Selamat datang di Kumpulan Cerpen Remaja dan Anak! Silahkan mengunjungi satu per satu cerpen dari para penulis kami!
Bisa mulai ditelusuri dari Authors yang berisi profil kami, kemudian Become Author untuk mengirim karya atau pun menjadi penulis tetap. Melanjutkan atau malah langsung menuju Daftar Cerpen yang berisi cerpen terposting di blog lama maupun baru pun oke. Ada yang kurang? Tanyakan di Information. Berkelana sesuka hati saja, deh! Welcome!
Welcome to KCRdA weblog | take parcitipate with us | read stories | comment | send stories

Minggu, 29 Juni 2014

Misteri Ruang Ganti, Benarkah?

Misteri Ruang Ganti, Benarkah?
Karya L


Di sebuah sekolah, tepatnya SD Permata Bangsa, ada 4 orang sahabat yang bernama Dara, Kanaya, Riri, dan Manda. Mereka adalah siswa kelas 4C . Mereka sudah bersahabat sejak lama, dari kelas 1 SD. Baru-baru ini, ada kabar yang mencengangkan yang mengejutkan seluruh isi sekolah. Sepulang sekolah pun empat sekawan ini membicarakannya.
“Ri, kamu tahu tidak, katanya ada kabar menyeramkan dari sekolah kita, katanya ada hantu di ruang ganti!” seru Kanaya.
“ Hah iya? Ceritain dong, aku jadi penasaran nih..” tanya Riri.
“Jadi begini. Baru aja seminggu yang lalu diceritain sama Rara, anak kelas sebelah, nah katanya di ruang ganti, temennya pernah liat ada lengan kiri gede banget gitu, terus ada suara aneh. Aku kalo sendiri juga mana berani, temennya Rara aja langsung teriak ketakutan,” cerita Kanaya.
“Kalau aku di sana, pasti aku bisa lari keluar, tuh. Kamu tahu kan, kalau aku takut sama hantu,” sambung Riri.
“Ih, gituan aja masa takut sih?” Dara mencibirkan bibirnya.
“Jangan ngomong doang, dong! Coba kamu kesana, berani nggak?” kata Kanaya dengan nada menantang.
“Ummm….” Dara hanya bergumam. Sepertinya ia juga tidak berani.
 “Oke, kita lanjut. Kalian tau nggak? Bu Reni, guru Matematika kita juga pernah diceritain sama kakak kelas kita, kak Yadi, tapi Bu Reni nggak percaya tuh. Gimana? Mending kita ke sana, cari tahu, apa mending kita nggak usah percaya aja?” tanya Kanaya.
“Aku sih udah penasaran banget Nay, jadi mending kita ke sana aja yuk!” ajak  Riri.
“Yuk!” Dara dan Manda ikut setuju.
Mereka pun bergegas ke ruang ganti yang kosong itu untuk mencari tahu kebenaran misteri itu.

***

“Nih, lihat ada nggak lengannya? Nggak ada kan?” tanya Dara.
“Nggak ada apa-apa sih. Tapi liat deh sini. Ada kayak bayangan di lantai yang bentuknya hampir kayak jejak kaki. Jangan-jangan…” Kanaya menunjukkan sesuatu.
Ketiga temannya yang lain pun mendekat ke arah Kanaya, dan mereka tidak melihat apa-apa. Mereka terus mencari dengan jeli di mana letak jejak itu berada. Tapi yang ditemukan hanyalah ruangan kosong belaka.
“Kanaya, ada di mana sih? Kamu menakut-nakuti kita supaya kita pergi dari sini?” tanya Dara dengan seulas cibiran.
“Kita liat dulu deh.” Mereka terus mencari, tetapi tetap tidak mendapatkan, hingga tiba-tiba terdengar suatu tawa yang menyeramkan, dan mencekam...
Anak-anak itu langsung berteriak kencang.
            “Teman-teman, sepertinya kita harus pergi dari sini deh. Bulu kudukku sudah merinding nih!” ungkap Riri.
Lengan yang mereka cari akhirnya muncul juga.
“Kita mau apa di sini?” tanya Manda.
“Entahlah,” kata Riri dengan penuh keraguan.
Tak ada jawaban dari otak mereka. Hanya kebingungan yang ada. Mereka menunggu 15 menit, sampai akhirnya seseorang dari mereka melihat sesuatu yang membuat mereka tertawa.
“Liat deh itu! Kita dikerjain kakak-kakak kelas!! Liat deh lengannya itu! Di bawahnya kan ada kain seragam kita! Itu kan dari balik pintu kaca buram ini, jadinya ya kliatan makin gede lengannya. Terus liat deh, ada tas sekolah. Yang itu aku kenal banget tuh, kak Rizal. Tasnya kan aku sudah hafal! Nggak nyangka ya kita dikerjain kakak-kakak kelas hahaha,” cerita Kanaya.
Lalu Kanaya membuka pintu, dan ternyata benar apa yang dilihatnya…
KAKAK-KAKAK KELAS!
“Ngapain sih kak, kalian bertiga di sini? Bikin heboh sekolah aja! Tau nggak, kalian tuh bikin satu sekolah takut ke ruang ganti, kenapa sih? Kalian suka nongkrong di sana gitu? Sengaja ditakut-takutin biar nggak ada yang kesitu, jadi kalian bisa nongkrong di sana pulang sekolah tanpa ada yang liatin?” Kanaya protes.
“Nay, katanya kamu nggak takut sama hantu? Masa digituin aja langsung panik, Nay? Kita kan pengen tau kamu tuh seberapa berani sih Nay.. Makanya jangan lancang sama kita dong Nay! Hormat dikit  napa sama kita, Nay, oke?” kata kak Afri.
“Iya deh kak, maafin Naya ya,” Kanaya tersenyum.
            Tiba-tiba Pak Derry muncul diantara mereka.
            “Ada apa ribut-ribut?” tanya guru itu.
            “Ini, kakak-kakak pada ngerjain kita di ruang ganti. Mereka nakut-nakutin kita, sama ada temen-temen yang lain, Pak. Jadi seolah-olah ada hantu gitu Pak.”
            “Jadi begini. Dulu lengan yang menjadi perhatian di sini memang ada. Tapi sekarang, setelah kami meminta tolong kepada yang punya sixth sense, ia mengatakan bahwa hantu itu sudah lenyap. Kalian paham?” kata guru itu.
            “Paham Pak!” jawab anak-anak itu.
            “Kalian berempat boleh pulang, kalian yang senior tetap disini.” kata guru itu lagi.
            Empat sekawan itu pun bergegas pulang dengan hati riang.
***
“ Kalian bertiga! Mengapa kalian melakukan seperti itu?” tanya pak Derry.
“Ummm… karena….”
“Tidak ada alasan! Sekarang kalian keluar, lari keliling lapangan dua kali!” seru pak Derry.
“Iya pak!” kata ketiga anak itu pelan.
Rupanya misteri itu hanya tipuan belaka. Tapi, akankah “si pengganggu” itu kembali lagi? Tak ada yang dapat tahu.

THE END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Biarkan kami tahu kamu di sana... ;)