Karya inas suha azzahra
Bagiku harta yang berlimpah bukan membuat hidup kita semakin bahagia. Harta itu menjebak kita dalam dunia bisnis yang begitu erat. Bagiku yang paling penting di dunia ini adalah kebahagian dan kesederhanaan hidup. Aku ingin sekali hidup penuh dengan kebahagian. Andai saja hidup aku seperti itu. Harta tidak akan membawa kita kebahagian. Jika kita masih mencari harta itu berlebihan malah kita tidak bisa merasakan harta yang kita cari. Kita hanya mendapatkan sibuk, keluarga gak beres, dan capek. Jadi harta itu bukan membuat kita akan senang. Tapi, harta membuat kita sengsara. Memang, kalau kita punya harta yang berlimpah kita bisa meminta ini itu dengan mudahnya.
Bagiku harta yang berlimpah bukan membuat hidup kita semakin bahagia. Harta itu menjebak kita dalam dunia bisnis yang begitu erat. Bagiku yang paling penting di dunia ini adalah kebahagian dan kesederhanaan hidup. Aku ingin sekali hidup penuh dengan kebahagian. Andai saja hidup aku seperti itu. Harta tidak akan membawa kita kebahagian. Jika kita masih mencari harta itu berlebihan malah kita tidak bisa merasakan harta yang kita cari. Kita hanya mendapatkan sibuk, keluarga gak beres, dan capek. Jadi harta itu bukan membuat kita akan senang. Tapi, harta membuat kita sengsara. Memang, kalau kita punya harta yang berlimpah kita bisa meminta ini itu dengan mudahnya.
Andai saja papa tidak terlalu mencari harta. Aku
ingin sekali di perhatikan oleh papa. Tapi, papa saja jarang pulang kerumah.
Papa slalu sibuk dengan teman bisnis nya. Kalau papa di rumah pun. Papa asik
menelefon teman bisnisnya. Bukan bersama anak anaknya. Andai saja mama ku masih
hidup. Pasti aku bisa mendapatkan perhatian yang lebih.” Ma,,, kenapa mama
tinggalin nikita. Niki ingin mama ada di samping niki selalu.” Kata ku sambil
membayangkan ketika mama ada di sampingku.
Aku mempunyai tiga kakak tapi, ketiga nya slalu
sibuk dengan sekolah mereka masing masing. Aku ingin sekali sekolah seperti kak
adit, kak alda, dan kak nico. Aku bosan banget homeschooling. Aku ingin banget
hidup bebas seperti mereka. Yang bisa bergaul, mempunyai banyak teman.
Sedangkan aku. Aku yang tidak bisa bergaul, dan tidak mempunyai banyak teman.
Aku tau papa melarang semua aktivitas ku diluar sana. Karna papa takut kalau
nati jantung aku akan lemah dan asmah ku akan kumat. Tapi, aku bukan lemah
seperti yang papa fikirkan.
Setiap pagi aku slalu menghirup udara segar di
taman belakang ku. Agar hari hari ku bisa ku jalani dengan senyuman. Aku pernah
berfikir kalau aku adalah bukan anak papa ku. Aku berfikir begitu karna, papa
gak pernah menyayangi ku. Kenapa aku harus dibedakan didunia ini. Aku bisa
melakukan yang di kerjakan orang lain. Aku ingin sekali papa tidak membedakan aku
dengan anak anak yang lain. Banyak anak anak yang lain seperti aku hidup dengan
bebas tapi, dia tidak apa apa. Kenapa aku harus di bedakan? Apa bedanya aku
dengan orang orang yang hidup di luar sana? Aku harap papa bisa apa yang ku
ingin kan.
Waktu aku berumur 13 tahun. Papa mengizinkan ku
sekolah di tempat kak nico. Hati ku senang sekali ketika papa mengizinkan aku
bersekolah. Saat itu juga aku mempunyai teman yaitu nata, alex, dan keyla. Kami
berempat slalu tertawa bareng, tersenyum bareng, suka dan duka bareng. Sejak
saat itu aku menyadari. Bahwa dunia penuh dengan kebahagian. Tapi, kapan aku
bisa merasakan kebahagian keluarga ku. Sekarang aku ingin membuat papa, dan
kakak kakak ku bahagia karena ku. Aku tau, hidupku tak akan lama lagi. Karna
aku pernah mendengarkan pembicaraan papa dengan dokter. Aku ingin sekali disaat
hari hari terakhirku mereka tersenyum, tertawa, dan merasakan kebahagian karena
ku.
Aku slalu duduk ditaman saat matahari mulai
tenggelam. Dan aku sering menggungkap kan yang ada dalam hati ku saat matahari
mulai tenggelam.
“ andai saja keluarga ku bisa seperti keluarga
keyla. Biarpun sederhana tapi, kebahagian slalu ada dlm hidupnya.” Kata ku
sambil melihat matahari tenggelam.
“ emangnya keluarga keyla bagai mana.” Kata kak
nico tiba tiba.
Aku pun langsung melihat kebelakang.
“ engak kok kak. Gak ada.”
“ kakak tau
kok. Kamu ingin kami semua ada untuk kamu kan?”
“ engak kok. Niki gak perlu papa dan kakak .” Aku
sambil pergi meninggalkan tempat itu.
“ niki....!!! kamu kenapa?” seru kak nico.
Aku berlari menuju kamar ku.
“ kenapa kak nico nanyak soal itu. Kenapa mereka
gak mengerti. Kalau mereka mengerti kenapa mereka biasa biasa aja.” Kata ku
sendiri samabil menangis.
Aku slalu menulis diary ku saat aku mau tidur. Dan
malam ini aku menulis apa yang terjadi pada hari ini.
Dear diary.
Hari hari ku di sekolah sangat menyenangkan. Aku
bisa bisa tertawa bareng sama mereka. Tapi, hari hari ku di rumah menyedihkan.
Dirumah ku sunyi sekali. Gak seperti di rumah nya keyla. Yang slalu ramai
dengan kebahagian. Sedangkan dirumah ku sunyi senyap. Yang ada dirumah ku hanya
pembantu ku. Kakak kakak ku pulang nya slalu malam kalau gak malam sore.
Sedangkan papa ku slalu sibuk dengan kerjanya.papa ku jarang banget pulang
kerumah. Kehidupan ku dengan keyla terbalik sekali. Keluarga keyla keluarga
yang harmonis. Sedangkan keluarga ku bukan keluarga yang harmonis. Aku hanya
bisa berharap. Keluarga ku bisa seperti keluarga keyla.
Setiap pagi aku slalu di banguni oleh bibi. Aku
ingin bangun tidur ku di banguni oleh papa. “ bi,,, niki boleh tanya gak?” kata
ku masih duduk di kasur ku.
“ boleh kok non. Non mau nanyak apa?”
“ boleh kok non. Non mau nanyak apa?”
“ bi,,, kenapa mama tinggal kan aku. Kenapa papa
dan kakak kakak ku tidak peduli sama ku.”
“ non. Non gak boleh bilang begitu. Tuan sama den adit,
den alda, dan den nico sangat sayang sama non.”
“ terus kenapa mama niki tinggalkan niki?”
“ kematian itu. Tak ada satupun manusia kapan
orang itu akan mati. Mati tidak nya seseorang yang menentukan nya adalah
allah.”
“ yaudah non mandi sana. Sudah siang nih non.”
Sambung bibi.
“ iya bi.” Kata ku.
Bibi pun keluar dari kamar ku. Dan aku masih duduk
di pinggir tempat tidurku.
Sudah beberapa hari ini aku tidak minum obat ku.
Untuk apa minum obat setiap hari tapi, aku tidak sembuh sembuh juga malah semakin
parah. Ternyata hari ini disekolah ada bidang study olah raga. Padahal kalau tahu papa aku
berlari pasti aku tidak boleh bersekolah lagi. Saat aku berlari aku merasa
pusing dan jantungku rasa nya sakit sekali dan nafas ku sesak dan aku mimisan.
Dan aku terjatuh pingsan saat aku berlari. Aku langsung di lari kan ke ruang
UKS. Setelah beberapa menit aku juga belum sadar. Guru guru membawa ku kerumah
sakit. Sedang kan keyla memanggil kak nico.
“ maaf apa anda kakak nya nikita?” tanya dokter
itu pada kak nico.
“ iya,,, saya kakak nya.”
“ mari masuk.” Kata dokter itu.
“ dia mengalami koma. jantung nya nikita sangatlah
lemah. Saya dianoksa adik anda tidak akan lama lagi.”
“ maksud dokter. Hidup dia gak akan lama
lagi...!!! iya dokter.” Kata kak nico sambil menangis.
“ iya.” Kata dokter itu kepada kak nico.
Kak nico pun keluar dari ruangan dokter itu. Dan
kak nico menuju ruangan rawat ku.
“ nico,,, apa yan terjadi dengan niki niko.” Kata kak adit.
“ niki,,,”
“ niki kenapa...?”
“ niki koma kak.”
“ ayo kita bicaranya di luar saja.” Ajak kak nico.
“ nico,,, niki kenapa...?”
“ kata dokter jantung nya niki sangat lemah. Dan
kata dokter hidup niki gak akan lama lagi.”
“ apa...?” kata kak alda dengan tiba tiba.
“ itu gak mungkin kan nico.” Kata kak alda lagi.
“ itu gak mungkin kan nico.” Kata kak alda lagi.
“ jawab nico.” Kata kak adit.
“ itu benar. Niki gak akan lama lagi.”
“ sekarang dimana ruangan niki.” Tanya kak alda.
“ anggrek merah.” Kata kak nico.
Kak alda menuju kamar inap ku. Saat kak alda
memasuki ruangan ku. Kak alda langsung
memengang tangan ku dengan erat dan mencium kening ku. Sambil mencium kening ku
kak alda meneteskan air mata nya dan berkata.
“ niki,,, niki harus kuat. Niki harus bangun dari
tidur niki. Kak alda janji. Kak alda akan ada untuk kamu slalu. Kak alda sayang
sama kamu. Kak alda gak ingin kehilangan kamu. Kamu bangun ya sayang.” Kata kak
alda sambil menangis.
Sore pun telah tiba. Kak nico pulang kerumah untuk
mengambil barang barang ku yang ada di kamarku. Sehabis pulang kerumah kak nico
pun kembali ke rumah sakit.
“ ini kakak baca...” kata kak nico sambil mengasih
buku diary ku.
“ apa ini?” tanya kak adit.
“ buku diary niki.”
“ kenapa kamu bawa?”
“ di buku diary nya banyak keinginan dia yang
belum pernah kita kabulkan.”
“ ok. Kakak baca.”
Setelah satu jam kak adit membaca.
“ jadi slama ini niki tidak pernah minum obatnya.
Dan dia ingin merasakan kebahagian dan kasih sayang papa.” Kata kak adit sambil
menjatuhkan air mata nya.
“ jadi, kita semua sudah tau kan apa yang niki
ingin kan.” Kata kak nico.
“ nico, papa jam berapa sampai di sini?” tanya kak
alda.
“ satu jam lagi.”
Setelah satu jam papa pun sampai di rumah sakit.
“ niki mana?”
“ ini
ruangan nya. Papa masuk aja.”
Setelah lima menit papa melihat ku. Papa
mendapatkan telfon dari teman bisnis nya.
“ adit, alda, nico. Papa nitip niki dulu ya.”
“ papa mau kemana?” tanya kak nico.
“ papa mau kebandung sebentar.”
“ apa papa bilang. Papa mau kebandung. Papa tau
gak. Sekarang niki masih koma papa masih mikiri bisnis saja.” Kata kak nico.
“ papa tau gak. Niki ingin sekali dipeluk papa
dicium papa. Tapi, papa hanya bisa membuat niki kecewa sama papa.” Kata kak
alda.
“ papa itu bukan papa yang baik untuk kami.” Kata kak nico.
“ papa itu bukan papa yang baik untuk kami.” Kata kak nico.
“ apa kamu bilang...” kata papa sambil menampar
kak nico. Dan pergi begitu saja.
“ papa itu jahat. Papa tu munafik.” Kata kak alda
kuat.
“ alda, alda udah.” Kata kak adit.
“ kamu gak apa apa nico.” Tanya kak alda.
“ aku gak apa kok.”
“ aku gak apa kok.”
“ yaudah kamu pulang. Besok kamu kan sekolah. Biar
kakak dan alda yang jaga niki.”
“ tapi,,,”
“udah.”
Kak nico sambil mencium kening ku. Kak nico pun
akhirnya pulang kerumah.
Pagi pun telah tiba. Kak nico segera berangkat ke
sekolah.
“ kak nico...!!!” panggil alex.
“ kak nico. Bagaimana kabar niki. Apa dia baik
baik saja?” tanya nata.
“ niki,,, niki koma.”
“ apa...!!!” seru nata.
“ kak, apa boleh pulang sekolah nanti kami melihat
niki?” tanya keyla.
“ boleh. Nanti kalian naik mobil kakak aja ya.”
“ ok kak.”
Mereka pun masuk kekelas mereka masing masing.
Sehabis pulang sekolah mereka akan pergi kerumah sakit untuk menjenguk ku.
Pulang sekolah mereka langsung pergi ke rumah
sakit.
“ ini ruangan niki.”
“ iya kak.” Kata nata.
Mereka pun masuk ke ruangan ku.
“ niki, loh cepat sembuh ya.” Kata nata.
“ iya niki. Biar kita bisa bermain main bareng.”
Kata alex.
“ niki. Loh pernah bilang sama kita. Kalau loh gak
akan tinggalin kita semua.” Kata keyla.
“ keyla,,,!!!” panggil kak nico pelan.
“ iya kak.”
“ boleh kakak bicara sama kamu sebentar?”
“ ya, kak.”
“ key, niki pernah ada cerita ke kamu?” tanya kak
alda.
“ iya niki sering banget cerita papanya.”
“ terus.” Kata kak adit.
“ dia pernah bilang sama keyla. Dia ingin
mempunyai papa dan mama yang sayang sama dia. Dan dia juga ingin kak nico,kak....”
“ kak alda, dan kak adit.” Sambung kak nico.
“ ya. Dia
ingin sekali hidup bahagia bersama keluarganya. Dia ingin di hari hari
terakhirnya membuat orang orang di sekitarnya bahgia dan tersenyum abadi.”
“ terus. Niki pernah bilang. Waktu dia duduk
ditaman saat matahri mulai tenggelam. Dia bilang keluarga kamu penuh dengan
kebahagian. Papa dan mama kamu dan kakak kamu sangat menyayangi kamu.” Tanya
kak nico.
“ iya dia memang pernah datang kerumah keyla. Saat
dia datang kerumah keyla. Keyla gak tau kalau niki datang. Waktu itu kami
sekeluarga lagi bercanda.”
“ itu aja yang niki ceritakan sama kamu.” Kata kak
adit.
“ iya kak.” Kata keyla.
“ kak saya masuk sebentar ya.” Kata keyla.
Keyla pun masuk keruangan ku.
“ niki,,, kami pulang dulu ya.” Kata nata.
“ cepat sembuh ya niki.” Kata alex.
Mereka bertiga keluar dari ruangan ku.
“ loh,,, kalian mau kemana?” tanya kak adit.
“ kami pulang dulu ya kak.” Kata alex.
“ oh iya. Hati hati ya.”
“ iya kak.”
Mereka bertiga pun pulang kerumah mereka masing
masing
Sudah lima hari aku koma. Dan hari ke enam aku
sadar. Dan waktu aku sadar aku berkata.
“ mama,,,mama jangan tinggalin niki. Mama kenapa
papa jahat sama niki.” Kata ku sambil siuman.
“ kak adit,,,” panggil kak nico.
“ niki dah sadar.” Kata kak alda.
“ niki,,,”
“ kakak,,,” kata ku pelan.
“ mama mana? Tadi mama ada bersama niki.”
Sambung ku.
“ niki, sekarang kamu Jangan banyak bicara dulu.
Besok kak adit akan cerita kan semuanya.” Kata kak adit.
Kak adit pun mengajak kak nico, dan kak alda
keluar.
“ kak alda mau kemana?” tanya ku dengan suara
meringkih.
“ kakak keluar sebentar ya.”
Kak alada pun keluar dari ruangan ku.
“ alda kamu
jaga niki dulu ya.” Kata kak adit.
“ kakak mau
kemana?” tanya kak alda.
“ kakak mau ke bandung cari papa. Nico, kamu
ikut!”
“ iya kak.” Kata kak nico.
“ aku titip niki ya. Jaga dia baik baik. Kalau ada
apa apa telfon kami.” Kata kak nico.
“ jangan khwatir. Aku akan jaga niki.”
Kak adit dan kak nico pergi mencari papa kebandung.
Mereka pergi ke vila yang baru saja di beli papa. Ternyata papa ada di vila.
“ pa,,, papa...” panggil kak adit.
“ pa,,, papa...” panggil kak adit.
“ ada apa.” Kata papa.
“ adit, nico. Kalian kenapa ada di sini?” tanya
papa.
“ niki sudah sadar pa. Aku mohon papa sekali aja
buat niki merasa nyaman di dekat papa.”
“ iya pa. Nico mohon. Apa perlu nico berlutut sama
papa.”
“ gak usah. Papa akan kesana kok.”
“ makasih pa.”
Kak adit, kak nico dan papa pun menuju rumah
sakit. Sesampai mereka sampai di rumah sakit dokter memanggi papa.
“ bapak papa nya nikita...?” tanya dokter itu.
“ iya saya papa nya niki.”
“ pak. Tadi saya baru periksa niki. Jantung nya
sangat lemah sekali. Kami para dokter tlah mendiaknosa. Hidup nya gak akan lama
lagi.”
“ dokter, saya mohon sembuhkan anak saya.”
“ jalan satu satunya adalah cangkok jantung.”
“ ok dok. Saya akan bayar berapapun dokter mau.
Yang terpenting anak saya sembuh dok.”
“ ok saya akan cari siapa yang mau mengasih
jantung nya.”
Papa pun keluar dari ruangan dokter. Papa menuju
ruangan ku dengan meneteskan air mata.
“ pa, papa kenapa?” tanya kak adit.
Papa hanya diam saja. Papa masuk keruang ku dan
memelukku.
“ sayang papa minta maaf ya. Papa janji papa akan
slalu untuk kamu. Papa akan slalu disamping kamu saat duka dan suka.” Kata papa
sambil mencium jidat aku.
“ niki udah maafin papa kok. Papa benar papa gak
akan ninggalin niki lagi.”
“ iya.”
“ kenapa papa menangis. Papa jangan menagis. Niki
ingin melihat papa tersenyum melihat niki.” Aku sambil menghapus air mata papa.
“ kak adit, kak alda, dan kak nico.sini!!!”
panggilku.
Papa, kak adit, kak alda, dan kak nico memelukku
dengan kasih sayang dan penuh dengan kebahagian.
Setelah tiga Minggu aku di rumah sakit akhirnya
aku boleh pulang. Ternyata papa dan kakak membuat kejutan. Mereka membawa aku
ke tempat yang indah.” Is magic.” Kata ku melihat pemanadangan kota bandung
dari ketinggian sungguh indah.
“ nata, alex, keyla. Kalian disini.” Kata ku
terkejut melihat mereka datang tiba tiba.
“ iya dong. Kami bertiga slalu tau kamu di mana.”
Kata keyla.
“ pasti kalian di jemput kak nico kan.”
“ loh kok tau sih.” Kata alex.
“ orang dari tadi kak nico gak ada.” Kata ku.
“ oh ya. Aku akan kasih sesuatu yang indah pada
kalian. Ayo..!!!” ajak ku.
“ sini biar
aku yg dorong kursi roda kamu.” Kata alex.
Aku mengajak mereka ke tempat yang aku lihat tadi.
Dan kami semua nginap di vila baru yang papa beli beberapa bulan lalu.
Pagi pun tlah tiba. Papa telah siapkan sarapan
untuk kami semua.
“ alda, adit, nico. Banguni mereka.” Suruh papa.
“ alda, adit, nico. Banguni mereka.” Suruh papa.
“ ok pa.”
Kak alda membangun kan ku dan membantuku untuk
duduk di kursi roda. Sedangkak kak adit dan kak nico membanguni alex, nata, dan
keyla. Kami semua menuju ruang makan dengan mata yang masih kantuk.
“ slamat pagi peri cantik papa.”
“ pagi pa.” Kataku masih dengan mata tertutup.
“ ayo sekarang. Kalian semua sarapan dulu. Nanti
kita akan jalan jalan mengelilingi kebun teh.” Kata papa.
“ ok pa. Niki sarapan dulu ya.” Kata ku tiba tiba.
Mereka semua terkejut mendengar suara ku dengan
tiba tiba. Dan mereka semua tertawa.
Selesai sarapan kami pun berangkat dengan menaiki
mobil.
“ niki kamu sama papa. Alda kamu sama alex. Nico
kamu sama nata. Adit kamu sama keyla.” Atur papa ku.
Pertama sekali kami kota bandung dulu. Sehabis itu
kami baru ke kebun teh.
“ waw...” kata ku.
“ sini papa bantu.” Papa sambil membantuku turun
dari mobil dan menaikan ku di kursi roda.
“ niki ayo kesana.” Ajak keyla.
“ jagan lupa ya jaga anak om.” Kata papa.
“ ok om. Kami akan jaga niki.” Kata alex.
“ hati hati.” Teriak papa.
Aku pun bersama mereka mengelilingi kebun teh
tersebut. Sedang kan papa dan kakak berdiri melihat aku dari ke jauhan.
“ kalian sudah dapat jantung untuk niki?” tanya
papa kepada kak alda, adit, dan nico.
“ belum.”
“ niki harus mendapatkan jantung itu secara cepat.
Kalau lima bulan nanti belum ada juga donor jantung untu niki. Papa rela kok
jantung papa untuk niki.”
“ tapi pa, niki ingin papa dalam hidupnya.” Kata
kak nico.
Selama aku berjalan jalan di kebun teh. Aku
berjumpa dengan anak laki laki yang sebaya dengan ku.
“ hai,,,” kata anak laki laki itu pada ku.
“ hai juga.” Kata ku.
“ nama kamu siapa?”
“ nama ku nikita. Panggil aja niki. Oh ya, nama
kamu siapa?” tanya ku.
“ nama ku pandu.”
“ ohhh,,, rumah kamu di mana?”
“ rumah ku gak jauh dari sini.”
Tiba tiba alex, nata, dan keyla datang.
“ hey,,, kamu siapa?” kata alex.
“ alexxx,,,” kata ku.
“ nama ku pandu.” Kata anak laki laki itu.
“ pandu aku harus kesana dulu ya. Maaf ya pandu.”
Kata ku.
“ iya gak apa apa kok.”
Kami menuju ke mobil dan kami meninggal kan pandu.
Kami pun pulang ke jakarta. Kak alda, kak adit, dan kak nico mengantar mereka
pulang. Dan aku telah sampai dirumah.
“ pa,,, tadi waktu niki di kebun teh niki jumpa
dengan seorang anak laki laki yang sebaya sama niki.” Kata ku sambil di dorong
papa ke kamar ku.
“namanya siapa?”kata papa sambil menggangkat ku ke
tempat tidur
“ nama nya pandu. Lain kali kita main ke rumahnya
ya pa.”
“ iya. Sekarang kamu tidur dulu ya.” Sambil mencium kening ku dan mematikan lampu.
Semenjak itu papa dan kakak sudah jarang untuk pulang malam. Aku pun
bisa membuat mereka tersenyum dan tertawa bersama
mereka. Rasa nya senang sekali bisa berkumpul bersama papa dan kakak. Ke inginan ku menjadi kenyaatan
dalam hidup ku. Fikir ku ke inginan ku berkumpul bersama papa dan kakak tidak tercapai.
Lima bulan kemudian aku koma kembali. Karna
jantung ku sangat sangat lah lemah. Papa membawa ku ke amerika. Karna rumah
sakit di indonesia belum mendapatka donor jantung untuk ku. di amerika ada
seorang dokter dari indonesia. Dia adalah dokter pribadi papa.
“ dok, apakah sudah dapat pendonor jantung anak
saya?” tanya papa dengan kwatir.
“ maaf pak. Kami belum juga mendapatkan donor
jantung untuk anak bapak.”
“ kalau bengitu saya rela kok jantung saya untuk
anak saya.”
“ ok pak. Mari kita tes darah.”
“ pa,,, papa gak boleh pa!” kata kak alda.
“ udah papa gak apa apa kok.”
Setelah satu jam kemudian hasil darah nya tidak
cocok dengan nikita. Kak adit, kak alda, dan kak nico juga tidak cocok dengan
nikita.
Beberapa hari kemudian aku sadar.
“ papa,,,” kata ku dengan suara menahan kesakitan.
“ iya niki.” Kata papa.
“ niki boleh minta kertas dan pulpen.”
“ boleh.” Papa smabil mengasih kan.
“ makasih pa. Papa, kak adit, kak alda, dan kak
nico bisa keluar dulu.”
“ tapi,,,” kata papa.
“ niki mohon pa.”
Aku menulis surat untuk papa. Surat ku yang
berisi.
untuk
papa, kak adit, kak alda, dan kak nico.
Pa, kak adit, kak al, dan kak nico makasih telah
membuat hidup niki menjadi berharga. Terimah kasih karena kalian telah
mengabulkan ke inginan niki sebelum niki meninggal. Niki senang banget bisa
melihat papa dan kakak kakak niki bisa tersenyum dan tertawa bersama niki
biarpun itu sebentar. Papa niki bisa melihat apa yang papa, dan kakak kakak
niki yang dilakukan. Niki melihat papa dan kakak kakak niki dari atas sana
bersama mama. Pa maaf kan niki ya kalau selama ini niki bandel sama papa dan
kakak. Pa jika niki nanti tidak ada di dunia ini. Papa lupakan niki ya. Papa
jangan menangis. Niki gak ingin melihat papa dan kakak menangis. Biarpun niki
tlah tiada niki bisa melihat papa dan kakak dia atas sana. Niki janji niki dan
mama akan jadi peri kebahagian untuk papa dan kakak kakak niki. Oh ya pa, papa
tolong sampai kan ya kepada alex, nata, dan keyla. Papa bilang sama mereka. Aku
mengucapkan terima kasih kepada mereka. Karna mereka telah membuat hidup
menjadi berarti. Kalian semua jangan pernah bersedih ya. Aku gak ingin melihat
kalian semua menangis karna ku. aku ingin kalian tersenyum karna ku biarpun aku
tlah tiada. Biar pun aku tlah tiada. Tapi, kalian tidak tiada di hati ku.
kalian semua akan slalu ada di dalam hatiku. Terima kasih karna kalian telah
membuat hidup ku berarti biarpun itu sebentar. I LOVE YOU. Kalian semua tlah
membuat ku bahagia.
NIKITA
Gak lama kemudian aku pun meninggal.
“ dokter,,,dokter,,,” kata papa ku histeri.
“ saya mohon bapak keluar sebentar.”
Setelah lima menit kemudian.
“ dokter gimana dengan anak saya. Apa dia bisa
ditolongkan kan dokter?” tanya papa.
“ maaf pak. Kami tidak bisa menolong anak bapak.”
“ maaf pak. Kami tidak bisa menolong anak bapak.”
“ apa...?” kata papa langsung ke ruangan ku sambil
menangis.
Akhirnya aku di bawa ke jakarta. Aku di makam kan
di dekat kuburan mama ku. dan selesai pemakaman dokter itu mengasih surat ku
kepada papa.
“ apa ini dokter?” kata papa ku.
“ ini surat dari niki pak. Saya mendapatkan surat
itu di tangan nya.”
“ terima kasih dokter.”
Waktu sampai di rumah papa membaca sura dari ku.
“ gak,,, gak mungkin.” Kata papa menangis.
“ pa, nico juga belum bisa terima semua ini pa.
Tapi, semua ini kenyataan pa. Semua ini harus bisa kita terima pa. Biarkan niki
bisa bahagia di atas sana bersama mama pa. Biarkan dia menjadi peri kecil.”
Kata kak nico menangis.
“ kenapa ini semua harus terjadi sama niki. Kenapa
gak aku aja...!!!” kata kak alda menagis.
“ pa, alda, nico kita harus ikhlas kan niki. Agar
niki bisa di terima di atas sana. Adit tau kita semua belum bisa menerima ini
semua. Tapi ini adalah kenyataan. Bagaimana pun kita harus ikhlas kan niki pa,
al, nico. “ kata kak adit sambil menangis.
Setelah beberapa hari aku meninggal akhirnya
mereka bisa menerima ku. dan aku tlah menjadi peri kecil dalam kehidupan
mereka.
SELESAI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Biarkan kami tahu kamu di sana... ;)