Selamat datang di Kumpulan Cerpen Remaja dan Anak! Silahkan mengunjungi satu per satu cerpen dari para penulis kami!
Bisa mulai ditelusuri dari Authors yang berisi profil kami, kemudian Become Author untuk mengirim karya atau pun menjadi penulis tetap. Melanjutkan atau malah langsung menuju Daftar Cerpen yang berisi cerpen terposting di blog lama maupun baru pun oke. Ada yang kurang? Tanyakan di Information. Berkelana sesuka hati saja, deh! Welcome!
Welcome to KCRdA weblog | take parcitipate with us | read stories | comment | send stories

Minggu, 25 Januari 2015

[CERPEN LOMBA] 1. moment of my dreams

1. moment of my dreams
inas suha azzahra


Aku tau, hidupku sangat beruntung. Karna, aku terlahir dari keluarga yang lebih dari berkecukupan. Tapi, dibalik itu semua. Aku menyimpan kesedihan dalam kehidupan ku. kekayaan yang ku miliki bukan membuatku bahagia. Tapi, kekayaan yang ku miliki membuat hidup ku tak ada keharmonisan dalam keluarga ku. papa yang slalu sibuk dengan usuran nya. sedangkan ketiga kakak ku sibuk dengan sekolah dan teman temannya. Kalau mama ku, sudah lama meninggal.


Aku ingin sekali, papa dan ketiga kakak ku sangat perhatian dan sayang pada ku. aku ingin mereka minyisihkan waktu nya sedikit saja untuk ku. dan aku juga ingin sekolah seperti anak anak lain nya. aku bosan homeschooling. Aku tau, apa alasan papa menghome schoolingkan ku. karna, aku mempunyai jantung yang sangat lemah. Aku tau, papa sangat sayang sama ku. tapi, aku juga perlu diperlakukan seperti anak anak lain nya. yang bisa menikmati dunia dengan bebas. Dan bisa bersosialitas dengan orang orang disekitarnya. Dan papa juga melarang ku untuk keluar rumah. Mungkin, bisa dihitung kalau aku keluar rumah.
Saat aku berada di taman depan rumah. Aku melihat ada seorang nenek nenek yang sedang mengemis di gerbang rumah ku. aku mendatangi nenek itu. Ternyata, nenek itu sedang meminta uang kepada orang orang. Aku melihat nenek itu dengan pakaian yang kumuh dan sedikit jorok. Aku, menyuruh nenek itu masuk ke rumah ku. nenek itu ku beri makan. Dan selesai makan, nenek itu bercerita pada ku. bahwa, sekarang cucu nya sedang demam tinggi. Nenek itu tidak punya uang untuk membawa cucu nya ke rumah sakit. Maka dari itu, nenek itu mengemis. Aku gak tega melihat nenek itu. Sebentar aku beranjak dari meja makan. Dan aku pergi keberangkas papa. Aku menggambil uang papa dari berangkas dengan nilai satu juta. Uang itu ku beri pada nenek itu. Agar nenek itu bisa membawa cucunya berobat.
Saat malam tlah tiba. Aku mendengar suara bertengkar nya kak aldrian dan kak adrian. Mereka tidak pernah akrab, walaupun mereka berdua saudara kembar. Setiap mereka pulang, pasti mereka bertengkar. aku tak tau apa yang mereka pertengkari? Mungkin, masalah kepribadian mereka. Kalau kak aldo bisa dihitung kalau dia pulang kerumah ini. Rumah ini slalu sepi. Di rumah ini hanya ada aku. Dan pembantu pembantu ku. sedih banget hidupku. Setiap massa slalu begi, slalu sepi dan sendiri dan tanpa kebahagian yang ku miliki.
Entah mengapa, papa memanggil teman nya untuk mengurus diri ku. dia baik, lembut, dan seperti seorang ibu. Dia adalah tante lila. Dia tau sgala kesedihan yang kurasakan. Saat pertama kali dia datang dalam hidup ku. aku berfikir kalau dia akan membuat hidup ku semakin hancur. Ternyata itu salah. Tante lila, sering membawa ku jalan jalan. Aku senang banget, bisa kenal dengan tante lila. Aku merasa, sejak kedatangan tante lila dalam hidupku aku merasakan kebahagian.
Saat aku duduk ditaman aku bercerita pada tante lila. “ tante, maksih udah buat aku bahagia.” Kata ku pada tante lila. “ sama sama bi. Tante juga senag bertemu dengan kamu bintang.” Kata tante lila. Dan aku pun memeluk tante lila. Sayang,,, tante lila hanya tinggal bersama ku sebulan. Semenjak tante lila pergi dalam kehidupan ku. aku merasa hidup ku seperti yang dahulu.
Saat aku kedapur. Aku melihat ada seorang anak perempuan sebaya dengan diri ku. aku pun menghampirinya. “ hai...” kata ku. dan anak perempuan itu pun menoleh pada ku. tiba tiba bik inem datang. “ maaf non, bibik gak bilang bilang dulu sama non. Kalau bibik bawak anak bibik kesini. Maaf non.” Kata bik inem. “ gak apa bik. Kan dia bisa jadi teman aku.” Kata ku tersenyum. “ mina, ayo sini!” kata bik inem memanggil anak nya untuk berkerja. “ bik, biar dia temani aku. Bolehkan bik?” kata ku tersenyum lagi. “ boleh non.” Kata bik inem. Dan aku pun membawanya ke kamar ku. “ oh, ya... nama kamu siapa? Nama ku bintang. Biasa dipanggil ‘Bi’.” Kata ku. “ nama saya mina non.”. “ sini... jangan duduk dibawah dong. Kan kotor.” Kata ku. “ gak apa apa non. Saya juga udah bisa duduk dibawah non.” Kata mina merendahkan diri. “ udah sini, duduk di samping ku.”kata ku. dan mina pun duduk disamping ku. aku pun bermain main dan bercerita cerita pada nya.
Saat pagi tlah tiba. Aku melihat mina mau berangkat ke sekolah. Aku pun bergegas turun kebawah. Saat aku menghampiri mina. Aku memohon pada nya agar aku bisa ikut kesekolah nya. “ mina, kamu mau kesekolah ya?.” Tanya ku. “ iya non. Emang kenapa non?” “ aku boleh gak ikut kamu ke sekolah? Please... boleh ya.”kata ku memohon pada mina. “ tapi non, saya harus bilang sama ibu saya dulu. Bukan saya gak mau, kalau non ikut dengan saya. Tapi, saya takut dimarahi.” “ please... jangan bilang. Kalau kamu bilang. Itu sama aja, kalau aku gak boleh ikut kesekolah kamu. aku mohon... sekali aja.” kata memohon sekali lagi pada nya. dan mina pun mengizinkan ku untuk pergi ke sekolahnya.
Saat di sekolah, aku melihat mina dengan teman temanya. Dia mempunyai banyak teman. Dan di kelasnya dia juga juara. Dia pandai bergaul. Gak seperti aku, gak bisa bergaul dan tidak mempunyai teman. Mina, memang anak yang terlahir dari keluarga yang kurang. Tapi, kasih sayang dari orang tuanya gak kurang. Hidupku sangat terbalik dengan kehidupan mina.
Saat pulang sekolah. Aku meminta mina, agar dia mengajari ku menaiki sepeda. Karna, seumur hidup ku aku tidak pernah menaiki sepeda. Dan baru kali ini aku menaiki sepeda. Saat aku belajar menaiki sepeda aku pun terjatuh. Dan dagu ku pun berdarah. Mina segera menyembuhkan luka ku.
Ternyata orang orang di rumah menyari ku. “ non, non kenapa? Dagu non kenapa?” kata bik inem panik.” Dan gara gara aku, mina jadi kenamarah “ mina, kamu bawa kemana non bintang?” “ bik, ini semua bukan salah mina, ini salah saya bik. Saya memaksa nya.” Kata ku. Dan bik inem pun langsung menyuruh mina menyembuhkan luka ku. “ maaf ya mina. Gara gara aku kamu kena marah sama ibu kamu.” “ iya non gak apa.”
Setelah beberapa hari dari kejadian itu. Mina pulang kekampung nya. Dan sekarang aku gak punya teman lagi deh dirumah.
Malam hari nya papa pulang. Fikir ku papa pulang untuk bersama ku. Ternyata salah papa dirumah hanya untuk mengambil file file nya. Aku ingin sekali papa menyisihkan waktunya hanya untuk bersama ku. Dan pagi nya papa langsung pergi keluar negri untuk urusannya.
Gak berapa lama papa pergi. Kak aldrian pulang kerumah. Dan dia menanyakkan papa. Aku tau kenapa kak aldrian menanyakkan papa. Karna dia, ingin meminta uang kepada papa. “ bi, papa mana?” tanaya kak aldrian pada ku. “ papa baru pergi.” Kata ku. Dan kak aldrian pun langsung keluar dari kamar ku. “ kak!” panggil ku. Dan kak aldrian pun menoleh kepada ku. “ kak, ada yang ingin ku bicarakan sama kakak.” Kata ku. Dan kak aldrian mendekati. “ kamu ingin bicara apa?” “ kenapa, sekarang kakak, kak adrian, kak aldo udah jarang pulang kerumah? Dan kenapa, jika kalian semua pulang kerumah slalu bertengkar? Dan kenapa aku gak bisa sebebas seperti kakak?” “ bi,,, jangan urus kakak! Kakak udah gede! Jadi kamu gak usah urusin urusan kakak! Dan kamu itu terlalu bodoh! Kamu, terlalu patuh semua yang apa papa bilang!” “ tapi, kak. Papa kan orang tua kita. Siapa lagi yang harus kita hormati selain papa. Kita hanya punya papa kak!” “ kakak tau, tapi kalau kamu slalu jadi boneka papa. Kamu gak akan pernah bisa merasakan dunia remaja kamu!” kata kak aldrian langsung meninggalkan ku.
Saat sarapan pagi. Aku pun masih terfikir apa yang kak aldrian bilang pada ku. Aku bukan boneka papa atau balita ataupun hewan peliharaan papa. Aku mempunyai hak untuk bebas dan merasakan massa remaja ku.
Saat malam tiba. Aku pun berfikir apa yang dikatakan kak aldrian ada benarnya. Dan aku memutuskan untuk pergi dari rumah ini. Mungkin ini jalan satu satu nya agar aku bisa merasakan dunia remaja ku. Sebelum aku meninggalkan rumah, aku meninggalkan surat yang ku taruh di atas bantal. Dan surat itu berisi. Pa, kak aldrian, kak adrian, kak aldo. Aku pergi dulu ya. Jangan cari diri ku. Aku bisa jaga diri ku. Aku tau yang mana yang terbaik bagi diri ku. Yang dikatakan kak aldrian pada ku benar. Aku bukan boneka papa, atau balita ataupun hewan peliharaan papa. Aku udah cukup besar. Jadi, aku tau mana yang terbaik bagi diri ku. Aku akan pulang. Jika aku telah mendapatkan apa yang ku ingin kan.
Bintang.
aku tak tau harus kemana lagi. Saat aku berjalan di pasar tiba tiba perut ku tersa lapar dan kepala ku pusing. Dan akupun terjatuh pingsan. Saat aku sadar aku melihat nenek yang pernah ku tolong. Dan disamping kiri ku ada seorang laki laki yang lebih kurang umurnya sama dengan kakak kembarku. Dan nenek itu memberiku makan. Dan aku pun menceritakan kepada nenek kenapa aku bisa di pasar.
Aku memohon kepada nenek itu agar aku bisa tinggal di rumah nenek itu untuk beberapa hari. Rumah nenek nina memang sangat jauh dengan rumah ku. Rumahnya sangat sederhana, tapi mereka bahagia. Gak seperti ku, mempunyai rumah yang jauh lebih bagus dari pada rumah nenek nina. Tapi, aku tak pernah merasakan kebahagian di rumah ku sendiri.
Nenek nina tinggal bersama cucu nya. Yaitu syifa dan kak hammka. Syifa adalah adiknya kak hammka. Kak hammka sangat sayang pada syifa. Aku ingin ketiga kakak ku sangat sayang dan perhatian pada ku. Biarpun syifa tuna wicara dan tuna rungu, dia tetap semanggat untuk menggapai cita cita nya. Aku sangat salut dengan syifa dan kak hammka. Biarpun mereka terlahir dari keluarga yang bisa dikatakan kekurangan. Tapi, mereka punya semanggat yang kuat untuk menggapai cita cita nya.
Saat malam tlah tiba. Aku, nenek, dan syifa tidur di dalam satu kamar yang hanya beralas tikar dan tilam yang tipis. Kamar nya tidak begitu besar. Sedangkan kak hammka tidur di ruang tamu. Aku gak bisa tidur, aku pun bangun. Betapa beruntungnya diri ku slama ini. Dan aku pun menangis, betapa beruntungnya diri ku slama ini, kataku dalam hati.
Saat matahari tlah mulai menampakan diri nya. Akupun bangun dari tidur malam ku. Saat aku keluar dari kamar, semua bergegas untuk pergi bersekolah. Ternyata, syifa sekolah seperti anak anak yang umumnya. Ternyata, dibalik kekurang syifa ada kelebihan nya. Aku sangat bangga sama syifa. Kalau syifa jadi aku, pasti dia dihomeschoolongkan sama papa. sama seperti diriku sekarang.
Saat syifa sudah pulang sekolah. syifa juga berjualan koran dan berjualan minum, rokok, dan yang lain lainnya. syifa berjualan, dia gak ingin menyusahkan kak nya dan nenek nya. Kak hammka berkerja di perusahaan papa ku. Dia menjadi cleaning service. Memang menjadi cleaning service itu gajinya gak seberapa. Dan kak hammka juga sekampus dengan kampus nya kak aldrian dan kak adrian.
Saat syifa mau berjualan. Aku meminta syifa agar aku bisa ikut dia berjualan di jalan raya. Pertama syifa tidak mau kalau aku ikut bersama nya. Tapi, aku memohon kepada nya agar aku bisa ikut. Dan akhirnya syifa mengizinkan ku. Sebelum berangkat berjualan. Aku harus mengubah penampilan diri ku. Jika tidak mengubah penampilan diri, bisa bisa aku ketahuan.
Saat aku menjuli koran kepada orang lain. Aku melihat syifa menjualkan minumnya kepada kakak aku. Saat kak aldrian mau membayar nya kepada syifa. Kak aldrian menjatuhkan saja uang nya. Dia tidak memberikan nya dengan baik baik. Aku pun datang ke mobil kak aldrian.
Saat jendela mobilnya di tutup. Aku ketuk jendela mobil nya. Dan aku pun marah marah kepada kak aldrian. Tok tok... “ permisi,,, apakah kakak gak bisa. Kasih uang kepadanya dengan sopan?”kata ku. “ kamu siapa sih. Orang miskin aja belagu banget!.” “ dengar ya kak! Kami tau, kalau kami orang miskin. Dan kakak orang kaya. Tapi, kenapa kakak gak punya sopan santun ya? Apa papa kakak gak pernah ajari kakak sopan santun?” kata ku mulai marah. “ kamu itu anak kecil! Jadi jangan belagu!” “ kenapa, emang iya kan. Kalau kakak gak punya sopan santun.” “ ambil nih... uang kakak! Kami gak perlu uang dari kakak!” sambung ku lagi. Dan aku pun kasih uangnya kembali.
Aku gak suka dengan orang yang sombong. Biarpun itu papa ku, kakak kakak ku. Aku akan memarahi nya. Dan untung saja kak aldrian tidak mengenal ku. Aku tau, kak aldrian belum tau kalau aku kabur dari rumah. Saat aku dan syifa selesai berjualan. Tiba tiba jantung aku sakit. Rasanya aku mau pingsan. Saat aku hampir terjatuh, kak hammka memenggangku. “ kamu kenapa bi?” kata kak hammka. “ kak, tolong ambil obat ku yang berwarna putih yang di tas.” Aku pun meminum obat nya. Aku baru terigat. Kalau aku gak boleh marah marah. Jika aku marah marah, jantung aku akan terasa sakit.
Saat dirumah kak hammka pun menanyakan sesuatu kepada ku. “ bi, tadi kamu kenapa? Kata syifa kamu habis marah marah ya? Kamu marah marah sapa siapa?” tanya kak hammka. “ aku mempunyai jantung yang lemah, jadi aku gak bisa marah marah. Aku marah sama kak aldrian. Mungkin syifa bisa jelaskan sama kakak. Aku mau istirahat sebentar.” Kata ku. “ yaudah,,, kamu istirahat aja dulu.” Kata kak hammka meninggalkan ku sendiri.
Saat aku duduk duduk di luar rumah. Aku melihat bintang jatuh. Dan aku berdo’a agar papa dan kakak kakak ku bisa berubah. Tiba kak hammka datang dengan membawa martabak. “ hey,,, ini ada martabak untuk kamu? Kamu suka enggak?” “ makasih ya kak. Aku suka kok.” Kata ku tersenyum. “ oh ya, tadi waktu kamu bercerita sama kakak kamu punya kakak yan nama aldrian ya?” “ iya” “ dia mempunyai kembaran kan. Dan kembaran nya itu bernama adrian ka?”kata kak hammka. “ iya” “ terus mereka kuliah UI kan?”sambung kak hammka lagi. “ iya, kakak kok tau semua nya. Itu perfek banget kak.” Kata ku heran. Ternyata kak hammka kenal dengan kakak kembar ku. Dan aku pun bercerita cerita tentang kakak ku.
Besok pagi nya saat di kampus kak hammka menanyakan tentang diri ku pada kak adrian. Saat di kantin kampus kak hammka bertemu dengan kak adrian. Kak hammka pun mendekati kak adrian. “ adrian kan?” tanya kak hammka. “ iya. Kamu siapa? Kamu kok kenal aku?” “ aku hammka. Siapa sih orang yang gak kenal kamu. Oh, ya. Aku dengar dengar dari kelas aku. Kalau kamu jual sabu sabu. Itu benar gak sih?” tanya kak hammka pura pura tidak tau. “ iya. Emang kamu mau beli?” “ enggak aku Cuma nanya aja. Oh ya. Loh punya adik kan?” “ iya. Aku punya adik dua. Satu laki laki dia kelas 2 SMA. Dan yang cewek kelas 2 SMP.” “ loh, sayang sama adik loh?” tanya kak hammka. “ pasti lah. Mana mungkin seorang kakak yang membenci adik nya.” “ terus, adik yang paling kamu sayangi siapa?” tanya kak hammka. “ adik gue yang cewe lah. Nama nya bintang. Aku kasih han sama dia. Dia slalu jadi boneka papa. Dia terlalu menuruti apa yang di katakan pada.” “ apa dia sekolah?” “ dia gak sekolah. Dia homeschooling, papa melarang nya untuk sekolah. Karna dia mempunyai jantung yang lemah.” “ jika, loh sayang sama adik loh dan kasihan sama dia. Tapi, kenapa loh jarang pulang kerumah? Kan kasih dia sepi dan sendiriaan disana.” Kata kak hammka. “ aku tau. Tapi, papa ku aja jarang pulang kerumah.” Kata kak adrian. Dan kak hammka terdiam sebentar. “ oh ya, apa loh memakai sabu sabu?” taya kak hammka pada kak adrian. “ ya gak lah. Bodoh banget sih kalau gue pakai sabu sabu. Masa depan gue bakalan hancur jika aku memakai sabu sabu kali.” Kata kak adrian. “ terus, tujuan loh jualan sabu sabu apa dong?” “ tujuan gue adalah agar nanti aku bisa tertangkap oleh polisi dan di penjara dan papa ku bisa berubah. Itu adalah tujuan aku dan aldrian. Biarpun kami udah besar, tapi kami ingin diperhatikan.” “apa gak ada cara lain. Agar kalian bisa mendapatkan perhatian dari papa kalian. Entah dengan mendapatkan nilai A atau prestasi prestasi lainnya. Mungkin kalian bisa mendapatkan semua apa yang kalian inginkan.” “ udah kami lakukan. Tapi hasil nya nihil.” “ oh ya, ibu kamu kemana?” tanya kak hammka pura pura tidak tau. “mama ku sudah lama meninggal. Sejak mama meninggal, kami gak pernah mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari orang tua kami.” “ kalau boleh tau, mama loh kenapa meninggal nya?” “ mama ku meninggal saat melahirkan bintang.” “ apa dia tau kenapa mama nya meninggal?” “ enggak. Kami merahasiakan dari nya. Kami semua takut, jika dia tau kalau mama meninggal karena waktu melahir kan nya. Kami semua bilang pada nya. Kalau mama ku meninggal karena kecelakaan.” “ apa alasan kalian membohongi nya?” “ dia punya jantung yang lemah, sama seperti almarhumah mama ku. Kami takut, jika kami kasih tau hal itu pada bintang. Kami takut dia akan marah dan jantung nya akan sangat lemah.”kata kak adrian. “ terus, kapan loh pulang? Ya... jika loh sayang sama bintang. Pasti loh akan pulang.” “ gue akan temani dia. Abis latihan basket, aku akan pulang. Dan aku akan ajak dia jalan jalan.” “ oh ya. Aku pergi dulu ya. Aku hal yang harus ku kerjakan.” Kata kak hammka.
Slama beberapa Minggu aku tinggal dirumah kak hammka. Mereka pun mencari ku. Mereka mencari ku melalui koran dan media telivisi. Kak hammka dan nenek menyuruh ku untuk pulang. Tapi aku masih ragu untuk pulang kerumah. Slama aku tinggal bersama nenek. Hidup ku merasa lebih bermakna dari yang sebelumnya. Aku sudah menggap nenek, syifa, dan kak hammka sebagai keluarga ku. Dan kini, aku harus meninggal kan mereka. Aku sedih, harus meninggalkan mereka aku sayang banget sama mereka.
Saat aku jalan menyeberang jalan tiba tiba. Ada sebuah mobil berkelajuan cepat. Rasa nya aku tak bisa lagi untuk berjalan menghindari mobil itu. Aku terpaku, rasa nya kaki ku ada yang mehanan. Dan aku pun tertabrak dengan mobil itu. Aku tercampak dari jalan. Aku pun berdarah darah. Orang orang pun langsung mengelubingi ku. Tiba tiba kak adrian muncul. Dan kak adrian langsung membawa ku kerumah sakit.
Saat dirumah sakit. Kak adrian langsung menelefon papa agar pulang. Tapi, handphone papa tidak aktif. saat kak adrian menunggu ku operasi. Kak adrian ditangkap polisi. Kak adrian bingung kanapa dia bisa ditanggkap polisi. “ apa benar anda bernama adrian?” tanyak pak polisi itu. “ iya.”
“ pak, kenapa tangan saya diborgol? Apa salah saya pak.” “ anda bisa jelaskan dikantor nanti.” “tapi pak, saya lagi nungguin adik saya operasi pak!” “ kami akan jaga adik kamu. Slama kamu masih di proses.” “ tapi pak.”kata kak adrian. Dan kak adrian pun di bawa ke kantor polisi.
Saat dikantor polisi disana ada kak aldrian dan kak aldo juga. Mereka ditanggkap polisi. Dan kak adrian lagsung tau kenapa dia ditanggkap oleh polisi. Saat mereka di penjara, kak adrian meminta kepada pak polisi agar kak adrian bisa menelefon kak hammka. Agar kak hammka bisa jaga aku di rumah sakit slama mereka belum bebas dari penjara.
Setelah beberapa hari aku koma. Papa pulang dari amerika. Papa membawa bunga yang indah. Dia membawa bunga itu pulang. Entah mengapa papa membawa bunga. Saat papa masuk kerumah papa memanggil manggil ku. “ bi... bintang. Bintang sayang. Papa udah udah pulang. Papa bawa hadiah loh untuk kamu. Kita jalan jalan yuk.” Paggil papa dari bawah. Tiba tiba bik inem datang kepada papa. “ bik, bintang mana ya bik?” tanya papa tidak tau. “ eehhmm... non bintang. Kecelekaan tuan. Non bintang masuk rumah sakit, dan sekarang non bintang koma tuan.” Kata bik inem takut. Papa pun langsung menjatuhkan bunga nya. Dan papa langsung kerumah sakit.
Saat dirumah sakit. Papa melihat kak hammka yang ada di samping ku. Papa tidak menghiraukan nya. Papa pun langsung memeluk ku. Dan papa menangis. “ bintang.” Kata papa meneteskan air mata nya. “ maafin papa bintang. Papa sayang kamu. Jangan tinggalin papa sayang.” Kata papa menangis. Saat papa lagi bersama ku. Kak hammka pun keluar dari ruangan ku.
Saat papa keluar dari ruangan ku. Papa pun berbicara dengan kak hammka. “ kamu siapa?” tanya papa pada kak hammka. “ saya hammka om.” Jawab kak hammka. “ kamu ngapain disini?” “ saya jangain bintang om.” “jagain??? Emang nya kakak kakak nya bintang kemana?” “ maksud om. Adrian, aldrian, dan aldo?” “ iya” “ mereka,,, di penjara om.” “apa? Kamu bohongkan?” “ gak om. Saya benar. Saya disuruh adrian untuk jaga bintang slama om belum pulang dari amerika.” kak hammka dan papa pergi kepenjara untuk menjeguk kak adrian, kak aldrian, dan kak aldo. Sebelum mereka berangkat ke penjara papa menelefon bik inem agar kerumah sakit untuk jagain aku dirumah sakit.
Saat mereka sampai di penjara mereka pun bertemu dengan kak adrian, kak aldrian, dan kak aldo. Papa yang wajah nya mulai marah. “ kalian itu malu maluin papa tau!” kata papa. “ maafin kami. Kalau kami sudah buat papa malu.” Kata kak adrian “ tolong bebasin kami pa. Aku ingin jaga bintang pa.” “ kalian itu gak becus jaga adik kalian. Kakak apa kalian?!” kata papa marah. “ papa yang gak becus jadi seorang ayah!” kata kak aldo pada papa. “ apa kamu bilang! Papa gak becus!” kata papa menampar kak aldo. “ kalau papa becus jadi seorang ayah. Apa papa penah perhatikan kita? Apa papa perna nayak gima kabar anak anak nya? Apa papa pernah jadi pelindung kami? Papa itu gak pernah lakuin itu semua! Papa slalu sibuk dengan orang lain. Papa gak pernah ada buat kita. Papa tau gak. Bintang itu kabur dari rumah! Karna, dia merasa kalau papa jadikannya boneka papa. Papa slalu atur dia. Papa slalu mendikte dia! Kalau papa gak percaya. Papa baca surat dari dia!” kata kak aldrian kasih surat aku kepada papa. Papa pun membaca nya. “ papa udah tau kan. Slama ini papa jadikan dia boneka papa.”
Dan tiba tiba kak hammka berbicara. Kak hammka mencerikan kepada mereka bahwa slama aku kabur dari rumah, aku tinggal bersama kak hammka. Dan semua udah jelas permasalahan nya. Dan kak adrian, kak aldrian, adan kak aldo besok sudah bisa bebas dari penjara.
Keesokan hari nya pun mereka datang kerumah sakit untuk melihat aku. Saat dokter datang, dokter menyuruh papa untuk datang keruangan dokter itu. Dan kata dokter kepada papa kalau aku tidak bisa berjalan, tidak bisa melihat, dan tidak bisa berbicara. Pita suaru ku rusak. Dan kaki aku retak. Dan jika aku ingi melihat kembali, aku harus operasi mata.
Slama dua Minggu lebih aku koma. Disaat aku terbaring koma mereka menunggu ku.
Saat aku sadar dari koma. Aku pun membuka mata ku. Tapi, kenapa aku gak bisa melihat dan kenapa saat aku mau berbicara aku gak bisa berbicara. Dan saat aku ingin menggerakkan kaki ku, kaki ku tidak bisa bergerak. Aku pun menangis dan menjerit jerit. “ bintang... ini papa. Kamu tenang ya sayang.” Kata papa memenggang tangan ku. Aku pun menghentakan tangan ku dengan tangan papa. Aku pun semakin marah. Aku gak ingin melihat papa dan kakak kakak ku lagi. Aku benci sama mereka. Saat kak hammka yang berbicara aku pun terdiam. Aku meraba dan mencari tangan kak hammka. “ bintang, ini kak hammka.”
Setelah seminggu aku sadar. Aku pun diperbolehkan dokter untuk pulang. “ bi, hari ini kita udah bisa pulang. Kita pulang yuk.” Kata papa. Aku pun langsung mengambil pulpen dan buku kecil. Aku menulis di buku kecil itu bahwa aku tidak mau tinggal bersama papa ku. Tapi, aku ingin tinggal bersama kak hammka.
Selama dua Minggu aku tinggal dirumah kak hammka. Saat kak hammka mau menyulangkan ku bubur. Kak hammka membujuk ku agar aku mau pulang kerumah ku. Kak hammka bilang, kalau papa dan kakak kakak ku sudah berubah. Mereka akan menyisihkan waktu nya untuk ku. Aku tak tega rasanya, ketika kak hammka memohon pada ku. Dan akupun terpaksa harus memenuhi permintaan kak hammka. Smoga aja yang dikatakan kak hammka itu benar.
Keesokan hari nya aku pun pulang kerumah. Saat aku berjumpa dengan papa, papa langsung memeluk ku. Sebenarnya, aku benci dipeluk papa. Tapi, ini demi kak hammka. Setelah satu jam aku dirumah, kak hammka berpamitan untuk pulang. Aku sedih, ketika kak hammka pulang. Aku takut, kalau aku akan sendirian dirumah ini.
Setelah seminggu aku tinggal dirumah. Papa mengajak ku ke villa baru nya. Papa baru beli villa itu sebulan yang lalu. Dan aku menyuruh papa untuk ajak kak hammka. Papa pun menyetujui nya.
Saat sampai di villa. Aku di dipinggir danau dekat villa. Papa bilang pada ku, bahwa donor mata ku sudah ada. Aku senang banget ketika mendengar nya. Dan saat itu juga hubungan aku dengan papa dan kakak kakak ku mulai membaik.
Kami tidak lama lama di villa. Karna, aku mau operasi mata di bandung. Hati bahagia dan dekdek kan banget ketika aku mau operasi mata. Smoga, operasi ini berjalan dengan lancar. Ternyata, semua nya berjalan dengan lancar. Slama beberapa hari mata ku masih ditutupi dengan perban. Aku sudah tidak sabar, ingin rasa nya ku buka perban itu.
Saat dokter telah memperbolehkan aku untuk membuka perban dimata ku. Suster pun langsung membuka nya dengan perlahan. Saat perban itu sudah terbuka semua. Akupun membuka mata ku, kulihat orang orang yang di sekitar ku dan aku pun tersenyum. Aku pun langsung memeluk papa.
Keesokan hari nya. Papa mengajak ku untuk ke villa. Karna, aku ingin melihat pemandangan disekitar villa baru papa. Saat aku sampai di villa, villa itu penuh dengan taburan bunga yang indah. Hati ku senag sekali ketika aku melihat itu semua. Ternyata, hari ini hari ulang tahun aku. Aku lupa, kalau hari ini hari ulang tahun ku yang ke 14 tahun. Disana papa kasih aku hadiah yang sangat ku ingin kan dari kecil. Yaitu, baju sekolah, sepatu dan tas. Berarti aku sudah boleh sekolah sama papa. Senang banget rasanya.
Saat kami mau makan malam aku menyuruh kak hammka menjemput nenek dan syifa. Kata kak hammka rumah nenek dan syifa gak jauh dari villa ku. Kami pun menunggu mereka datang. Setelah mereka datang, kami pun makan malam dengan menu makanan yang banyak sekali.
Saat semua sudah tidur. Aku ingin kedapur untuk mengambil segelas air putih. Saat aku mau masuk ke kamar. Aku melihat, papa dengan nenek berbincang bincang. Kelihatan nya mereka berbicara suatu hal yang penting banget. Dan akupun menguping nya. “ bu, apa hammka dan syifa anak ku bu?” tanya papa pada nenek. “ iya. Tapi, syifa bukan anak kamu.” “ jadi syifa itu siapa bu?” “ syifa adalah bayi yang dibuang oleh orang tua nya. Ibu menemukan nya di pinggir jalan. Dan hammka gak tau kalau syifa itu bukan adik nya.” Kata nenek. “ sampai kapan kamu menyimpan rahasia ini semua pada anak anak kamu?” sambung nenek lagi. “ ini belum saat nya bu. Aku butuh waktu lagi untuk memberi tau ini semua pada anak ku.” Kata papa. Aku pun langsung pergi ke kamar. Aku takut ke tahuan papa.
Saat papa masuk ke kamar ku. Aku menceritakan sama papa. Bahwa tadi malam aku mendengar percakapan papa dengan nenek. Dan aku pun meminta penjelasan dari papa. Papa pun menjelaskan nya pada ku. Bahwa, dalu papa mempunyai istri selain mama ku. Dan kak hammka adalah kakak aku, dan kakak nya kak aldo. Kak hammka lahir ditahun yang sama dengan kak aldrian dan kak adrian . jadi, umur mereka sama. Setelah kak hammka lahir, papa pun menceraikan istri simpanan papa. Dan saat itu juga papa gak pernah tau di mana meraka tinggal. Dan baru sekarang papa mengetahui anak dari istri simpanan papa. Dan sebenar nya papa tidak W#&c!&t2! Mama. Makanya, papa mempunyai istri simpanan. Istri simpanan nya itu lah wanita yang papa C17t2!.
Aku menyuruh papa untuk bilang kepada kak hammka. Bahwa, kakak hammka adalah anak papa. Tapi, papa tetap saja tidak mau memberi tahu kepada kak hammka. Saat kami semua kumpul di ruang keluarga papa memberitahu kepada kami semua bahwa kak hammka adalah anak papa. Dan kak hammka terkejut mendengar itu semua. Kak hammka masih gak percaya. Dan papa pun mengajak kak hammka untuk berbicara empat mata.
Dan kak hammka memanggil nenek untuk mengunggkap kan ini semua. Dan nenek mengatakan “ itu benar hammka. Yang dibilang papa kamu benar hammka. Bahwa, kamu adalah anak nya.” “ aku gak mau punya ayah seperti dia. Ayah yang gak bertanggung jawab kepada anak nya.” Kata kak hammka marah. Kak hammka pun pergi membawa syifa dari villa ku.
Saat kejadian itu papa mengajak ku untuk pulang ke rumah. Aku ingin bertemu kak hammka. Aku kangen sama kak hammka. Aku menyuruh supir ku untuk antar aku ke villa. Saat aku sudah sampai di villa. Aku ingin sendiri di villa ini.
Keesokan hari nya aku pergi kerumah nenek dan syifa. Kata nenek, kak hammka pergi ke luar negri untuk bekerja. Saat aku mau menyeberang jalan tiba tiba ada mobil yang berkelajuan cepat. Rasa nya roda kursi ku tidak bisa ku dorong. Tiba tiba ada seseorang yang mendorong kursi roda ku. Saat orang itu menolong ku, dia pun tertabrak dengan mobil itu. Dan saat kursi roda ku di dorong, aku pun terjatuh. Tapi, aku gak apa apa. Ternyata, orang yang telah menolong ku adalah syifa. Dan dia tertabrak oleh mobil yang berkelajuan kencang. Syifa penuh dengan darah. Aku pun berusaha naik kekursi roda. Dan aku pun langsung menghampiri syifa.
Saat aku sudah di dekat syifa. Aku memeluk nya, aku menjerit meminta tolong kepada orang orang. Tapi, gak ada orang pun yang mendengarkan jeritan ku. Aku pun langsung menelefon papa untuk datang ke puncak. Gak berapa lama aku menelefon papa. Orang orang berdatangan. Mereka datang hanya untuk melihat. Mereka tidak menolong nya, dan kak aldo datang. Kak aldo membawa syifa dan aku kerumah sakit.
Saat syifa di bawa ke rumah sakit. Nyawa syifa sudah tidak bisa tertolong lagi. Syifa tlah banyak kehabisan darah.
Saat dari kejadian itu. Aku gak bisa memaafkan diri ku. Karna, gara gara diriku syfi meninggal. Dan sejak dari kejadian itu. Aku sudah bisa berbicara kembali.
Setelah seminggu syifa meninggal kak hammka pulang dari luar negri. Saat aku duduk dipinggir danau dekat villa ku. Aku pendengar suara kaki yang melangkah menuju diri ku. Saat aku melihat kebelakang. Ternyata, orang itu adalah kak hammka. Akupun memeluk nya. Hati ku senang sekali ketika melihat kak hammka. Entah mengapa aku gak ingin kehilangan kak hammka dari hidup ku.
Saat aku dan kak hammka duduk duduk di pinggir danau. Aku dan kak hammka pun berbincang bincang di bawah matahari terbenam. “ slamat ya bi.” Kata kak hammka. “ slamat apa kak?” tanya ku heran. “ slamat atas perjuangan kamu.” “ maksud kakak?” “ sekarang kamu udah bisa berjalan dan bicara kan?”kata kak hammka. Dan aku pun menggangguk kan kepala ku sambil tersenyum. Dan kak hammka pun memeluk ku.
Kak hammka udah bisa menerima ini semua. Kak hammka udah mau tinggal bersama ku, papa, kak adria, kak aldrian, dan kak aldo. Aku senang sekali, ketika aku mendengar kalau kak hammka mau tinggal bersama ku.Keesokan harinya aku dan kak hammka pun pulang ke rumah.
Saat sampai dirumah. Papa berada di halaman belakang. Aku pun memanggil papa. Saat aku berada halaman belakang rumah aku melihat papa sedang membersihkan motor ke sukaan nya. Aku pun menyuruh papa untuk segera ke ruang tamu. Saat papa melihat, kak hammka pun langsung memeluk papa. Mungkin, kak hammka terharu kali.
Keesokan malam nya kami pun kevilla kembali. Disana kami berkumpul seperti keluarga yang besar. Kami makan malam bersama sama di dekat danau. Saat aku berdiri dipinggir danau. Kak hammka mendekati ku. Dan kak hammka sambil berbicara “ inikan yang kamu tunggu dari dulu.” Dan aku pun tersenyum. Dan papa pun mengampiri diri ku. Saat papa berada disamping ku. Aku mengucapkan happy birthday pada papa. “happy birthday pa.”Kata ku. Kak aldo pun langsung membawa kue tar nya kepada papa. Dan papa pun memeluk kami semua.
Disana kami tertawa bareng dan bercanda bareng. Dan ini adalah moumen yang tak pernah terlupakan dalam sejarah hidup ku. Dan baru kali ini, aku merasakan kebahagian yang sesungguhnya. Dan momen ini lah yang ku tunggu sejak dulu.


the end

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Biarkan kami tahu kamu di sana... ;)