Selamat datang di Kumpulan Cerpen Remaja dan Anak! Silahkan mengunjungi satu per satu cerpen dari para penulis kami!
Bisa mulai ditelusuri dari Authors yang berisi profil kami, kemudian Become Author untuk mengirim karya atau pun menjadi penulis tetap. Melanjutkan atau malah langsung menuju Daftar Cerpen yang berisi cerpen terposting di blog lama maupun baru pun oke. Ada yang kurang? Tanyakan di Information. Berkelana sesuka hati saja, deh! Welcome!
Welcome to KCRdA weblog | take parcitipate with us | read stories | comment | send stories

Sabtu, 01 Februari 2014

Double Lost Memories - Prolog - Cerpen Remaja

Double Lost Memories - Prolog 
Karya R


Olehmu, satu terencana dan satu tak di sengaja

Seorang gadis memandang dari balik jendela sendu. Kulitnya sepucat kertas yang belum diisi. Fokus indahnya terlihat mengamati pemandangan yang tersuguhkan disana, padahal tatapan kosong. Seolah pemandangan di sekitarnya adalah dunia putih.
Nyatanya memang iya.
Mendadak air mata menetes dari mata beningnya. Gadis itu tersentak sendiri, bingung mengapa air matanya bisa mengalir begitu saja, padahal sedih pun ia tak merasakannya.
"Carissa?"
Gadis itu tak menoleh, tetap pada posisi awalnya. Duduk di kursi roda sambil mengawasi keadaan dibalik jendela.
Seorang laki-laki yang masih bisa dibilang remaja menepuk bahunya. "Carissa?"
Gadis yang dipanggil Carissa itu menoleh, kemudian dahinya mengernyit. "Siapa ya?" tanyanya tanpa menyembunyikan nada heran yang kental.
Laki-laki remaja itu tersenyum perih. "Gue Aldo,"
Carissa hanya mengerutkan kening dan mengangkat bahu tak peduli. "Aku nggak kenal kamu," ucapnya.
Aldi hanya tersenyum hambar. Kemana Carissa yang selalu berbicara kasar padanya? Kemana Carissa yang selalu menghindarinya? Kemana Carissa yang meski membencinya tapi memahaminya?
Kemana sosok asli gadis itu?
Aldo tak ingin kehilangan lagi sosok itu.
Ini bahkan... Aldo merasa ini bukan Carissa. Dia orang yang berbeda. Dia tak lagi mengenalnya... Atau siapapun. Sama sekali tidak mengenal siapapun.
Karena... Dia mengalami amnesia.
Seluruh ingatannya luntur. Bahkan orangtuanya dan sanak-saudaranya harus mengenalkan diri ulang. Kecelakaan naas tak tersengaja itu membuat dia harus duduk di kursi roda dan terutama menghapus seluruh warna dunianya.
Bahkan sebelumnya, setelah kecelakaan naas itu terjadi, ia tidak sadarkan diri. Dengan kata lain, koma. Tidak sadarkan diri selama berbulan-bulan, sungguh tragis.
"Carissa..."
"Apa?" Satu kata itu terdengar ketus. Aldo menghela napas.
"Maaf..." Kemudian Aldo berlalu.
Carissa menyentuh jantungnya. Terasa sakit. Ada apa?
Ingatanmu bisa lari, tapi perasaanmu takkan pernah pergi
***
"Carissa..."
"Apa lagi?" ucap Carissa ketus. Ia tahu persis siapa yang selalu mengunjunginya tanpa bosan, yah meski membuatnya merasa jenuh karena selalu datang tiap hari.
Aldo.
"Hanya ingin mengunjungimu," jawab Aldo pendek lalu menarik kursi ke samping ranjang rumah sakit Carissa. Carissa membuang muka.
Aldo menghela napas. Tanpa bosan ia memandangi wajah gadis itu. Carissa merasakan jantungnya berdebar. Hal yang sangat tidak ia mengerti.
Suasana hening sejenak. Aldo menunduk pelan sementara Carissa hanya melamun dalam hening.
Setelah beberapa saat, Carissa mulai bangkit dari pembaringannya. Aldo tersentak dan menoleh. "Mau kemana?" tanya Aldo menatap Carissa lekat.
Yang ditanya hanya membisu dan berusaha meraih kursi rodanya. Dengan sigap Aldo membantu. Carissa menoleh ke arahnya perlahan, kemudian memalingkan lagi. Diusahakannya untuk bangkit. Lagi-lagi Aldo membantunya bangkit duduk.
Carissa mendengus. Ada rasa nyaman sekaligus tak nyaman di hatinya. Dicobanya untuk duduk sendiri di kursi rodanya, tak membiarkan Aldo membantu.
Aldo hanya menghela napasnya, tetap berusaha membantu Carissa. Ia sedikit memapah Carissa, meski ditepis oleh si empunya. Saat akhirnya Carissa berhasil duduk di kursi roda, keduanya menyadari posisi mereka dan seketika merasa canggung.
Tangan Aldo melingkar di pinggang Carissa, sedangkan Carissa baru menyadari lengannya melingkar di lengan Aldo. Segera mereka melepasnya. Wajah-wajah memerah itu cukup menjelaskan semuanya, kan?
Ya, perasaanmu akan selalu sama, meski ingatanmu sudah dua kali berbeda 
***
Olehmu, satu terencana dan satu tak di sengaja

Bersambung...

Note:
Sebelumnya, Happy Chinese New Year. Selamat hari raya Imlek bagi yang merayakan. Saya ucapkan semoga semakin baik dan banyak berkah di tahun ini.
Kemudian, saya atas nama seluruh tim KCRdA memohon maaf atas ke-non-aktif-an kami selama beberapa hari atau minggu ini. Kami memang terlalu sibuk dengan kehidupan nyata kami. Mohon maafnya.
Ketiga, terimakasih atas kesediaannya membaca cerpen ini.
Juga kami memperkenalkan untuk label tiap cerpen, kami menggantinya dari 'cerpen/pemberitahuan', 'anak/remaja', dan 'part/non-part' menjadi 'cerpen/non-cerpen', 'anak/remaja', dan genre dari cerpen tersebut. Untuk contoh genre, misalnya dalam cerpen ini, genrenya: romance, sedih. Oke, terimakasih atas perhatiannya, sampai jumpa, customer.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Biarkan kami tahu kamu di sana... ;)