Selamat datang di Kumpulan Cerpen Remaja dan Anak! Silahkan mengunjungi satu per satu cerpen dari para penulis kami!
Bisa mulai ditelusuri dari Authors yang berisi profil kami, kemudian Become Author untuk mengirim karya atau pun menjadi penulis tetap. Melanjutkan atau malah langsung menuju Daftar Cerpen yang berisi cerpen terposting di blog lama maupun baru pun oke. Ada yang kurang? Tanyakan di Information. Berkelana sesuka hati saja, deh! Welcome!
Welcome to KCRdA weblog | take parcitipate with us | read stories | comment | send stories

Kamis, 23 April 2015

Yang Terakhir - Cerpen Remaja

Yang Terakhir
Karya Ghina Ayu L

Jum'at tepatnya tanggal 22 november 2013 ku lihat seorang lelaki berperawakan tinggi, berparas manis, dan mengenakan batik salah satu sekolah menengah kejuruan melemparkan senyuman kepadaku, dia adalah Eno pacarku semenjak 2 minggu yang lalu. Aku sangat bahagia setiap saat melihat dia tersenyum dan dia juga humoris itu yang membuatku merasa nyaman. 

Bell sekolah berbunyi jam menunjukkan angka 2 dan waktunya untuk pulang. "Sell, ayo pulang," seru Mella.
"Kamu duluan aja deh, aku mau dijemput sama Eno hehe." balasku.
"Yaudah aku pulang duluan ya." seru Mella sambil melangkah keluar kelas.
Dan akupun menunggu sendiri, tak lama kemudian handphoneku berbunyi, bbm dari Eno bahwa dia sudah didepan gerbang akupun berjalan menuju gerbang. Eno tersenyum saat ku hampiri, terlihat kebahagiaan didalamnya entah kebahagiaan atau hanya pemanis pertemuan saja entahlah. Setelah sampai dirumahku Eno memberi salam kepada mama. "Sell," mama memanggilku.
"Iya maa," jawabku sambil menghampiri mama.
"Ajak makan dong Eno nya," seru mama yang ternyata sudah memasak untuk kami.
"Iya ma," jawabku.
terlihat Eno sedang memainkan handphonenya "No makan dulu yu," seru ku, awalnya Eno tidak mau, tapi setelah ku paksa akhirnya dia mau dan kami makan bersama.
*12 bulan
Tak terasa sekarang tepat satu tahun kami berpacaran tetapi aku merasa sedih dan kesal karena dihari ini Eno malah tidak ada kabar. Aku pulang lalu tidur karena kesal menunggu kabar dari Eno, aku terbangun saat handphoneku berdering dan terdapat pesan singkat dari Eno yang berisi menyuruhku keluar rumah. Aku keluar dan telah menyiapkan beribu kata untuk dilontarkan untuknya tetapi saat diluar rumah semua kata-kataku lenyap tak ada yang tersisa, aku melihat banyak balon berbentuk hati berterbangan dan terlihat eno dibawahnya yang sedang tertawa kearahku, tetapi Eno hari ini terlihat beda wajahnya pucat tidak seperti biasanya. Eno mengajakku untuk makan malam dan kami pun sampai.
"Selly, kamu cantik malam ini." puji eno.
"Haha apa sih no." sautku sambil malu-malu.
"Gimana kejutannya?seneng ga? maap ya sederhana."
"Awalnya sih kesel banget tapi sekarang seneeeeeng banget makasih ya hehe."
"Sell kalau aku pergi gimana?."
"Kenapa nanya kaya gitu? kamu mau ninggalin aku?."
"Haha engga ko aku janji kamu bakal jadi yang terakhir buat aku."
"Iya deh percaya."
Waktu sudah menunjukkan angka 11 dan kami pulang.
*2 minggu kemudian
Sudah dua minggu berlalu dari hari spesial kami Eno tidak ada kabar, aku cemas. Aku menanyakan kepada Erick teman terdekat Eno tapi dia juga tidak tahu dan akupun bertekad untuk pergi kerumahnya.
Aku memencet bell dan keluar bi Ani wanita paruh baya yang mengasuh Eno dari kecil.
"Bi Eno nya ada?."
"Non sebenarnya Eno sudah 2 minggu ini dirawat di Singapura, ini non Eno menitipkan surat kepada bibi untuk non selly."
akupun berterima kasih dan pamit pulang.
Sampai sekarang aku belum membaca surat itu, mendengar Eno dirawat saja aku sudah sedih aku takut semakin sedih jika membacanya.
Satu bulan berlalu aku masih setia menunggu kabarnya aku sangat berharap dia akan sembuh agar bisa bercanda, bermain, dan melihatnya tersenyum lagi seperti dulu. Tapi kabar itu tak kunjung datang, aku sangat mengingat janjinya dan mengingat janji itu membuatku semakin tertekan.
Aku terbangun melihat jendela, matahari sangat cerah dan terik. Tak lama kemudian Handphoneku berdering dan dilayar tertulis nama "Erick." Aku mengangkatnya. Sangat rapuhnya aku matahari pun seakan tak kurasakan lagi teriknya saat mengetahui seseorang yang selama ini ku nanti telah tiada. Aku bergegas untuk mandi, saat aku mau berkaca aku menjatuhkan secarik kertas ternyata itu surat dari Eno yang dititipkan kepada bibinya untukku, aku diam sejenak dan membacanya dengan air mata yang tak bisa berhenti.
" hi Selly, apa kabar? aku sangat merindukanmu. Sebenarnya aku mau jujur aku mempunyai penyakit kanker paru-paru. Dan belakangan ini penyakitku itu terasa. Jika aku pergi kamu jangan sedih ya jangan menangis karna berarti aku telah menepati janjiku yang menjadikanmu sebagai yang terakhir." Aku tidak dapat menahan air mataku, mungkin memang aku menjadi yang terakhir untuknya tapi bukan menjadi yang terakhir seperti ini yang aku inginkan. Aku hanya harus mengikhlaskan karna semuanya tidak akan kembali lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Biarkan kami tahu kamu di sana... ;)