Selamat datang di Kumpulan Cerpen Remaja dan Anak! Silahkan mengunjungi satu per satu cerpen dari para penulis kami!
Bisa mulai ditelusuri dari Authors yang berisi profil kami, kemudian Become Author untuk mengirim karya atau pun menjadi penulis tetap. Melanjutkan atau malah langsung menuju Daftar Cerpen yang berisi cerpen terposting di blog lama maupun baru pun oke. Ada yang kurang? Tanyakan di Information. Berkelana sesuka hati saja, deh! Welcome!
Welcome to KCRdA weblog | take parcitipate with us | read stories | comment | send stories

Jumat, 14 Februari 2014

[Valentine's Festival] As Myself

As Myself
Karya R


"Bisakah kamu memandangku sebagai diriku sendiri?"

Sebaiknya baca dulu The Reason.
PROLOG
"Apa kamu akan selalu memandang aku sebagai Vinna?" tanya gadis itu pedih. "Apa kamu tahu bahwa aku adalah Venna, bukan Vinna? Bisakah kamu memandangku sebagai Venna?"
"Aku... Aku..." Rendi terbata.
"Apa kamu memang tidak bisa melupakan Vinna?"
"A-aku..."
"Kurasa kamu memang hanya mencintai Vinna, Ren. Aku sama sekali tidak kamu pandang sebagai diriku sendiri. Kamu memintaku jadi pacarku hanya agar kamu bisa melihat sosok Vinan dalam diriku. Aku beda, Ren, aku beda dari Vinna. Aku bukan dia dan ngga akan pernah menjadi dia."
"Ven..."
"Rendi, aku rasa aku tidak sanggup lagi. Terimakasih, paling ngga kamu sudah sedikit menghiburku dengan memintaku menjadi pacarmu."
"Aku minta maaf..."
"Maaf? Kamu pikir kamu bisa menghilangkan luka ini dengan kata maaf?"
Kata-kata sarkastik itu membuat emosi Rendi melejit. "Baik, baik! Pergi saja kamu! Pergi!"
"Baik, aku pergi." Venna menunjukkan senyum manisnya. Berusaha menujukkannya untuk terakhir kali.
"Argh," jerit Rendi frustasi.
---
Ini sudah hari keduapuluh Venna menghilang. Aku merasa sangat frustasi dan menyesal. Karena ini salahku, aku selalu mengulang kesalahanku!
Kenapa aku memanggilnya Vinna?
Ya Tuhan! Vinna, maafkan aku. Aku mengingkari janjiku untuk menjaganya baik-baik. Nyatanya aku gagal menjaga perasaannya!
Aku sadar, aku mencintainya.
Ini  hari Valentine dan aku akan melewatkannya tanpa pasangan. Venna, tolong, baliklah! Aku cemas banget! Astaga, kamu dimana, Ven? Aku minta maaf! Aku tahu aku salah!
Aku rasanya tidak bisa hidup tanpa Venna. Aku sadar aku mencintainya, dan aku rasa aku memang tidak panats untuknya.
Aku telah menyakitinya.
Vinna, aku benar-benar minta maaf telah menyakiti saudarimu.
"Kak Rendi?"
"Ah, Vidia!" Aku memkik girang. Dia adalah adik dari si kembar Vinna-Venna. "Aku boleh tahu dimana Venna?"
"Venna ngga pengen ketemu kakak dulu katanya." Duh, anak ini sangat polos. Ven, Vin, aku minta maaf harus membohongi adik kalian.
"Tapi kakak pengen ketemu sama dia,"
"Oke deh. Kak Venna lagi ada di  kampusnya. Akhir-akhir ini kak Venna sibuk banget deh kuliah. Kadang pulang malah malem banget."
Duh, Venna, maafkan aku!
"Makasih, Vidia!" Kuselipkan permen di tangan anak berusia 8 tahun itu.
***
Kulangkahkan kakiku ke kampus Venna. Aku sudah sering ke sini sejak dulu. Kami memang beda kampus.
Ah, aku melihat sosok Venna. Seketika hatiku merasa sangat senang. Ini kesempatanku!
"Venna!"
Gadis itu menoleh dan terlihat terkejut melihatku. Segera ia menghidariku, tapi tentu saja dia takkan bsia menghindar dariku!
"Ven, Venna, dengarkan aku, please."
"Ada apa lagi?" tanya Venna terdengar tidak sabar saat aku menahan tangannya.
"Ada yang perlu aku jelaskan."
"Semua sudah jelas kan, Ren, ngga ada yang perlu dijelaskan! Aku permisi,"
"Ven, Venna, dengarkan aku," Aku kembali menahan tangan Venna. "Aku mencintaimu." Kuselipkan sebatang coklat ke tangannya. Tentu saja, tiada Valentine tanpa coklat kan?
"Bohong," Aku menyadari suaranya sudah mulai pecah karna tangis.
"Aku sungguh, Ven. Aku mencintaimu. Aku akui aku salah karena memandangmu sebagai Vinna, tapi sejak Vinna muncul waktu itu aku tahu aku mencintaimu. Aku minta maaf, aku minta maaf," Aku menghela napas. "Aku memang salah, aku tahu itu. Karena itu aku mohon maafkan aku, please?"
Gadis ini memang benar-benar mengejutkan. Dia mengagetkanku dengan memelukku dan rasanya benar-benar bahagia. "Terimakasih..." bisiknya lirih. Tapi aku tahu ada senyum di sana. "Terimakasih... Aku juga minta maaf dan aku sudah memaafkanmu,"
Aku melepas pelukannya dan ia terlihat menyembunyikan wajahnya. Oh, dia menangis. Kuangkat wajahnya dan kuhapus air matanya. "Jangan nangis," bisikku. "Happy Valentine's Day, Venna,"
Secercah senyum terbentuk di wajahnya.
"Terimakasih telah memandangku sebagi diriku. Happy Valentine's Day, Rendi."
---
EPILOG
"Vin, maaf ya aku sempat menyakiti perasaan kembaranmu tersayang ini. Tapi kami sudah baikan kok," ucap Rendi merangkul Venna di depan makam Vinna.
"Aku yakin Vinna sedang mengataimu bodoh, Ren," tawa Venna.
"Aku memang pantas mendapat makiannya. Tapi aku juga pantas mendapat pujiannya karena telah membuatmu tertawa seperti ini kan?" Rendi mencubit gemas pipi Venna.
Venna hanya tertawa kecil lalu meletakkan sebuket bunga di makam Vinna. "Makasih Vin, makasih udah relain dan bantuin untuk nyadarin Rendi bahwa dia mencintaiku." Kemudian Venna dan Rendi tertawa bersama.
"Ya, makasih banyak Vin. Makasih banyak udah bantu nyadari aku bahwa aku mencintai Venna," tawa Rendi. "Kamu bisa tenang di alam sana."
Kemudian keduanya melangkah pergi. Dari jauh terlihat keduanya sedang tertawa-tawa sambil bergandengan tangan dan diantara kedua belah tangan itu terdapat sebuah coklat.
Coklat yang manis, semanis adegan ini kan?
Keduanya tentu tidak tahu bahwa sosok samar Vinna sedang tersenyum memandang keduanya. Bahagia. "Aku menyayangi kalian berdua," bisikannya terdengar samar. "Happy Valentine's Day, ya. Bahagia selamanya."
Desau angin membawa bisikan itu dan seketika Rendi dan Venna tersentak, berhenti berjalan, dan saling berpandangan. "Tadi...?"
Kemudian keduanya tertawa bersama menyadari apa itu. "Thanks Vinna. Happy Valentine's Day," ucap keduanya kompak, lalu berderai tawa bersama.
END

Note:
Selamat Hari Valentine. Cerpen ini saya mohon maaf dibuat dengan waktu pas-pas-an dan semoga masih bisa menyenangkan hati. Sekali lagi selamat Hari Valentine!
Saya menyayangi kalian semua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Biarkan kami tahu kamu di sana... ;)