3 Ways to Fall In Love
Karya L
“Gue tau, hidup ini tuh nggak flat. Dan pasti ga seru kalo para remaja itu nggak ngerasain yang namanya cinta, apa suka, apa sayang sama lawan jenis. Tapi, semua hal itu nyata buat gue, dan pasti orang ga akan percaya kalo mereka enggak ngalamin sendiri.” ~ Serella Amanda
“Gue ini orang yang belom bisa dibilang remaja. Gak tau kenapa, gue ngerasa aja. Mungkin karena gue masih kudet tentang cinta kali ya.” ~ Christabelle Laura
“ Love. L.O.V.E. Kayanya gue mesti buka kamus Oxford buat cari arti kata itu. Abis, artinya gak dapet-dapet di hati gue!” ~ Janetta Krissy
Kalimat-kalimat seperti itulah yang melintas di kepala mereka kalau ditanya soal cinta. Rasanya, cinta itu tidak berarti apa-apa. Hal yang kosong, hampa, tidak penting. Padahal, buat remaja-remaja yang lain, cinta itu sangat berharga, seperti permata. Ya, pasti malu lah tiga orang tadi, kalau belum merasakannya, biasa, dibilang “kudet”.
“Kris, ke perpus yuk,” ajak Ista.
“Males gue, lu aja sana. Ella mana?” tanya
Krissy.
“Tau, dia lagi main sama anak-anak lain, gatau
kenapa mereka ninggalin kita, sejak dia kenal sama Arina, sebenernya gue kesel
banget sama Arina, tapi mau aja ya dia main sama..”
Krissy memotong pembicaraan Ista. “Diem mbak. Disini tuh banyak temen-temennya Arina. Jaga mulut lu. Kalo mau sana lakban mulut lu hahahaha,” Krissy tertawa.
Krissy memotong pembicaraan Ista. “Diem mbak. Disini tuh banyak temen-temennya Arina. Jaga mulut lu. Kalo mau sana lakban mulut lu hahahaha,” Krissy tertawa.
“Mana dulu lakbannya? Beli sendiri sono,” kata
Ista dengan nada mengejek.
“Gue kantong kering neng. Minta aja sama
Fedra,” Lalu Krissy meninggalkan Ista dengan wajah sarkastiknya.
“Krissy!!” Ista berlari mengejar Krissy, tak
disadari Krissy sudah meninggalkan Ista sangat jauh.
***
“Eh, Ista. Sendirian? Temen-temen lo mana?”
tanya Priska.
“Tau, mereka sibuk sendiri-sendiri. Ke perpus
yuk.” ajak Ista lagi.
“Ayo, gue juga mau cari info buat tugas IPS.”
Priska tersenyum.
Priska dan Ista langsung pergi ke
perpustakaan. Ternyata, di dalam perpustakaan sudah ada Ella dan Fedra.
“La, ehh lu baca CantikCeria yang baru?” tanya
Ista.
“Iya, lu mau liat ramalannya ya. Bentar-bentar…”
Ella dengan semangat membuka ramalan yang ada
di majalah CantikCeria itu.
“Zodiak?”tanya Ella.
“Sagitarius.”
“Bagi lu yang jomblo, lu akan cepet dapet
cowok minggu ini, dan dijamin cowok itu akan langgeng sama lu.” Ella tersenyum.
“HAH? Serius Demi Apa?” Ista hanya bisa kaget.
“Cie… Hahahahaha, moga-moga bener ya ,” Ella
tertawa riang.
“Kan gue belom cukup umur, La.. Lu aja sana
deh yang pacaran,” Ista mengernyit.
“Keep be woles. Nanti lu akan ngerasa asik di comfort
zone lu.” Ella tersenyum.
“Oke my BFF,” Ista tersenyum ceria sambil
mengedip.
Tiba-tiba Krissy datang.
“Eh, kayanya seru banget disini ya. Ada apaan
sih?” tanya Krissy.
“Ahaha engga. Ini lagi baca zodiak di majalah CC baru. Zodiak?” tanya Ella.
“Capricorn.”
“Minggu ini akan jadi minggu yang gak keduga
buat lu. Soalnya ada seseorang yang akan ngubah hidup lu minggu ini. Kalo feeling
gue sih cowok ya, Kris.. Kayaknya BFF gue pada mau dapet cowok, gue kapan yak.
Kayaknya bertahun-tahun lagi deh. Gue di woles-wolesin aja sih, lagian gue
belom siap buat galau-galauin cowok,” kata Ella.
“Hahahahaha…” keempat cewek yang belum pernah
mengenal cinta itu tertawa bersama-sama, dan tidak percaya cinta akan datang
pada mereka.
“Selamat ya buat kalian berdua. Ehh iya ulang
tahun gue bentar lagi, sekitar tiga minggu lagi. Mau ngado apa hayo?”tanya
Ella.
“Rahasia dong, masa ngado dikasih tau sih?”
Krissy tertawa.
***
Kring…
Bel tanda selesai istirahat berbunyi.
Mereka pun keluar dari perpustakaan.
Fedra berjalan bersama Ella dan Krissy, dan Ista
berjalan dibelakangnya.
BRUK!
“Eh, maaf ya,” Ista menabrak seorang cowok,
dan menjatuhkan bukunya.
“Gapapa, gue gak marah kok,” kata cowok itu
sambil tersenyum.
Ista pun membantu cowok itu mengambil bukunya kembali.
“Makasih, Ista,” kata cowok itu. Cowok itu segera berjalan ke kelasnya.
“Sama-sama..” Ista tidak menyadari cowok itu sudah menghilang di
hadapannya.
“Siapa ya dia? Apa ramalan yang tadi itu bener? Dia cakep juga. Kok
gue jadi begini?” pikir Ista. Rupanya Ista sudah terpesona dengan cowok itu.
“Apa ramalan yang tadi juga bener buat yang lainnya ya? Gue penasaran…”
pikir Ista lagi, berharap teman-temannya tak mengalami hal yang sama.
Ista pun berjalan dengan riang, menuju kelasnya, 8-B.
To Be Continued
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Biarkan kami tahu kamu di sana... ;)