SENYUMNYA YANG TERLUPAKAN
Karya Faisal Tanjung
Namaku Faisal Tanjung, alamatku kelurahan timbangan,kabupaten Ogan ilir,provinsi Sumatera Selatan.Asal sekolah SD N 02 Indralaya Utara.Pada cerpen saya kali ini, saya akan memuat kisah kehidupan pribadi saya mengenai ibu saya yang telah wafat 8 tahun silam.Saya memuat cerita ini karena saya ingin membuat pembaca merasakan bagaimana rasanya jika kita menjalani kehidupan sehari hari kita tanpa sosok seorang ibu yang telah membesarkan kita.
Ibu...... entah mengapa beberapa tahun terakhir ini aku teringat ibu di saat aku merasa sedih hanya ibulah dapat yang menguatkanku..Jika aku sedih ibulah yang selalu berada di sisiku untuk menenangkanku.ibu selalu tersenyum di depanku bagaimanapun keadaannya,baik senang maupun susah.Aku tak lama dapat mengenal ibu.Ibu pergi meninggalkanku ketika aku berusia 5 tahun.Ibu meninggal karena sakit yang hingga kini aku tak tahu.
Aku ingin melihat dan memelukmu,tapi waktuku tak banyak.Aku ingin membuat ibu bangga pada diriku.Ibu wanita yang kuat,ketika aku masih kecil ibulah yang selalu menyayangiku bagaimanapun keadaanku.Meskipun aku terkadang bandel tetapi ibu tetap menyayangiku.Tak terasa sudah 8 tahun berlalu setelah kepergianmu.Sudah banyak hal yang telah berubah tapi tak satu pun dari hal itu yang dapat melupakan kehangatan kasih dan sayangmu.
Sepeninggalnya ibu, ayahku lah yang yang merawatku.Setelah 2 tahun kepergian ibu aku pun bersekolah di SD N 02 Indralaya Utara,Di sana aku mendapatkan teman pertamaku,dia bernama Dicky dialah yang selalu melindungiku dari teman temanku yang sering jahil terhadapku.Semakin lama aku dan Dicky semakin akrab semua perbedaan terasa biasa.Aku selalu bersama dengan Dicky,kami merasa seperti kakak dan adik selalu melalui hal baik atau buruk bersama.
Lama kelamaan aku mulai dapat menerima kematian ibu,aku pun sering menceritakan sosok ibu kepada Dicky sahabatku karena kami telah menganggap satu sama lain sebagai saudara yang tak ubahnya kakak dan adik,kami merasa bahwa tidak ada yang perlu dirahasiakan diantara kami berdua.Kami selalu menceritakan permasalahan yang kami punya untuk menemukan solusinya.Setelah hampir menginjak kelas 6 kami membuat kesepakatan untuk bersekolah di sekolah yang sama,kemudian ketika hari perpisahan kelas 6 kami telah memilih sekolah impian kami dengan membawa impian kesana.Tapi takdir berkata lain “bagaikan petir di siang bolong” ternyata Dicky pindah ke rumah ibunya sehingga kamipun harus berpisah.
Aku terkadang merasa tidak adil pada ibu,aku teringat ibu hanya ketika aku sedih, tetapi ketika senang aku tak mengingatnya,sekarang aku selalu dapat membanggakan ibu dengan prestasi yang telah kuraih.Sosok ibu selalu terngiang dan melekat di kepalaku.Aku ingat dahulu ketika aku pernah berharap ingin bertemu dengan ibu,tapi apa daya ibuku telah tiada,bagaikan “nasi telah menjadi bubur”,apa yang terjadi tak bisa kembali seperti semula,ibuku tak terbangun dari tidur panjangnya.Aku hanya dapat berharap bahwa ibu mendapat tempat paling indah di sisi Allah SWT amin.
Sekarang aku bersekolah di SMP 1 Indralaya salah satu sekolah favorit di daerahku.Aku ingin ibu bangga dengan prestasi prestasi yang telah kuraih.Andaikan ibuku masih ada aku ingin pulang dan berlari ke pelukannya.Aku tak peduli orang menganggapku anak manja,anak mami, atau apalah itu.Aku hanya ingin pelukan hangat ibuku.Setelah itu aku selalu teringat ibu di manapun aku berada dan bagaimanapun keadaanku baik itu senang maupun susah.dengan begitu sekarang aku merasa adil pada ibu karena aku sekarang selalu dapat mengingatnya.
Waktu demi waktu berlalu,tapi bagaimanapun juga hal itu tidak dapat menghapus sosok ibu dari pikiranku.Hari itu aku melakukan aktivitas seperti biasa yaitu sekolah,tak kusangka dan tak kuduga ternyata ayahku telah menungguku di depan gerbang sekolah dengan mengendarai mobil hijaunya bersama dengan adikku,dan kakak kakakku.Ternyata ayahku mengajakku untuk menziarahi makam ibu.
Sesampainya di sana aku menuangkan kerinduanku dengan memanjatkan do’a untuk ibu.Beberapa saat kemudian tanpa kusadari mataku sudah tak kuat membendung air mata,tetes tetesnya pun jatuh tepat di atas makam ibu,melihatku bersedih ayahku tak membuang waktu mendekatiku seraya berkata ”nak ibumu mungkin telah tiada tapi ia masih mengawasimu dan menjagamu, ia akan tetap hidup di hatimu’kata kata ayah membuatku termotivasi “umpama bunga kuncup yang telahmekar kembali”semangatku telah berkembang kembali untuk giat belajar dan terus menerus mengejar cita cita.Aku juga akan giat berusaha agar aku dapat selalu merasakan bahwa aku tidak sendiri karena ibuku masih selalu di hatiku dan tetap akan di sana sampai kapan pun juga.
...................
Ibu aku sangat merindukanmu bagaimanakah dengan dirimu ?
Kata kata itulah yanag selalu melekat dan terngiang di kepalaku.
Ibu..........bayangmu selalu hadir saat ku resah.
Terima kasih ibu atas apa yang engkau perjuangkan untukku selama ini.
Engkau selalu memanjakanku dengan lipahan kasih dan sayangmu
Apa yang bisa ku lakukan untuk membalas kebaikanmu ?
( ratapku seraya mendo’akan ibu )
Profil dan Lainnya
Selain itu juga boleh mengunjungi blog saya dan membaca "mengakublogger.blogspot.com" selamat membaca
Selamat datang di Kumpulan Cerpen Remaja dan Anak! Silahkan mengunjungi satu per satu cerpen dari para penulis kami!
Bisa mulai ditelusuri dari Authors yang berisi profil kami, kemudian Become Author untuk mengirim karya atau pun menjadi penulis tetap. Melanjutkan atau malah langsung menuju Daftar Cerpen yang berisi cerpen terposting di blog lama maupun baru pun oke. Ada yang kurang? Tanyakan di Information. Berkelana sesuka hati saja, deh! Welcome!
Minggu, 06 September 2015
SENYUMNYA YANG TERLUPAKAN - Cerpen Remaja
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Biarkan kami tahu kamu di sana... ;)