“Hey, Aldo!” Carissa berlari-lari kecil. Aldo hanya menggeleng-geleng heran dengan kelakuan gadis itu.
“Kenapa?”
“Lista ngasih ini buat gue," Carissa menunjukkan sesuatu girang. Kedua alis Aldo bertaut.
"Terus?"
"Oh iya, pertunangan Lista sama pacarnya udah direncanain. Haha, untung waktu itu dia minta maaf. Kalo ngga, hubungan kami bakal garing banget,"
"Lo ngga marah diduluin ade lo?"
"Kenapa harus marah?" Carissa memandang aneh.
"Lo kan kakak yang lebih tua dari dia. Tapi dia malah lebih dulu tunangan daripada elo," kata Aldo datar. "Jelas-jelas dia kemudaan sedangkan lo udah ketuaan."
"Sialan lo!" Carissa menonjok bahu Aldo. "Ketuaan? Gue sama Lista kan cuma beda setaon!" dumelnya. Selama beberapa saat, suasana hanya diisi umpatan dari Carissa.
"Rissa..." sela Aldo, menatap Rissa lekat-lekat. Yang ditatap mendadak merasa rikuh berat.
"Apa?"
"Gue cinta sama lo,"
Carissa nampak shock berat mendengarnya. "Ap... Apa..."
"Gue serius kok." Aldo mengangkat bahu. "Gue cuma pengen ngomong aja, betewe."
"Do...?" Carissa menatap dengan ekspresi kaku.
"Kenapa?"
"Ngga apa kan... Kalo kita sahabatan aja?"
Sebenarnya hati Aldo mencelus, tapi dia mencoba tersenyum dan berhasil. "Ya ngga pa-pa dong. Gue berharap kita bisa bersikap biasa kok."
"Beneran kan?"
"Iya," angguk Aldo sambil tersenyum. "Gue oke kok."
Carissa menghela napas lega. "Baguslah."
"Hm..."
Suasana diantara mereka mendadak hening.
"Tapi, Do,"
"Apa?"
"Gue juga."
"Hah?" Aldo terlongong dengan wajah bodoh.
"Gue juga," tegas Carissa.
"Tapi tadi..."
Carissa menyeringai. "Itu cuma ngecek doang kok. Tapi sebetulnya gue serius, gue ngga mau pacaran dulu."
Aldo menyeringai. "Siap ajuga yang ngajak lo pacaran?"
Carissa melemparkan tatapan pembunuhnya. "NYEBELIN!" pekiknya.
"Iih, iya, iya, bercanda! Sensi banget sih," gerutu Aldo.
"Ini serius, Do. Sahabatan oke kan?"
Aldo menghela napas dalam-dalam. Dia benar-benar lega, seolah-olah semua beban di hatinya terangkat. Setidaknya dia tahu, hati Carissa miliknya. "Oke."
"Terus?"
"Oh iya, pertunangan Lista sama pacarnya udah direncanain. Haha, untung waktu itu dia minta maaf. Kalo ngga, hubungan kami bakal garing banget,"
"Lo ngga marah diduluin ade lo?"
"Kenapa harus marah?" Carissa memandang aneh.
"Lo kan kakak yang lebih tua dari dia. Tapi dia malah lebih dulu tunangan daripada elo," kata Aldo datar. "Jelas-jelas dia kemudaan sedangkan lo udah ketuaan."
"Sialan lo!" Carissa menonjok bahu Aldo. "Ketuaan? Gue sama Lista kan cuma beda setaon!" dumelnya. Selama beberapa saat, suasana hanya diisi umpatan dari Carissa.
"Rissa..." sela Aldo, menatap Rissa lekat-lekat. Yang ditatap mendadak merasa rikuh berat.
"Apa?"
"Gue cinta sama lo,"
Carissa nampak shock berat mendengarnya. "Ap... Apa..."
"Gue serius kok." Aldo mengangkat bahu. "Gue cuma pengen ngomong aja, betewe."
"Do...?" Carissa menatap dengan ekspresi kaku.
"Kenapa?"
"Ngga apa kan... Kalo kita sahabatan aja?"
Sebenarnya hati Aldo mencelus, tapi dia mencoba tersenyum dan berhasil. "Ya ngga pa-pa dong. Gue berharap kita bisa bersikap biasa kok."
"Beneran kan?"
"Iya," angguk Aldo sambil tersenyum. "Gue oke kok."
Carissa menghela napas lega. "Baguslah."
"Hm..."
Suasana diantara mereka mendadak hening.
"Tapi, Do,"
"Apa?"
"Gue juga."
"Hah?" Aldo terlongong dengan wajah bodoh.
"Gue juga," tegas Carissa.
"Tapi tadi..."
Carissa menyeringai. "Itu cuma ngecek doang kok. Tapi sebetulnya gue serius, gue ngga mau pacaran dulu."
Aldo menyeringai. "Siap ajuga yang ngajak lo pacaran?"
Carissa melemparkan tatapan pembunuhnya. "NYEBELIN!" pekiknya.
"Iih, iya, iya, bercanda! Sensi banget sih," gerutu Aldo.
"Ini serius, Do. Sahabatan oke kan?"
Aldo menghela napas dalam-dalam. Dia benar-benar lega, seolah-olah semua beban di hatinya terangkat. Setidaknya dia tahu, hati Carissa miliknya. "Oke."
“Kamu tau kenapa aku pindah sekolah waktu itu?”
“Kenapa? Karena aku khianatin kamu, kan?”
“Bukan itu aja. Selain itu… Aku juga ngga tahan lagi karena…”
“Ya?”
.
.
.
“Aku udah sadar bahwa… Aku jatuh cinta sama kamu.”
EPILOG END
EPILOG END
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Biarkan kami tahu kamu di sana... ;)