Misteri Ruang Ganti, Benarkah?
Di sebuah sekolah, tepatnya SD Permata Bangsa, ada 4 orang sahabat yang bernama Dara, Kanaya, Riri, dan Manda. Mereka adalah siswa kelas 4C . Mereka sudah bersahabat sejak lama, dari kelas 1 SD. Baru-baru ini, ada kabar yang mencengangkan yang mengejutkan seluruh isi sekolah. Sepulang sekolah pun empat sekawan ini membicarakannya.
“Ri, kamu tahu tidak, katanya ada kabar menyeramkan dari sekolah kita, katanya
ada hantu di ruang ganti!” seru Kanaya.
“
Hah iya? Ceritain dong, aku jadi penasaran nih..” tanya Riri.
“Jadi
begini. Baru aja seminggu yang lalu diceritain sama Rara, anak kelas sebelah,
nah katanya di ruang ganti, temennya
pernah liat ada lengan kiri gede banget gitu, terus ada suara aneh. Aku kalo
sendiri juga mana berani, temennya Rara aja langsung teriak ketakutan,” cerita
Kanaya.
“Kalau
aku di sana, pasti aku bisa lari keluar, tuh. Kamu tahu kan, kalau aku takut
sama hantu,” sambung Riri.
“Ih,
gituan aja masa takut sih?” Dara mencibirkan bibirnya.
“Jangan
ngomong doang, dong! Coba kamu kesana, berani nggak?” kata Kanaya dengan nada
menantang.
“Ummm….”
Dara hanya bergumam. Sepertinya ia juga tidak berani.
“Oke, kita lanjut. Kalian tau nggak? Bu Reni,
guru Matematika kita juga pernah diceritain sama kakak kelas kita, kak Yadi,
tapi Bu Reni nggak percaya tuh. Gimana? Mending kita ke sana, cari tahu, apa
mending kita nggak usah percaya aja?” tanya Kanaya.
“Aku
sih udah penasaran banget Nay, jadi mending kita ke sana aja yuk!” ajak Riri.
“Yuk!”
Dara dan Manda ikut setuju.
Mereka
pun bergegas ke ruang ganti yang kosong itu untuk mencari tahu kebenaran
misteri itu.
***
“Nih,
lihat ada nggak lengannya? Nggak ada kan?” tanya Dara.
“Nggak
ada apa-apa sih. Tapi liat deh sini. Ada kayak bayangan di lantai yang
bentuknya hampir kayak jejak kaki. Jangan-jangan…” Kanaya menunjukkan sesuatu.
Ketiga
temannya yang lain pun mendekat ke arah Kanaya, dan mereka tidak melihat
apa-apa. Mereka terus mencari dengan jeli di mana letak jejak itu berada. Tapi
yang ditemukan hanyalah ruangan kosong belaka.
“Kanaya,
ada di mana sih? Kamu menakut-nakuti kita supaya kita pergi dari sini?” tanya
Dara dengan seulas cibiran.
“Kita liat dulu deh.” Mereka terus mencari, tetapi tetap tidak mendapatkan,
hingga tiba-tiba terdengar suatu tawa yang menyeramkan, dan mencekam...
Anak-anak
itu langsung berteriak kencang.
“Teman-teman, sepertinya kita harus pergi dari
sini deh. Bulu kudukku sudah merinding nih!” ungkap Riri.
Lengan
yang mereka cari akhirnya muncul juga.
“Kita mau apa di sini?” tanya Manda.
“Entahlah,” kata Riri dengan penuh keraguan.
Tak
ada jawaban dari otak mereka. Hanya kebingungan yang ada. Mereka menunggu 15
menit, sampai akhirnya seseorang dari mereka melihat sesuatu yang membuat
mereka tertawa.
“Liat
deh itu! Kita dikerjain kakak-kakak kelas!! Liat deh lengannya itu! Di bawahnya
kan ada kain seragam kita! Itu kan dari balik pintu kaca buram ini, jadinya ya
kliatan makin gede lengannya. Terus liat deh, ada tas sekolah. Yang itu aku
kenal banget tuh, kak Rizal. Tasnya kan aku sudah hafal! Nggak nyangka ya kita
dikerjain kakak-kakak kelas hahaha,” cerita Kanaya.
Lalu
Kanaya membuka pintu, dan ternyata benar apa yang dilihatnya…
KAKAK-KAKAK
KELAS!
“Ngapain
sih kak, kalian bertiga di sini? Bikin heboh sekolah aja! Tau nggak, kalian tuh
bikin satu sekolah takut ke ruang ganti, kenapa sih? Kalian suka nongkrong di
sana gitu? Sengaja ditakut-takutin biar nggak ada yang kesitu, jadi kalian bisa
nongkrong di sana pulang sekolah tanpa ada yang liatin?” Kanaya protes.
“Nay,
katanya kamu nggak takut sama hantu? Masa digituin aja langsung panik, Nay? Kita
kan pengen tau kamu tuh seberapa berani sih Nay.. Makanya jangan lancang sama
kita dong Nay! Hormat dikit napa sama
kita, Nay, oke?” kata kak Afri.
“Iya
deh kak, maafin Naya ya,” Kanaya tersenyum.
Tiba-tiba Pak Derry muncul diantara
mereka.
“Ada apa ribut-ribut?” tanya guru
itu.
“Ini, kakak-kakak pada ngerjain kita
di ruang ganti. Mereka nakut-nakutin kita, sama ada temen-temen yang lain, Pak.
Jadi seolah-olah ada hantu gitu Pak.”
“Jadi begini. Dulu lengan yang
menjadi perhatian di sini memang ada. Tapi sekarang, setelah kami meminta
tolong kepada yang punya sixth sense,
ia mengatakan bahwa hantu itu sudah lenyap. Kalian paham?” kata guru itu.
“Paham Pak!” jawab anak-anak itu.
“Kalian berempat boleh pulang,
kalian yang senior tetap disini.” kata guru itu lagi.
Empat sekawan itu pun bergegas
pulang dengan hati riang.
***
“
Kalian bertiga! Mengapa kalian melakukan seperti itu?” tanya pak Derry.
“Ummm…
karena….”
“Tidak
ada alasan! Sekarang kalian keluar, lari keliling lapangan dua kali!” seru pak
Derry.
“Iya
pak!” kata ketiga anak itu pelan.
Rupanya
misteri itu hanya tipuan belaka. Tapi, akankah “si pengganggu” itu kembali
lagi? Tak ada yang dapat tahu.
THE
END
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Biarkan kami tahu kamu di sana... ;)