Selamat datang di Kumpulan Cerpen Remaja dan Anak! Silahkan mengunjungi satu per satu cerpen dari para penulis kami!
Bisa mulai ditelusuri dari Authors yang berisi profil kami, kemudian Become Author untuk mengirim karya atau pun menjadi penulis tetap. Melanjutkan atau malah langsung menuju Daftar Cerpen yang berisi cerpen terposting di blog lama maupun baru pun oke. Ada yang kurang? Tanyakan di Information. Berkelana sesuka hati saja, deh! Welcome!
Welcome to KCRdA weblog | take parcitipate with us | read stories | comment | send stories

Sabtu, 25 Oktober 2014

Antara Jomblo dan PHP - Cerpen Remaja

ANTARA JOMBLO DAN PHP
Karya Acil

Jomblo. Jomblo adalah gelar paling payah yang pernah gue sandang dalam kehidupan gue. Sebuah kata yang terdiri dari enam huruf bikin nyesek itu, terkadang membuat gue merasa jadi makhluk malang yang terlantar di tepian dunia. Sendirian, kesepian, terkapar mengenaskan dalam sebuah dimensi sepi tanpa bisa melakukan apa - apa. Coba bayangkan apa yang bisa dilakukan oleh seorang jomblo ketika dia ngerasa kesepian.
Jomblo itu cuma bisa berlagak mandiri, berlagak sok nggak butuh seseorang untuk mengusir rasa sepi yang dia alami.

Ya, jomblo itu cuma seongok makhluk mengenaskan yang bisanya cuma pura – pura. Jomblo itu cuma makhluk malang yang hobinya membohongi diri sendiri. Jomblo itu suka sok membangun komitmen untuk nggak pacaran. Padahal, yang sebenarnya terjadi adalah dia itu terpaksa membuat komitmen karena dia nggak punya pacar. Pikir pakai logika, kawan. Di dunia ini jarang banget, bahkan mungkin nggak akan pernah ada manusia yang punya pacar, terus tiba – tiba dia bikin komitmen untuk nggak pacaran. Itu cuma akal – akalan seorang jomblo aja biar mereka dijuluki jomblo terhormat. Jomblo yang ngakunya masih laku tapi nggak tertarik untuk punya pacar. Tapi jomblo tetaplah jomblo. Seongok makhluk yang memang penuh dengan kepalsuan.
Saat seorang jomblo ditanya soal pacar, dia akan berlagak tegar. Tapi, sebenarnya saat itulah dia lagi berjuang untuk menerima kenyataan. Hatinya itu sebenarnya menjerit. Tapi dia dengan kalemnya akan tersenyum, lalu melontarkan sebuah jawaban kuno kayak gini :
“ Gue nggak butuh pacar untuk bisa cengengesan dan bahagia “.
Ironisnya, jawaban yang keluar dari mulut selalu bertolak belakang dengan apa yang sebenarnya terkubur di dalam hati. Jomblo memang bisa bahagia tanpa kehadiran sesosok makhluk bergelar pacar dalam hidupnya. Tapi sayangnya, seorang jomblo selalu ngerasa bahwa kebahagiaannya nggak lengkap saat sosok pacar itu nggak nongol dalam semua cerita yang dia jalani. Ya, seperti kata gue, jomblo itu memang jago membohongi diri sendiri.
Nama gue Haikal Fauzi, sesosok manusia malang penyandang gelar jomblo akut yang sampai saat ini belum bisa move on dari kejombloan kronis yang gue alami. Tiga tahun gue jomblo. Tiga tahun juga gue berpura – pura enjoy dengan hidup gue yang mengenaskan ini. Pura – pura asyik dengan kehidupan gue yang kelabu di setiap malam minggu. Pura – pura happy dengan hidup gue yang sunyi dan sepi. Lalu, pura – pura tabah saat gue harus menerima kenyataan bahwa gue ini ternyata memang dikutuk untuk hidup sendirian.
Bagi gue, hidup sebagai seorang jomblo itu rasanya kayak makan rujak mangga. Ada pedesnya, ada manisnya, juga banyak banget asemnya. Pedesnya jadi jomblo itu terasa ketika gue nggak sengaja mergokin orang lagi pacaran. Hati gue mendadak panas. Serasa dicabein, diulek, dibikin sambel ati dan rasanya itu jleb banget. Persis kayak di tusuk jarum suntik sebesar jempol kaki. Sakit banget, man!.
Tapi, jadi jomblo itu nggak selalu pedes. Ada saat – saat dimana jadi seorang jomblo itu terasa manis. Saat – saat manis itu adalah ketika kita bebas. Bebas mau deket sama cewek manapun tanpa harus pusing – pusing mikirin kemungkinan bahwa kita akan diomelin habis – habisan, dicemberutin dan akhirnya diputisin dengan cara yang tragis. Ditampar dulu baru bubaran. Uh, nggak enak.
Selain manis, jadi jomblo juga kadang terasa begitu asem. Asemnya jadi jomblo adalah ketika kegalauan menyapa duniamu. Dari mulai galau karena malam minggu yang cuma diisi dengan acara ngelamun dan main game, sampai galau gara – gara ngelihat sms yang muncul di handphone itu ternyata datangnya dari operator, bukan dari orang yang selama ini dikeceng mati – matian. Ya, dalam hidup seorang jomblo pasti kasus – kasus galau itu mudah banget untuk ditemui. Entah itu galau yang disebabkan oleh mantan yang duluan punya pacar, ditinggal pergi sama gebetan, sampai nyesek – nyesekan gara - gara diledekin sama teman seperjuangan.
Kehidupan seorang jomblo itu memang warna – warni. Ya, meskipun warna yang lebih mendominasi kehidupan seorang jomblo itu adalah warna kelabu. Tapi, gak jarang ada warna – warna lain yang menghiasinya. Meskipun cuma warna yang semu. Hidup jomblo juga dipenuhi dengan banyak sekali tikungan. Gak jarang seorang cewek yang gue gebet ditikung sama teman sendiri. Gak jarang pula gue diPHP – in sampai hati gue benar – benar cedera. Inilah warna lain yang tumpah dalam kertas kelabu kehidupan gue. Di PHP – in memberikan warna cerah dalam kegelapan hidup gue, meskipun akhirnya warna cerah itu kembali meredup, kemudian menghilang. Bayangkan, gue mengawali hal indah saat dekat sama dia. Lalu saat gue sudah merasa nyaman sama dia dan gue mengambil langkah untuk meneruskan kedekatan ini dalam sebuah ikatan pacaran, tiba – tiba dia pergi. Dia berlari meninggalkan gue jauh dibelakangnya. Di PHP – in itu nggak enak, wahai orang yang pergi tanpa sempat gue miliki. Uh sakit.
PHP sekarang ini jadi trending topik dimana – mana. Di dunia nyata, di dunia maya, bahkan mungkin di dunia para pocong sekalipun. PHP memberikan sedikit trauma bagi gue. Mungkin karena gue terlalu sering di PHP –in. selama tiga tahun ngejomblo, sedikitnya gue pernah di PHP in sama cewek sebanyak empat kali.
Cewek yang pertama kali memberikan harapan kepada gue adalah Artha. Sesosok cewek manis dengan sederet kawat yang memagari giginya ini sempat membuat gue berniat untuk mengakhiri kejombloan yang sudah berakar satu tahun lamanya. Dia adik kelas gue di sekolah, kita juga satu ekskul. Kebetulan kita punya selera yang sama pada musik. Gue di gitar, dia di vokal. Kita sering berkolaborasi, dan mungkin dari situlah rasa suka gue timbul. Timbul jadi sebuah jerawat di jidat. Saat itulah naluri gue bilang bahwa gue harus memiliki dia. PDKT – an pun dimulai dengan cara tukeran nomor handphone. Untuk ngedeketin Artha nggak susah. Gue tahu dia itu adalah tipe cewek yang supel. selama kita menjalani masa PDKT yang panjang, gue dan dia menjalaninya dengan penuh suka cita. sampai kita berdua pernah pergi ke sebuah acara malam mingguan bareng. Dari situ kita mulai deket. Deket yang nggak biasa. Gue mulai memberi dia isyarat bahwa gue suka sama dia. Mulai dari sok – sok perhatian, nanyain ini, nanyain itu. Dia juga ngerespon apa yang gue isyaratkan. Intiya dia sudah menyalakan lampu hijau. Mungkin dia juga suka sama gue, pikir gue saat itu. Lalu saat masa PDKT – an itu mencapai puncak final, tiba – tiba gue tahu kalau dia jadian sama teman gue, Si Dirga. Gue tahu semua itu dari mulut Artha secara langsung. Sampai saat ini gue masih inget kata – katanya, kurang lebih kayak gini :
“ Sorry, kak. Aku udah jadian sama kak Dirga “
JGGERRRR ! makasih banget Artha.
Dari situ gue tahu kalau selama ini dia mau dekat sama gue karena gue adalah teman dekatnya Si Dirga. Mungkin dia menganggap gue ini sebagai makcomblang. Dari situ gue patah hati lagi. Sadar deh gue bahwa kejombloan gue ini akan diperpanjang masa aktifnya sama Tuhan. So, ujung – ujungnya gue pasrah.
Selain Artha, masih ada cewek lain yang membuat gue pernah berharap bahwa masa kejombloan ini akan tuntas. Ada Elma yang pergi tanpa alasan setelah gue tembak, ada Putri yang lari saat dia tahu kalau gue adalah sahabat mantannya; Si Ari dan yang terakhir ada Nana yang ngilang dengan sepucuk surat cintanya.
Dari situ gue mikir, buat apa seseorang datang dengan harapan, lalu pergi berlari meninggalkan luka. Mungkin gue bukan orang yang tepat untuk mereka, mungkin juga gue gak pantas buat mereka. Tapi sebuah hal yang gue tahu, mereka nggak pernah punya niat untuk nge PHP in gue. Mereka nggak berniat untuk meninggalkan jejak luka di hati gue. Mereka Cuma orang – orang yang ingin menghargai gue dengan merespon apa yang gue curahkan kepada mereka. Gue tahu mereka hanya ingin menjaga hati gue agar nggak tersakiti dan hancur terlalu dini. Meskipun akhirnya mereka melakukannya juga. Mungkin guenya yang menyalah artikan semua respon mereka dengan penuh percaya diri. Ya gue terlalu GR.
Dari situ gue mengambil satu kesimpulan bahwa di dunia manapun, entah itu dunia nyata, dunia maya dan dunia para pocong nggak ada yang namanya PHP. Yang ada Cuma kitanya aja yang terlalu percaya diri dan menyalah artikan semua respon dia sebagai nyala lampu berwarna hijau. Yang perlu kita ingat, kawan. Seseorang mungkin akan merespon apa yang kita curahkan sama dia. Tapi nggak selamanya respon itu adalah pertanda bahwa dia memberikan lampu hijau kepada kita. Inilah saat dimana seorang jomblo harus berpikir lebih jauh dan memakai logika dalam menilai sebuah hasil yang didapat. Ngarep sama orang boleh, tapi jangan pernah GR duluan. Manusia diciptakan untuk saling menghargai satu sama lain, dan mungkin tindakan yang dia lakukan hanya untuk menghargai tindakan kita doang.
Terimakasih untuk kalian ; semua orang yang pergi tanpa sempat gue miliki. Dari kalian gue belajar bagaimana cara menghargai sesuatu. Karena kalian, gue tahu bahwa cara seseorang untuk menghargai sebuah hal itu bisa dikemas dalam bentuk yang berbeda - beda. Terima kasih karena kalian pernah menyempatkan diri untuk mampir dalam episode hidup gue ini. Sebuah episode dimana gue harus belajar memaknai sesuatu dengan teliti, dengan logika sampai akhirnya gue harus menerima kenyataan bahwa kalian yang selama ini gue anggap salah, gue anggap Cuma bisa menorehkan luka, ternyata adalah orang – orang yang pandai menghargai sesuatu dengan cara yang berbeda. Dan gue, gue cuma seorang makhluk mengenaskan yang selalu menyalah artikan segalanya dengan penuh percaya diri. Maaf kalau sebelumnya gue pernah menganggap kalian sebagai sindikat Pemberi Harapan Palsu. Dari sini, gue tahu bahwa setiap hal yang terjadi dalam hidup ini, baik itu manis, ataupun kecut. Semuanya adalah rangkaian teori yang harus kita rangkum dan kita serap intinya. Dari di PHP in, gue tahu kalau cara setiap orang dalam menghargai itu berbeda beda. Dan kalian berhasil menghargai gue… dengan cara yang berbeda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Biarkan kami tahu kamu di sana... ;)