me and my dreams
Karya inas suha azzahra
Aku tau, hidupku sangat beruntung. Karna, aku terlahir dari keluarga yang lebih dari berkecukupan. Tapi, dibalik itu semua. Aku menyimpan kesedihan dalam kehidupan ku. kekayaan yang ku miliki bukan membuatku bahagia. Tapi, kekayaan yang ku miliki membuat hidup ku tak ada keharmonisan dalam keluarga ku. papa yang slalu sibuk dengan usuran nya. sedangkan ketiga kakak ku sibuk dengan sekolah dan teman temannya. Kalau mama ku, sudah lama meninggal.
Karya inas suha azzahra
Aku tau, hidupku sangat beruntung. Karna, aku terlahir dari keluarga yang lebih dari berkecukupan. Tapi, dibalik itu semua. Aku menyimpan kesedihan dalam kehidupan ku. kekayaan yang ku miliki bukan membuatku bahagia. Tapi, kekayaan yang ku miliki membuat hidup ku tak ada keharmonisan dalam keluarga ku. papa yang slalu sibuk dengan usuran nya. sedangkan ketiga kakak ku sibuk dengan sekolah dan teman temannya. Kalau mama ku, sudah lama meninggal.
Aku ingin sekali, papa
dan ketiga kakak ku sangat perhatian dan sayang pada ku. aku ingin mereka
minyisihkan waktu nya sedikit saja untuk ku. dan aku juga ingin sekolah seperti
anak anak lain nya. aku bosan homeschooling. Aku tau, apa alasan papa menghome
schoolingkan ku. karna, aku mempunyai jantung yang sangat lemah. Aku tau, papa
sangat sayang sama ku. tapi, aku juga perlu diperlakukan seperti anak anak lain
nya. yang bisa menikmati dunia dengan bebas. Dan bisa bersosialitas dengan
orang orang disekitarnya. Dan papa juga melarang ku untuk keluar rumah.
Mungkin, bisa dihitung kalau aku keluar rumah.
Saat aku berada di taman
depan rumah. Aku melihat ada seorang nenek nenek yang sedang mengemis di
gerbang rumah ku. aku mendatangi nenek itu. Ternyata, nenek itu sedang meminta
uang kepada orang orang. Aku melihat nenek itu dengan pakaian yang kumuh dan
sedikit jorok. Aku, menyuruh nenek itu masuk ke rumah ku. nenek itu ku beri
makan. Dan selesai makan, nenek itu bercerita pada ku. bahwa, sekarang cucu nya
sedang demam tinggi. Nenek itu tidak punya uang untuk membawa cucu nya ke rumah
sakit. Maka dari itu, nenek itu mengemis. Aku gak tega melihat nenek itu.
Sebentar aku beranjak dari meja makan. Dan aku pergi keberangkas papa. Aku
menggambil uang papa dari berangkas dengan nilai satu juta. Uang itu ku beri
pada nenek itu. Agar nenek itu bisa membawa cucunya berobat.
Saat malam tlah tiba. Aku
mendengar suara bertengkar nya kak aldrian dan kak adrian. Mereka tidak pernah
akrab, walaupun mereka berdua saudara kembar. Setiap mereka pulang, pasti
mereka bertengkar. aku tak tau apa yang mereka pertengkari? Mungkin, masalah
kepribadian mereka. Kalau kak aldo bisa dihitung kalau dia pulang kerumah ini.
Rumah ini slalu sepi. Di rumah ini hanya ada aku. Dan pembantu pembantu ku.
sedih banget hidupku. Setiap massa slalu begi, slalu sepi dan sendiri dan tanpa
kebahagian yang ku miliki.
Entah mengapa, papa
memanggil teman nya untuk mengurus diri ku. dia baik, lembut, dan seperti
seorang ibu. Dia adalah tante lila. Dia tau sgala kesedihan yang kurasakan.
Saat pertama kali dia datang dalam hidup ku. aku berfikir kalau dia akan
membuat hidup ku semakin hancur. Ternyata itu salah. Tante lila, sering membawa ku jalan jalan.
Aku senang banget, bisa kenal dengan tante lila. Aku merasa, sejak kedatangan
tante lila dalam hidupku aku merasakan kebahagian.
Saat aku duduk ditaman
aku bercerita pada tante lila. “ tante, maksih udah buat aku bahagia.” Kata ku
pada tante lila. “ sama sama bi. Tante juga senang bertemu dengan kamu bintang.”
Kata tante lila. Dan aku pun memeluk tante lila. Sayang,,, tante lila hanya
tinggal bersama ku sebulan. Semenjak tante lila pergi dalam kehidupan ku. aku
merasa hidup ku seperti yang dahulu.
Saat aku kedapur. Aku
melihat ada seorang anak perempuan sebaya dengan diri ku. aku pun
menghampirinya. “ hai...” kata ku. dan anak perempuan itu pun menoleh pada ku.
tiba tiba bik inem datang. “ maaf non, bibik gak bilang bilang dulu sama non.
Kalau bibik bawak anak bibik kesini. Maaf non.” Kata bik inem. “ gak apa bik.
Kan dia bisa jadi teman aku.” Kata ku tersenyum. “ mina, ayo sini!” kata bik
inem memanggil anak nya untuk berkerja. “ bik, biar dia temani aku. Bolehkan bik?”
kata ku tersenyum lagi. “ boleh non.” Kata bik inem. Dan aku pun membawanya ke
kamar ku. “ oh, ya... nama kamu siapa? Nama ku bintang. Biasa dipanggil ‘Bi’.”
Kata ku. “ nama saya mina non.”. “ sini... jangan duduk dibawah dong. Kan
kotor.” Kata ku. “ gak apa apa non. Saya juga udah bisa duduk dibawah non.”
Kata mina merendahkan diri. “ udah sini, duduk di samping ku.”kata ku. dan mina
pun duduk disamping ku. aku pun bermain main dan bercerita cerita pada nya.
Saat pagi tlah tiba. Aku
melihat mina mau berangkat ke sekolah. Aku pun bergegas turun kebawah. Saat aku
menghampiri mina. Aku memohon pada nya agar aku bisa ikut kesekolah nya. “ mina,
kamu mau kesekolah ya?.” Tanya ku. “ iya non. Emang kenapa non?” “ aku boleh
gak ikut kamu ke sekolah? Please... boleh ya.”kata ku memohon pada mina. “ tapi
non, saya harus bilang sama ibu saya dulu. Bukan saya gak mau, kalau non ikut
dengan saya. Tapi, saya takut dimarahi.” “ please... jangan bilang. Kalau kamu
bilang. Itu sama aja, kalau aku gak boleh ikut kesekolah kamu. aku mohon...
sekali aja.” kata memohon sekali lagi pada nya. dan mina pun mengizinkan ku
untuk pergi ke sekolahnya.
Saat di sekolah, aku
melihat mina dengan teman temanya. Dia mempunyai banyak teman. Dan di kelasnya
dia juga juara. Dia pandai bergaul. Gak seperti aku, gak bisa bergaul dan tidak
mempunyai teman. Mina, memang anak yang terlahir dari keluarga yang kurang.
Tapi, kasih sayang dari orang tuanya gak kurang. Hidupku sangat terbalik dengan
kehidupan mina.
Saat pulang sekolah. Aku
meminta mina, agar dia mengajari ku menaiki sepeda. Karna, seumur hidup ku aku
tidak pernah menaiki sepeda. Dan baru kali ini aku menaiki sepeda. Saat aku
belajar menaiki sepeda aku pun terjatuh. Dan dagu ku pun berdarah. Mina segera
menyembuhkan luka ku.
Ternyata orang orang di
rumah menyari ku. “ non, non kenapa? Dagu non kenapa?” kata bik inem panik.”
Dan gara gara aku, mina jadi kenamarah “ mina, kamu bawa kemana non bintang?” “
bik, ini semua bukan salah mina, ini salah saya bik. Saya memaksa nya.” Kata
ku. Dan bik inem pun langsung menyuruh mina menyembuhkan luka ku. “ maaf ya
mina. Gara gara aku kamu kena marah sama ibu kamu.” “ iya non gak apa.”
Setelah beberapa hari
dari kejadian itu. Mina pulang kekampung nya. Dan sekarang aku gak punya teman
lagi deh dirumah.
Malam hari nya papa
pulang. Fikir ku papa pulang untuk bersama ku. Ternyata salah, papa dirumah
hanya untuk mengambil file file nya. Aku ingin sekali papa menyisihkan waktunya
hanya untuk bersama ku. Dan pagi nya papa langsung pergi keluar negri untuk
urusannya.
Gak berapa lama papa
pergi. Kak aldrian pulang kerumah. Dan dia menanyakkan papa. Aku tau kenapa kak
aldrian menanyakkan papa. Karna dia, ingin meminta uang kepada papa. “ bi, papa
mana?” tanaya kak aldrian pada ku. “ papa baru pergi.” Kata ku. Dan kak aldrian
pun langsung keluar dari kamar ku. “ kak!” panggil ku. Dan kak aldrian pun
menoleh kepada ku. “ kak, ada yang ingin ku bicarakan sama kakak.” Kata ku. Dan
kak aldrian mendekati. “ kamu ingin bicara apa?” “ kenapa, sekarang kakak, kak
adrian, kak aldo udah jarang pulang kerumah? Dan kenapa, jika kalian semua
pulang kerumah slalu bertengkar? Dan kenapa aku gak bisa sebebas seperti
kakak?” “ bi,,, jangan urus kakak! Kakak udah gede! Jadi kamu gak usah urusin
urusan kakak! Dan kamu itu terlalu bodoh! Kamu, terlalu patuh semua yang apa
papa bilang!” “ tapi, kak. Papa kan orang tua kita. Siapa lagi yang harus kita
hormati selain papa. Kita hanya punya papa kak!” “ kakak tau, tapi kalau kamu
slalu jadi boneka papa. Kamu gak akan pernah bisa merasakan dunia kamu!”
kata kak aldrian langsung meninggalkan ku.
Saat sarapan pagi. Aku
pun masih terfikir apa yang kak aldrian bilang pada ku. Aku bukan boneka papa
atau balita ataupun hewan peliharaan papa. Aku mempunyai hak untuk bebas dan
merasakan dunia ku.
Saat malam tiba. Aku pun
berfikir apa yang dikatakan kak aldrian ada benarnya. Dan aku memutuskan untuk
pergi dari rumah ini. Mungkin ini jalan satu satu nya agar aku bisa merasakan
dunia ku. Sebelum aku meninggalkan rumah, aku meninggalkan surat yang ku
taruh di atas bantal. Dan surat itu berisi. Pa, kak aldrian, kak adrian, kak
aldo. Aku pergi dulu ya. Jangan cari diri ku. Aku bisa jaga diri ku. Aku tau
yang mana yang terbaik bagi diri ku. Yang dikatakan kak aldrian pada ku benar.
Aku bukan boneka papa, atau balita ataupun hewan peliharaan papa. Aku udah
cukup besar. Jadi, aku tau mana yang terbaik bagi diri ku. Aku akan pulang.
Jika aku telah mendapatkan apa yang ku ingin kan.
Bintang.
aku tak tau harus kemana
lagi. Saat aku berjalan di pasar tiba
tiba perut ku tersa lapar dan kepala ku pusing. Dan akupun terjatuh pingsan. Saat
aku sadar aku melihat nenek yang pernah ku tolong. Dan disamping kiri ku ada
seorang laki laki yang lebih kurang umurnya sama dengan kakak kembarku. Dan
nenek itu memberiku makan. Dan aku pun menceritakan kepada nenek kenapa aku
bisa di pasar.
Aku memohon kepada nenek
itu agar aku bisa tinggal di rumah nenek itu untuk beberapa hari. Rumah nenek
nina memang sangat jauh dengan rumah ku. Rumahnya sangat sederhana, tapi mereka
bahagia. Gak seperti ku, mempunyai rumah yang jauh lebih bagus dari pada rumah
nenek nina. Tapi, aku tak pernah merasakan kebahagian di rumah ku sendiri.
Nenek nina tinggal
bersama cucu nya. Yaitu syifa dan kak hammka. Syifa adalah adiknya kak hammka.
Kak hammka sangat sayang pada syifa. Aku ingin ketiga kakak ku sangat sayang
dan perhatian pada ku. Biarpun syifa tuna wicara dan tuna rungu, dia tetap
semanggat untuk menggapai cita cita nya. Aku sangat salut dengan syifa dan kak
hammka. Biarpun mereka terlahir dari keluarga yang bisa dikatakan kekurangan.
Tapi, mereka punya semanggat yang kuat untuk menggapai cita cita nya.
Saat malam tlah tiba.
Aku, nenek, dan syifa tidur di dalam satu kamar yang hanya beralas tikar dan
tilam yang tipis. Kamar nya tidak begitu besar. Sedangkan kak hammka tidur di
ruang tamu. Aku gak bisa tidur, aku pun bangun. Betapa beruntungnya diri ku
slama ini. Dan aku pun menangis, betapa beruntungnya diri ku slama ini, kataku
dalam hati.
Saat matahari tlah mulai
menampakan diri nya. Akupun bangun dari tidur malam ku. Saat aku keluar dari
kamar, semua bergegas untuk pergi bersekolah. Ternyata, syifa sekolah seperti
anak anak yang umumnya. Ternyata, dibalik kekurang syifa ada kelebihan nya. Aku
sangat bangga sama syifa. Kalau syifa jadi aku, pasti dia dihomeschoolingkan
sama papa. sama seperti diriku sekarang.
Saat syifa sudah pulang
sekolah. syifa juga berjualan koran dan berjualan minum, rokok, dan yang lain
lainnya. syifa berjualan, dia gak ingin menyusahkan kak nya dan nenek nya. Kak
hammka berkerja di perusahaan papa ku. Dia menjadi cleaning service. Memang menjadi
cleaning service itu gajinya gak seberapa. Dan kak hammka juga sekampus dengan
kampus nya kak aldrian dan kak adrian.
Saat syifa mau berjualan.
Aku meminta syifa agar aku bisa ikut dia berjualan di jalan raya. Pertama syifa
tidak mau kalau aku ikut bersama nya. Tapi, aku memohon kepada nya agar aku
bisa ikut. Dan akhirnya syifa mengizinkan ku. Sebelum berangkat berjualan. Aku
harus mengubah penampilan diri ku. Jika tidak mengubah penampilan diri, bisa
bisa aku ketahuan.
Saat aku menjuli koran
kepada orang lain. Aku melihat syifa menjualkan minumnya kepada kakak aku. Saat
kak aldrian mau membayar nya kepada syifa. Kak aldrian menjatuhkan saja uang
nya. Dia tidak memberikan nya dengan baik baik. Aku pun datang ke mobil kak
aldrian.
Saat jendela mobilnya di
tutup. Aku ketuk jendela mobil nya. Dan aku pun marah marah kepada kak aldrian.
Tok tok... “ permisi,,, apakah kakak gak bisa. Kasih uang kepadanya dengan
sopan?”kata ku. “ kamu siapa sih. Orang miskin aja belagu banget!.” “ dengar ya
kak! Kami tau, kalau kami orang miskin. Dan kakak orang kaya. Tapi, kenapa
kakak gak punya sopan santun ya? Apa papa kakak gak pernah ajari kakak sopan
santun?” kata ku mulai marah. “ kamu itu anak kecil! Jadi jangan belagu!” “
kenapa, emang iya kan. Kalau kakak gak punya sopan santun.” “ ambil nih... uang
kakak! Kami gak perlu uang dari kakak!” sambung ku lagi. Dan aku pun kasih
uangnya kembali.
Aku gak suka dengan orang
yang sombong. Biarpun itu papa ku, kakak kakak ku. Aku akan memarahi nya. Dan
untung saja kak aldrian tidak mengenal ku. Aku tau, kak aldrian belum tau kalau
aku kabur dari rumah. Saat aku dan syifa selesai berjualan. Tiba tiba jantung
aku sakit. Rasanya aku mau pingsan. Saat aku hampir terjatuh, kak hammka
memenggangku. “ kamu kenapa bi?” kata kak hammka. “ kak, tolong ambil obat ku
yang berwarna putih yang di tas.” Aku pun meminum obat nya. Aku baru terigat.
Kalau aku gak boleh marah marah. Jika aku marah marah, jantung aku akan terasa
sakit.
Saat dirumah kak hammka
pun menanyakan sesuatu kepada ku. “ bi, tadi kamu kenapa? Kata syifa kamu habis
marah marah ya? Kamu marah marah sapa siapa?” tanya kak hammka. “ aku mempunyai
jantung yang lemah, jadi aku gak bisa marah marah. Aku marah sama kak aldrian.
Mungkin syifa bisa jelaskan sama kakak. Aku mau istirahat sebentar.” Kata ku. “
yaudah,,, kamu istirahat aja dulu.” Kata kak hammka meninggalkan ku sendiri.
Saat aku duduk duduk di
luar rumah. Aku melihat bintang jatuh. Dan aku berdo’a agar papa dan kakak
kakak ku bisa berubah. Tiba kak hammka datang dengan membawa martabak. “ hey,,,
ini ada martabak untuk kamu? Kamu suka enggak?” “ makasih ya kak. Aku suka
kok.” Kata ku tersenyum. “ oh ya, tadi waktu kamu bercerita sama kakak kamu
punya kakak yan nama aldrian ya?” “ iya” “ dia mempunyai kembaran kan. Dan
kembaran nya itu bernama adrian ka?”kata
kak hammka. “ iya” “ terus mereka kuliah UI kan?”sambung kak hammka lagi. “
iya, kakak kok tau semua nya. Itu perfek banget kak.” Kata ku heran. Ternyata
kak hammka kenal dengan kakak kembar ku. Dan aku pun bercerita cerita tentang
kakak ku.
Besok pagi nya saat di
kampus kak hammka menanyakan tentang diri ku pada kak adrian. Saat di kantin
kampus kak hammka bertemu dengan kak adrian. Kak hammka pun mendekati kak
adrian. “ adrian kan?” tanya kak hammka. “ iya. Kamu siapa? Kamu kok kenal
aku?” “ aku hammka. Siapa sih orang yang gak kenal kamu. Oh, ya. Aku dengar dengar
dari kelas aku. Kalau kamu jual sabu sabu. Itu benar gak sih?” tanya kak hammka
pura pura tidak tau. “ iya. Emang kamu mau beli?” “ enggak aku Cuma nanya aja.
Oh ya. Loh punya adik kan?” “ iya. Aku punya adik dua. Satu laki laki dia kelas
2 SMA. Dan yang cewek kelas 2 SMP.” “ loh, sayang sama adik loh?” tanya kak
hammka. “ pasti lah. Mana mungkin seorang kakak yang membenci adik nya.” “
terus, adik yang paling kamu sayangi siapa?” tanya kak hammka. “ adik gue yang
cewe lah. Nama nya bintang. Aku kasih han sama dia. Dia slalu jadi boneka papa.
Dia terlalu menuruti apa yang di katakan papa.” “ apa dia sekolah?” “ dia gak
sekolah. Dia homeschooling, papa melarang nya untuk sekolah. Karna dia
mempunyai jantung yang lemah.” “ jika, loh sayang sama adik loh dan kasihan
sama dia. Tapi, kenapa loh jarang pulang kerumah? Kan kasih dia sepi dan
sendiriaan disana.” Kata kak hammka. “ aku tau. Tapi, papa ku aja jarang pulang
kerumah.” Kata kak adrian. Dan kak hammka terdiam sebentar. “ oh ya, apa loh
memakai sabu sabu?” taya kak hammka pada kak adrian. “ ya gak lah. Bodoh banget
sih kalau gue pakai sabu sabu. Masa depan gue bakalan hancur jika aku memakai
sabu sabu kali.” Kata kak adrian. “ terus, tujuan loh jualan sabu sabu apa
dong?” “ tujuan gue adalah agar nanti aku bisa tertangkap oleh polisi dan di
penjara dan papa ku bisa berubah. Itu adalah tujuan aku dan aldrian. Biarpun
kami udah besar, tapi kami ingin diperhatikan.” “apa gak ada cara lain. Agar
kalian bisa mendapatkan perhatian dari papa kalian. Entah dengan mendapatkan
nilai A atau prestasi prestasi lainnya. Mungkin kalian bisa mendapatkan semua
apa yang kalian inginkan.” “ udah kami lakukan. Tapi hasil nya nihil.” “ oh ya,
ibu kamu kemana?” tanya kak hammka pura pura tidak tau. “mama ku sudah lama
meninggal. Sejak mama meninggal, kami gak pernah mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari orang tua kami.” “ kalau
boleh tau, mama loh kenapa meninggal nya?” “ mama ku meninggal saat melahirkan
bintang.” “ apa dia tau kenapa mama nya meninggal?” “ enggak. Kami merahasiakan
dari nya. Kami semua takut, jika dia tau kalau mama meninggal karena waktu
melahir kan nya. Kami semua bilang pada nya. Kalau mama ku meninggal karena
kecelakaan.” “ apa alasan kalian membohongi nya?” “ dia punya jantung yang
lemah, sama seperti almarhumah mama ku. Kami takut, jika kami kasih tau hal itu
pada bintang. Kami takut dia akan marah dan jantung nya akan sangat lemah.”kata
kak adrian. “ terus, kapan loh pulang? Ya... jika loh sayang sama bintang.
Pasti loh akan pulang.” “ gue akan temani dia. Abis latihan basket, aku akan
pulang. Dan aku akan ajak dia jalan jalan.” “ oh ya. Aku pergi dulu ya. ada hal
yang harus ku kerjakan.” Kata kak hammka.
Slama beberapa Minggu aku
tinggal dirumah kak hammka. Mereka pun mencari ku. Mereka mencari ku melalui
koran dan media telivisi. Kak hammka dan nenek menyuruh ku untuk pulang. Tapi
aku masih ragu untuk pulang kerumah. Slama aku tinggal bersama nenek. Hidup ku
merasa lebih bermakna dari yang sebelumnya. Aku sudah menggap nenek, syifa, dan
kak hammka sebagai keluarga ku. Dan kini, aku harus meninggal kan mereka. Aku
sedih, harus meninggalkan mereka aku sayang banget sama mereka
.
Saat aku jalan
menyeberang jalan tiba tiba. Ada sebuah mobil berkelajuan cepat. Rasa nya aku
tak bisa lagi untuk berjalan menghindari mobil itu. Aku terpaku, rasa nya kaki
ku ada yang mehanan. Dan aku pun tertabrak dengan mobil itu. Aku tercampak dari
jalan. Aku pun berdarah darah. Orang orang pun langsung mengelubingi ku. Tiba
tiba kak adrian muncul. Dan kak adrian langsung membawa ku kerumah sakit.
Saat dirumah sakit. Kak
adrian langsung menelefon papa agar pulang. Tapi, handphone papa tidak aktif.
saat kak adrian menunggu ku operasi. Kak adrian ditangkap polisi. Kak adrian
bingung kanapa dia bisa ditanggkap polisi. “ apa benar anda bernama adrian?”
tanyak pak polisi itu. “ iya.”
“ pak, kenapa tangan saya diborgol? Apa salah saya pak.” “ anda bisa jelaskan dikantor nanti.” “tapi pak, saya lagi nungguin adik saya operasi pak!” “ kami akan jaga adik kamu. Slama kamu masih di proses.” “ tapi pak.”kata kak adrian. Dan kak adrian pun di bawa ke kantor polisi.
“ pak, kenapa tangan saya diborgol? Apa salah saya pak.” “ anda bisa jelaskan dikantor nanti.” “tapi pak, saya lagi nungguin adik saya operasi pak!” “ kami akan jaga adik kamu. Slama kamu masih di proses.” “ tapi pak.”kata kak adrian. Dan kak adrian pun di bawa ke kantor polisi.
Saat dikantor polisi
disana ada kak aldrian dan kak aldo juga. Mereka ditanggkap polisi. Dan kak
adrian lagsung tau kenapa dia ditanggkap oleh polisi. Saat mereka di penjara,
kak adrian meminta kepada pak polisi agar kak adrian bisa menelefon kak hammka.
Agar kak hammka bisa jaga aku di rumah sakit slama mereka belum bebas dari
penjara.
Setelah beberapa hari aku
koma. Papa pulang dari amerika. Papa membawa bunga yang indah. Dia membawa
bunga itu pulang. Entah mengapa papa membawa bunga. Saat papa masuk kerumah
papa memanggil manggil ku. “ bi... bintang. Bintang sayang. Papa udah udah
pulang. Papa bawa hadiah loh untuk kamu. Kita jalan jalan yuk.” Paggil papa
dari bawah. Tiba tiba bik inem datang kepada papa. “ bik, bintang mana ya bik?”
tanya papa tidak tau. “ eehhmm... non bintang. Kecelekaan tuan. Non bintang
masuk rumah sakit, dan sekarang non bintang koma tuan.” Kata bik inem takut.
Papa pun langsung menjatuhkan bunga nya. Dan papa langsung kerumah sakit.
Saat dirumah sakit. Papa
melihat kak hammka yang ada di samping ku. Papa tidak menghiraukan nya. Papa
pun langsung memeluk ku. Dan papa menangis. “ bintang.” Kata papa meneteskan
air mata nya. “ maafin papa bintang. Papa sayang kamu. Jangan tinggalin papa
sayang.” Kata papa menangis. Saat papa lagi bersama ku. Kak hammka pun keluar
dari ruangan ku.
Saat papa keluar dari
ruangan ku. Papa pun berbicara dengan kak hammka. “ kamu siapa?” tanya papa
pada kak hammka. “ saya hammka om.” Jawab kak hammka. “ kamu ngapain disini?” “
saya jangain bintang om.” “jagain??? Emang nya kakak kakak nya bintang kemana?”
“ maksud om. Adrian, aldrian, dan aldo?”
“ iya” “ mereka,,, di penjara
om.” “apa? Kamu bohongkan?” “ gak om. Saya benar. Saya disuruh adrian untuk
jaga bintang slama om belum pulang dari amerika.” kak hammka dan papa pergi
kepenjara untuk menjeguk kak adrian, kak aldrian, dan kak aldo. Sebelum mereka
berangkat ke penjara papa menelefon bik inem agar kerumah sakit untuk jagain
aku dirumah sakit.
Saat mereka sampai di
penjara mereka pun bertemu dengan kak adrian, kak aldrian, dan kak aldo. Papa
yang wajah nya mulai marah. “ kalian itu malu maluin papa tau!” kata papa. “
maafin kami. Kalau kami sudah buat papa malu.” Kata kak adrian “ tolong bebasin
kami pa. Aku ingin jaga bintang pa.” “ kalian itu gak becus jaga adik kalian.
Kakak apa kalian?!” kata papa marah. “ papa yang gak becus jadi seorang ayah!”
kata kak aldo pada papa. “ apa kamu bilang! Papa gak becus!” kata papa menampar
kak aldo. “ kalau papa becus jadi seorang ayah. Apa papa penah perhatikan kita?
Apa papa perna nayak gima kabar anak anak nya? Apa papa pernah jadi pelindung
kami? Papa itu gak pernah lakuin itu semua! Papa slalu sibuk dengan orang lain.
Papa gak pernah ada buat kita. Papa tau gak. Bintang itu kabur dari rumah!
Karna, dia merasa kalau papa jadikannya boneka papa. Papa slalu atur dia. Papa
slalu mendikte dia! Kalau papa gak percaya. Papa baca surat dari dia!” kata kak
aldrian kasih surat aku kepada papa. Papa pun membaca nya. “ papa udah tau kan.
Slama ini papa jadikan dia boneka papa.”
Dan tiba tiba kak hammka
berbicara. Kak hammka mencerikan kepada mereka bahwa slama aku kabur dari
rumah, aku tinggal bersama kak hammka. Dan semua udah jelas permasalahan nya.
Dan kak adrian, kak aldrian, adan kak aldo besok sudah bisa bebas dari penjara.
Keesokan hari nya pun
mereka datang kerumah sakit untuk melihat aku. Saat dokter datang, dokter
menyuruh papa untuk datang keruangan dokter itu. Dan kata dokter kepada papa
kalau aku tidak bisa berjalan, tidak bisa melihat, dan tidak bisa berbicara.
Pita suaru ku rusak. Dan kaki aku retak. Dan jika aku ingi melihat kembali, aku
harus operasi mata.
Slama dua Minggu lebih
aku koma. Disaat aku terbaring koma mereka menunggu ku.
Saat aku sadar dari koma.
Aku pun membuka mata ku. Tapi, kenapa aku gak bisa melihat dan kenapa saat aku
mau berbicara aku gak bisa berbicara. Dan saat aku ingin menggerakkan kaki ku,
kaki ku tidak bisa bergerak. Aku pun menangis dan menjerit jerit. “ bintang...
ini papa. Kamu tenang ya sayang.” Kata papa memenggang tangan ku. Aku pun menghentakan
tangan ku dengan tangan papa. Aku pun semakin marah. Aku gak ingin melihat papa
dan kakak kakak ku lagi. Aku benci sama mereka. Saat kak hammka yang berbicara
aku pun terdiam. Aku meraba dan mencari tangan kak hammka. “ bintang, ini kak
hammka.”
Setelah seminggu aku
sadar. Aku pun diperbolehkan dokter untuk pulang. “ bi, hari ini kita udah bisa
pulang. Kita pulang yuk.” Kata papa. Aku pun langsung mengambil pulpen dan buku
kecil. Aku menulis di buku kecil itu bahwa aku tidak mau tinggal bersama papa
ku. Tapi, aku ingin tinggal bersama kak hammka.
Selama dua Minggu aku
tinggal dirumah kak hammka. Saat kak hammka mau menyulangkan ku bubur. Kak
hammka membujuk ku agar aku mau pulang kerumah ku. Kak hammka bilang, kalau
papa dan kakak kakak ku sudah berubah. Mereka akan menyisihkan waktu nya untuk
ku. Aku tak tega rasanya, ketika kak hammka memohon pada ku. Dan akupun
terpaksa harus memenuhi permintaan kak hammka. Smoga aja yang dikatakan kak
hammka itu benar.
Keesokan hari nya aku pun
pulang kerumah. Saat aku berjumpa dengan papa, papa langsung memeluk ku.
Sebenarnya, aku benci dipeluk papa. Tapi, ini demi kak hammka. Setelah satu jam
aku dirumah, kak hammka berpamitan untuk pulang. Aku sedih, ketika kak hammka
pulang. Aku takut, kalau aku akan sendirian dirumah ini.
Setelah seminggu aku
tinggal dirumah. Papa mengajak ku ke villa baru nya. Papa baru beli villa itu
sebulan yang lalu. Dan aku menyuruh papa untuk ajak kak hammka. Papa pun
menyetujui nya.
Saat sampai di villa. Aku
di dipinggir danau dekat villa. Papa bilang pada ku, bahwa donor mata ku sudah
ada. Aku senang banget ketika mendengar nya.
Dan saat itu juga hubungan aku dengan papa dan kakak kakak ku mulai
membaik.
Kami tidak lama lama di
villa. Karna, aku mau operasi mata di bandung. Hati bahagia dan dekdek kan
banget ketika aku mau operasi mata. Smoga, operasi ini berjalan dengan lancar.
Ternyata, semua nya berjalan dengan lancar. Slama beberapa hari mata ku masih
ditutupi dengan perban. Aku sudah tidak sabar, ingin rasa nya ku buka perban itu.
Saat dokter telah
memperbolehkan aku untuk membuka perban dimata ku. Suster pun langsung membuka
nya dengan perlahan. Saat perban itu
sudah terbuka semua. Akupun membuka mata ku, kulihat orang orang yang di
sekitar ku dan aku pun tersenyum. Aku pun langsung memeluk papa.
Keesokan hari nya. Papa
mengajak ku untuk ke villa. Karna, aku ingin melihat pemandangan disekitar
villa baru papa. Saat aku sampai di villa, villa itu penuh dengan taburan bunga
yang indah. Hati ku senag sekali ketika aku melihat itu semua. Ternyata, hari
ini hari ulang tahun aku. Aku lupa, kalau hari ini hari ulang tahun ku yang ke
14 tahun. Disana papa kasih aku hadiah yang sangat ku ingin kan dari kecil.
Yaitu, baju sekolah, sepatu dan tas. Berarti aku sudah boleh sekolah sama papa.
Senang banget rasanya.
Saat kami mau makan malam
aku menyuruh kak hammka menjemput nenek dan syifa. Kata kak hammka rumah nenek
dan syifa gak jauh dari villa ku. Kami pun menunggu mereka datang. Setelah
mereka datang, kami pun makan malam dengan menu makanan yang banyak sekali.
Saat semua sudah tidur.
Aku ingin kedapur untuk mengambil segelas air putih. Saat aku mau masuk ke
kamar. Aku melihat, papa dengan nenek berbincang bincang. Kelihatan nya mereka
berbicara suatu hal yang penting banget. Dan akupun menguping nya. “ bu, apa
hammka dan syifa anak ku bu?” tanya papa pada nenek. “ iya. Tapi, syifa bukan
anak kamu.” “ jadi syifa itu siapa bu?” “ syifa adalah bayi yang dibuang oleh
orang tua nya. Ibu menemukan nya di pinggir jalan. Dan hammka gak tau kalau
syifa itu bukan adik nya.” Kata nenek. “ sampai kapan kamu menyimpan rahasia
ini semua pada anak anak kamu?” sambung nenek lagi. “ ini belum saat nya bu.
Aku butuh waktu lagi untuk memberi tau ini semua pada anak ku.” Kata papa. Aku
pun langsung pergi ke kamar. Aku takut ke tahuan papa.
Saat papa masuk ke kamar
ku. Aku menceritakan sama papa. Bahwa tadi malam aku mendengar percakapan papa
dengan nenek. Dan aku pun meminta penjelasan dari papa. Papa pun menjelaskan
nya pada ku. Bahwa, dalu papa mempunyai istri selain mama ku. Dan kak hammka
adalah kakak aku, dan kakak nya kak aldo. Kak hammka lahir ditahun yang sama
dengan kak aldrian dan kak adrian . jadi, umur mereka sama. Setelah kak hammka
lahir, papa pun menceraikan istri simpanan papa. Dan saat itu juga papa gak
pernah tau di mana meraka tinggal. Dan baru sekarang papa mengetahui anak dari
istri simpanan papa. Dan sebenar nya papa tidak mencintai Mama.
Makanya, papa mempunyai istri simpanan. Istri simpanan nya itu lah wanita yang
papa cintai.
Aku menyuruh papa untuk
bilang kepada kak hammka. Bahwa, kakak hammka adalah anak papa. Tapi, papa
tetap saja tidak mau memberi tahu kepada kak hammka. Saat kami semua kumpul di
ruang keluarga papa memberitahu kepada kami semua bahwa kak hammka adalah anak
papa. Dan kak hammka terkejut mendengar itu semua. Kak hammka masih gak
percaya. Dan papa pun mengajak kak hammka untuk berbicara empat mata.
Dan kak hammka memanggil
nenek untuk mengunggkap kan ini semua. Dan nenek mengatakan “ itu benar hammka.
Yang dibilang papa kamu benar hammka. Bahwa, kamu adalah anak nya.” “ aku gak
mau punya ayah seperti dia. Ayah yang gak bertanggung jawab kepada anak nya.”
Kata kak hammka marah. Kak hammka pun pergi membawa syifa dari villa ku.
Saat kejadian itu papa
mengajak ku untuk pulang ke rumah. Aku ingin bertemu kak hammka. Aku kangen
sama kak hammka. Aku menyuruh supir ku untuk antar aku ke villa. Saat aku sudah
sampai di villa. Aku ingin sendiri di villa ini.
Keesokan hari nya aku
pergi kerumah nenek dan syifa. Kata nenek, kak hammka pergi ke luar negri untuk
bekerja. Saat aku mau menyeberang jalan tiba tiba ada mobil yang berkelajuan
cepat. Rasa nya roda kursi ku tidak bisa ku dorong. Tiba tiba ada seseorang
yang mendorong kursi roda ku. Saat orang itu menolong ku, dia pun tertabrak
dengan mobil itu. Dan saat kursi roda ku di dorong, aku pun terjatuh. Tapi, aku
gak apa apa. Ternyata, orang yang telah menolong ku adalah syifa. Dan dia
tertabrak oleh mobil yang berkelajuan kencang. Syifa penuh dengan darah. Aku
pun berusaha naik kekursi roda. Dan aku pun langsung menghampiri syifa.
Saat aku sudah di dekat
syifa. Aku memeluk nya, aku menjerit meminta tolong kepada orang orang. Tapi,
gak ada orang pun yang mendengarkan jeritan ku. Aku pun langsung menelefon papa
untuk datang ke puncak. Gak berapa lama aku menelefon papa. Orang orang
berdatangan. Mereka datang hanya untuk melihat. Mereka tidak menolong nya, dan
kak aldo datang. Kak aldo membawa syifa dan aku kerumah sakit.
Saat syifa di bawa ke
rumah sakit. Nyawa syifa sudah tidak bisa tertolong lagi. Syifa tlah banyak
kehabisan darah.
Saat dari kejadian itu.
Aku gak bisa memaafkan diri ku. Karna, gara gara diriku syfi meninggal. Dan
sejak dari kejadian itu. Aku sudah bisa berbicara kembali.
Setelah seminggu syifa
meninggal kak hammka pulang dari luar negri. Saat aku duduk dipinggir danau
dekat villa ku. Aku pendengar suara kaki yang melangkah menuju diri ku. Saat
aku melihat kebelakang. Ternyata, orang itu adalah kak hammka. Akupun memeluk
nya. Hati ku senang sekali ketika melihat kak hammka. Entah mengapa aku gak
ingin kehilangan kak hammka dari hidup ku.
Saat aku dan kak hammka
duduk duduk di pinggir danau. Aku dan kak hammka pun berbincang bincang di
bawah matahari terbenam. “ slamat ya bi.” Kata kak hammka. “ slamat apa kak?”
tanya ku heran. “ slamat atas perjuangan kamu.” “ maksud kakak?” “ sekarang
kamu udah bisa berjalan dan bicara kan?”kata kak hammka. Dan aku pun
menggangguk kan kepala ku sambil tersenyum. Dan kak hammka pun memeluk ku.
Kak hammka udah bisa
menerima ini semua. Kak hammka udah mau tinggal bersama ku, papa, kak adria,
kak aldrian, dan kak aldo. Aku senang sekali, ketika aku mendengar kalau kak
hammka mau tinggal bersama ku.Keesokan harinya aku dan kak hammka pun pulang ke
rumah.
Saat sampai dirumah. Papa
berada di halaman belakang. Aku pun memanggil papa. Saat aku berada halaman
belakang rumah aku melihat papa sedang membersihkan motor ke sukaan nya. Aku
pun menyuruh papa untuk segera ke ruang tamu. Saat papa melihat, kak hammka pun
langsung memeluk papa. Mungkin, kak hammka terharu kali.
Keesokan malam nya kami
pun kevilla kembali. Disana kami berkumpul seperti keluarga yang besar. Kami
makan malam bersama sama di dekat danau. Saat aku berdiri dipinggir danau. Kak
hammka mendekati ku. Dan kak hammka sambil berbicara “ ini kan yang kamu tunggu
dari dulu.” Dan aku pun tersenyum. Dan papa pun mengampiri diri ku. Saat papa
berada disamping ku. Aku mengucapkan happy birthday pada papa. “happy birthday
pa.”Kata ku. Kak aldo pun langsung membawa kue tar nya kepada papa. Dan papa
pun memeluk kami semua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Biarkan kami tahu kamu di sana... ;)