarkan nya. Tiba tiba reno berhenti memainkan piano. Dan suara pianonya menjadi berantakan. Tidak lama. Dia memainkan nya kembali lagi. Dan aku tersenyum lagi.

“ kakak punya kabar bahagia untuk kamu.”kata kak david saat aku duduk di meja makan untuk sarapan.
“ apa?”
“ kata dokter. Mata kamu sudah bisa di operasi. Kakak akan segera mencari donor mata untuk kamu.”kata kak david. Aku tersenyum pada kak david.

Setelah sarapan. Reno mengajak ku pergi kesuatu tempat entah dimana. Sepertinya jauh. “ ren. Kamu bawa aku kemana?”tanya ku. “ kita ke jakarta.”jawab nya. “ ngapain kesana?” “ udah. Ikut aku aja.”kata reno. Aku pun ikut dengan nya.

Akhirnya, sampai juga di jakarta. Reno membuka kan pintu mobil ku. Dan menuntun ku. Aku duduk di kursi yang telah dia sediakan untuk ku. Dia memagang kedua tangan ku. Tangan nya berubah menjadi dingin.

“ ren. Tangan kamu kenapa jadi dingin begini? Kamu sakit?” tanya ku cemas.
“ gak. Aku gak apa apa. Ayo kita makan.”ajak reno.
“ kamu tau gak. Kata kak david. Mata aku sudah bisa di operasi. Tapi, aku belum mendapatkan donor mata untuk ku. Doa’i ya biar aku cepat dapat donor mata. Biar aku bisa lihat wajah kamu.” Ucap ku pada reno.
“ iya. Kamu pasti akan segera mendapatkan donor mata.”ucap reno. Terdengar suara garpu dan sendok jatuh.
“ reno. Reno. Reno.” Panggil ku.
“ reno. Reno kamu kenapa? Reno?”panggil ku padanya dan dia tidak menjawab.
“ iya.”jawabnya.
“ kamu kenapa? Kamu gak kenapa kenapa kan?” tanya ku cemas. Kali ini, aku memegang tangan nya. Tanga nya. Kembali hangat lagi. Aku merasa sangat aneh dengan reno.
“ reno. Tangan kamu kenapa hangat? Tadi tangan kamu dingin?”tanya ku merasakan keanehan pada reno.
“ kita lanjutkan makan kita yuk.”kata reno.

Kak david datang menjemput ku saat aku sedang bersama reno. Aku ikut pergi bersama nya. Sore hari. Aku langsung pergi ke rumah sakit untuk menjalani operasi mata. Aku bahagia sekali. Bisa melihat kembali lagi seperti dulu. Dan aku sudah tidak sabar untuk melihat wajah reno yang sesungguh nya.

Slama beberapa hari setelah operasi. Mata ku masih di perban. Tidak sabar aku ingin melihat wajah reno yang tampan seperti bayangan ku slama ini.

Hari ini, perban mata ku sudah bisa di buka. Dokter membuka kan perlahan. Aku melihat di depan ku ada papa dan di samping kanan ku ada kak aldo dan kak david. Aku yakin, orang yang berdiri disamping kiri ku adalah reno. Dia lebih ganteng dari pada apa yang aku bayangkan slama ini.
Saat pesta ulang tahun ku. Aku menyuruh reno untuk bermain piano music ke sukaan ku. Reno sangat gugup saat aku menyuruh nya untuk bermain piano lagu kesukaan ku. Dia bermain lagu twingkel twingkel. Itu bukan lagu ke sukaan ku. Dia bukan reno. Dia buka reno. Ucapku dalam hati,

“ berhenti!”kata ku.
“ kamu siapa? Kamu bukan reno kan? Kamu siapa? Ayo jawab!”
“ aku reno. Ngaco kamu.” Jawabnya.
“ oke. Kalau kamu memang reno. Dimana tempat favorite aku?” tanya ku. Dia menjawab sangat lama.
“ ayo jawab!”
“ ya di mall lah. Kamu kan suka shopping.”katanya.
“kamu bukan reno kan! Dia mana dia! Katakan! Jawab!”

Aku berlari ke pemakaman nya reno. Ternyata. Reno telah meninggal. Reno mempunyai kelainan jantung. Hati ku sangat hancur ketika kembaran reno mengatakan semua nya pada ku. Bagaikan sebuah mimpi buruk.

“ maafin aku.” Kata kembaran reno.
“ nama ku vico. Aku kembaran nya reno. Aku lebih duluan lahir beberapa menit darinya. Dia memang sangat pandai bermain piano. Dan dari kecil dia sudah mengalami kelainan jantung. Ini.” Katanya memberiku sebuah handicam .Handicam itu berisi vidio sebelum reno pergi meninggalkan dunia ini.

 “ itu vidio sebelum dia dalam keadaan kritis.” Kata vico.

Aku menonton vidio itu. Dan reno berkata “ hai grace. Apa kabar? Kamu sudah bisa melihat kan? Aku senang sekali kalau kamu sudah bisa melihat vidio ku ini. Berarti, kamu sudah bisa melihat lagi. Jangan pernah sedih. Aku akan slalu ada bersama ku. Mata ku adalah mata kamu. Aku senang sekali. Biar pun aku telah pergi. Mata ku masih berguna untuk orang lain. Oh ya, aku buatkan lagu untuk kamu. Aku mainkan ya” ucapnya dari vidio yang di rekam vico. Dan reno memainkan lagu buatan dia. Begitu indah sangat di dengar. Aku menangis saat melihat dan mendengarnya. “ itu adalah lagu buat kamu. Kamu harus bisa seperti dulu lagi. Bermain piano dan mendapatkan  kejuaraan. Selamat tinggal grace. I love You.” Kata nya di dalam video itu.

“ haaaaaaaa!!!!!!!!!”

Jerit ku meneteskan air mata. Bagaikan mimpi. Tapi ini memang kenyataan. Aku tidak bisa menerimanya. Aku sangat bingung. Hati ku sangat hancur ketika mengetahui semua nya.

“ ini mimpikan vico!”

Vico memeluk ku. Aku masih menangis. Aku tidak bisa menjalaninya. Semuanya terjadi begitu singkat. Aku harus ikhlas apa yang terjadi. Mungkin, ini yang terbaik bagi untuk reno. Mungkin reno sudah bahagia disana. Semoga dia di surga yang indah. Karna, dia malaikat di dalam kehidupan ku. Aku sangat mencintaiya. Sampai kapan pun.


END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Biarkan kami tahu kamu di sana... ;)