Lala karmila
Sebutan yang tepat untuknya adalah cowok keren namanya Rezavi dwi Renggar, di sekolah ku biasa di panggil Enggar oleh orang tua dan sahabat serta orang-orang di sekitarnya. Dia adalah si cowok manis, berwajah tampan, bermata sipit, berkulit putih kemerah-merahan, dan berbody saxy, memang memikat banyak perhatian cewek-cewek di Sekelilingnya.
Pandai matematika dan bahasa inggris itu ciri khasnya, memang idaman setia wanita, tapi siapa tahu nasipnya dalam bercinta, memang tidak bisa di tebak dari wajah handsome nya.
Awalnya dia sekolah di salah satu SMA di Bengkulu. Tapi saat ini dia jadi siswa baru di SMA ku. Awal kenal sama Enggar aku memang sempet naksir sama dia, tapi sayangnya dia udah jadian sama sahabat ku sendiri namanya Hany.
Baru dua minggu Enggar jadi siswa baru di sekolah ku, dia sering kali jadi bahan pembicaraan para cewek-cewek genit terutama teman kelas ku sendiri.
Pernah sekali aku makan bareng sama Enggar di kantin, dia masih saja ngerayu-rayu aku, padahal dia udah pacaran sama sahabat ku sendiri.
Katanya aku manis, bikin dia gemes.
Ahhhh. . . Itu cuma gombal aja, bagiku cowok setampan dia cuma mau bikin GR aja.
Memang aku sering menghindar darinya, tanpa sepengetahuan Hany, Enggar sempet ngajak aku jadian, pas kami ketemuan di sebuah KF
" Amel,, aku tau kox. Hany itu sahabat kamu, tapi kamu tau kan aku suka sama kamu, maka dari itu aku pengen kamu jadi pacar aku, soal Hany itu kecil, Detik ini pun aku bisa kok mutusin dia,, kamu gak usah khawatir," Ucap Enggar dengan penuh keseriusan. Matanya yang menusuk membuat aku tak bisa menolak, dan akhirnya akupun jadian sama Enggar.
Tiga hari berlalu aku jadian sama Enggar, dia sepertinya sayang banget sama aku, dia gag pernah lupa buat sms aku, dia selalu ngingetin aku buat jangan telat makan, dan masih banyak lagi, pokoknya gag nyesel deh jalan bareng cowok sekeren dia.
Hari kelima menjelang keenam Enggar mulai berubah, di sekolah dia sering kali menghindar, alasannya dia banyak tugas, maklum kakak kelas yang serba pusing menghadapi tryout minggu depan katanya. Dia sering kali ku temui di perpustakaan, memang agak mencurigakan, dia sering ku lihat sama Hany. Baca buku berdua.
Setelah mendapat banyak kabar ternyata Hany sama dia belum putus.
Kesal dan marah itu yang membuat emosiku meluap-luap, pengen rasanya aku mencakar-cakar, wajahnya yang tampan itu. Walaupun mungkin aku gak tega.
Hari ke 7 pas seminggu, Enggar sudah malas sms aku, kadang smsku pun gag dia bales, menyebalkan.
Pada saat yang tepat aku mengintip Enggar bersama Hany, yang lagi berduaan di perpustakaan, aku melempar Enggar dengan buku matematika yang aku dapati di atas lemari, dengan secepat mungkin Enggar berteriak kesakitan, dia segera menghampiri ku. Perang mulutpun tak bisa dihindari aku memarahi Enggar habis-habisan hingga semua orang yang berkumpul di sana diam seribu bahasa.
Selain itu juga Enggar mendapat tamparan luar biasa dari Hany membuat pipinya bebercap merah telapak tangan Hany. Hany juga tak menyangka Enggar selingkuh sama aku, padahal kata Hany dia tak pernah putus sama Enggar.
Beberapa menit berlalu, tiba-tiba datang dua cewek menghampiri yang ternyata pacar Enggar juga. Mereka ramai-ramai memaki Enggar, entah nasip apa yang di deritanya setelah itu.
Keesokan harinya Enggar tak ku temui di sekolah entah kenapa, siangnya akudatang kerumah Enggar, kata mamanya Enggar seharian ini tak keluar kamar. Tiba-tiba ku dapati dia di dapur ku lihat,luka memar-memar di pipinya. Dia tersenyum tipis menatap ku. Entah harus bilang apa sama dia, setelah kemarin aku caci maki dia tanpa ngerem sedikit pun.
"masih ada yg perduli sama aku, , , " Enggar bicara sama aku.
" sorry,, gar aku bkannya perduli sama kamu, tapi aku pengen tau gimana kamu setelah di beri pelajaran sama cewek-cewek kamu itu ".
" aku nyesel. . . "
" apa.. Percuma kamu nyesel, toh kamu udah babak-belur".
"mungkin gag ada lagi yang mau percaya sama aku,,, tapi kali ini aku serius "
" serius tentang apa. . ?"
"kalo cuma kamu yang perduli sama aku.mau jenguk aku"
" maksud kamu, , "
"ya aku memang play, tapi tujuan ku mencari yang terbaik dari semua cewek-cewek aku, dan itu kamu, , , "
" terus kamu mau apa??"
"akumau kita balikan "
" semudah itu kah??"
"tapi,, terserah kamu, aku memang pantas begini,, gag papa kok aku mengerti".
Entah apa yang harus ku ucapkan Enggar memang benar-benar tulus dalam ucapannya. Baru kali ini aku melihatnya bicara bersama air mata, akhirnya aku bicara.
"iya,,, aku percaya,, ". Mendengar itu, Enggar tersenyum dan segera mendekap tubuh ku, dengan ketulusan aku percaya perubahan yang dia alami.
Senjata makan tuan, itu yang tepat buat dia.
^TAMAT^
Nama saya lala, asal dari bengkulu utara, saya sangat hoby menulis, cerpen ini merupakan cerpen ke 108 saya. Saya punya blog alamatnya http://ohhlalakarmila.mywapblog.com bisa di kunjungi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Biarkan kami tahu kamu di sana... ;)