Selamat datang di Kumpulan Cerpen Remaja dan Anak! Silahkan mengunjungi satu per satu cerpen dari para penulis kami!
Bisa mulai ditelusuri dari Authors yang berisi profil kami, kemudian Become Author untuk mengirim karya atau pun menjadi penulis tetap. Melanjutkan atau malah langsung menuju Daftar Cerpen yang berisi cerpen terposting di blog lama maupun baru pun oke. Ada yang kurang? Tanyakan di Information. Berkelana sesuka hati saja, deh! Welcome!
Welcome to KCRdA weblog | take parcitipate with us | read stories | comment | send stories

Selasa, 22 Desember 2015

Sumimasen Okaa-san

Sumimasen Okaa-san
Karya Luluah Nurwijaya

"Haha ga kureta takusan no yasashisa. Ai wo idaite ayumeto furikaesita"

Kicauan burung terdengar begitu merdu. Semilir angin sore begitu menenangkan. Suasana ditaman berhiaskan air mancur ditengahnya itu sangat ramai. Senja merupakan background yang indah menghiasi suasana sore ini. Begitu tenang dan damai. Berlainan dengan perasaanku yang tengah dilanda rasa sesal dan rindu. Ingatan tentang Ibu terus berputar dikepalaku. Terlebih saat ibu menyemangatiku yang sedang sedih gara-gara gagal di perlombaan baca puisi tingkat provinsi. Kala itu aku masih kecil, aku masih duduk di bangku kelas 2 SD.


"sudah,sudah, kalah menang dalam perlombaan itu adalah yang biasa. Jangan ditangisi!" ucap ibu menyemangatiku. Aku masih menangis, mengabaikan perkataannya.
"Kegagalan itu bukan akhir dari segalanya. Walau gak menang, Ellisa tetap yang terbaik bagi ibu." Hiburnya, akupun mulai berhenti menangis, menatapnya polos.
"Tidak apa-apa gagal juga, yang penting Ellisa sudah berusaha. Ibu bangga punya anak seperti Ellisa!"ucapnya sambil tersenyum manis kemudian menghapus air mataku. Akupun ikut tersenyum.

"Ano toki wa mada osanakute iminado siranai. Sonna watashi no te wo nigiri isyoni ayunde kita"

Air bening itu mulai berkumpul dipelupuk mata. Hingga akhirnya meluap karena tak sanggup lagi kubendung. Aku merindukannya. Aku benar-benar merindukan malaikat yang selalu menjagaku, melindungiku, merawatku, dan menasehatiku. Aku menyesal karena kurangnya kepedulianku padanya, membuatnya pergi meninggalkanku. Aku menyesal telah menyakitinya Ya Robb. Jika saja aku engkau pertemukanku dengannya, aku akan segera berlutuh memohon maaf yang sebesar-besarnya pada sosok malaikat cantik dan baik yang telah melahirkanku itu.

"Yume wa itsumo sora takaku aru kara. Todokanakute kowai ne dakedo oi suzukeruno"

Sinar mentari mulai redup. Orang-orang mulai meninggalkan taman ini. Aku masih diam membisu sambil menangis. Menahan perihnya luka dihati, penyesalan itu benar-benar menenggelamkanku dalam laut kegelapan.
Taman ini, adalah tempat dimana dulu aku pernah menyakiti perasaannya, melukai hatinya. Kutentang keras keinginannya yang ingin aku menjadi seorang guru. Aku yang saat itu sangat menyukai dunia musik, ingin menjadi seorang penyanyi. Kumarahi dia, kubentak-bentak dirinya, kumaki-maki ia dengan kata-kata kasar yang terlontar dari mulutku. Iapun menangis tersedu-sedu, lalu pergi meninggalkanku. Sekarang aku menjadi orang yang gagal. Jika saja kuturuti keinginannya, mungkin sekarang aku sudah menyandang gelar M.Pd. Aku tau semua ini KARMA untukku.

"Jibun no sutori dakara koso akira metakunai. Fuang ni naru to te wo nigiri isyoni ayundekita"

Malam telah tiba. Matahari telah kembali keperaduannya. Bulan mulai menjalankan tugasnya. Tak ada lagi suara burung berkicau. Tak ada lagi orang-orang yang berlalu-lalang. Tinggal aku sendiri yang masih duduk termangu dalam kesedihan tiada tara. Angin malam yang dingin menusuk hingga ketulang. Tak kuhiraukan semua itu. Aku hanya ingin bertemu ibu, memeluk tubuhnya erat. Tak ada yang lebih istimewa dibanding kehadirannya disisiku. Ya Robb, aku mohon! Pertemukanlah aku dengannya. Kali aku akan menjaganya, aku tak akan mengecewakannya lagi. Karena tanpa dia hidupku hampa, hariku suram, takdirku kelam, aku rapuh tanpa dia Ya-Robb.

"Sono yasashisa wo tokiniwa iyagari. Hanareta haha he suna wo ni narezu"

Aku sadar, aku salah! Teramat salah. Aku sangat berdosa, akulah anak yang durhaka. Aku mohon ampunilah aku Ya-Robb.
Pertemukanlah aku dengannya. Biarkan aku memperbaiki kesalahanku padanya. Biarkan aku membahagiakannya. Aku mohon...

"Hora, asi moto wo mite goran. Korega anata no ayumu michi. Hora, mae mo mite goran. Arega anata no mirai"

"Ellisa!" Terdengar suara lembut yang termat aku rindukan. Kucoba cari sumber suara itu. Dan akhirnya Tuhan mengabulkan permohonanku.
"Ibu! Ibuuuu..."
Aku langsung menghampirinya dan berhambur dalam pelukannya. Pelukkan hangat yang selalu aku dambakan. Air matapun kembali terjtuh. Bukan air mata kesedihan, melainkan air mata kebahagiaan.
"Maaf bu, Maafin Ellisa yang sudah menyakiti perasaan ibu. Ellisa memang anak yang selalu menyusahkan ibu. Maaf Ellisa hanya menjadi anak yang selalu mengecewakanmu, menambah beban hidupmu, memberi luka dihatimu bu. Ellisa minta maaf untuk yang sebesar-besarnya bu" Tuturku diselingi isak tangisku. Ibu juga ikut menangis mendengar ucapanku. Iapun mempererat dekapannya padaku.
"Ellisa akan berusaha semampu dan sebisa Ellisa untuk mengurangi beban hidupmu bu. Izinkan Ellisa untuk mengobati luks dihatimu. Ellisa akan membantu ibu melewati keras dan perihnys kehidupan ini. Ellisa akan melindungi dan menjaga ibu. Tak akan Ellisa biarkan seorangpun menyikitimu bu." Janjiku padanya.
Ibupun melepaskan pelukannya dan tersenyum manis, senyuman yang selalu membuatku rindu akan hadirnya disisiku.

"Mirai e mukatte, yukkuri to aruite ikou"

"Terima kasih anakku. Aku sudah memaafkanmu dari dulu" Ucapnya masih tersenyum manis.
"Sekali lagi Ellisa minta maaf atas semua kesalahan yang telah Ellisa lakukan pada ibu. Ellisa minta maaf atas kurangnya perhatian Ellisa sama ibu, sikap dan kata-kata kasar yang pernah terlontar dari mulut Ellisa. Ellisa mohon maaf untuk sikap Ellisa yang sudah terlampau keterlaluan padamu bu. Ellisa benar-benar minta maaf" Jelasku lagi padanya sambil berlutut memohon ampunan.
"Kau memang anak ibu yang baik. Ibu sudah memaafkanmu sebelum kau mengatakannya. Jangan khawatir, ibu akan selalu mendoakan yang terbaik untukmu!" Ucapnya. Mendengar semua itu beban berat yang selama ini aku tanggung terasa hilang.
"I Very Very Very Love You So Much Mom!"

End


Profil dan Lainnya
Saya Luluah Nurwijaya. umur 15 tahun. Saya masih duduk dikelas 1(10) SMA, didaerah Karawang-Jawa Barat. Tepatnya SMAN 1 Telukjambe. Hobby saya bikin cerpen dan puisi, sama menggambar mungkin. Saya adalah salah satu pencinta warna ungu dan abu-abu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Biarkan kami tahu kamu di sana... ;)